3 Culture Shock Mahasiswa Baru di Zaman Teknologi yang Maju

Di dunia perkuliahan, yang namanya teknologi sangat berperan penting dalam melancarkan proses pembelajaran yang berbasis digital, sehingga ...

Mahasiswa baru, atau bisa disebut Maba, merupakan mahasiswa yang baru diterima masuk seleksi perguruan tinggi negeri maupun swasta. Kebanyakan mahasiswa baru mengalami Culture Shock saat memasuki dunia perkuliahan, karena memang lingkup Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan lingkup kuliah memiliki perbedaan yang cukup signifikan mulai dari peraturannya sampai sistem pembelajarannya. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa baru membutuhkan waktu untuk beradaptasi dalam lingkungan perkuliahan.

Sebagai seorang mahasiswa sekaligus akan menjadi generasi selanjutnya untuk membangun dan memajukan negara, kita harus melek dengan yang namanya teknologi. Namun bagi para mahasiswa baru mereka sedikit merasa kesulitan untuk menerapkan teknologi dalam dunia perkuliahan, karena memang penggunaan teknologi tidak diajarkan secara spesifik pada saat SMA.

Di dunia perkuliahan, yang namanya teknologi sangat berperan penting dalam melancarkan proses pembelajaran yang berbasis digital, sehingga mahasiswa mampu mengikuti perkembangan zaman di mana teknologi yang semakin maju dan canggih.

Culture Shock

Nah berikut ini, beberapa Culture Shock mahasiswa baru di zaman teknologi yang maju khususnya dalam dunia perkuliahan:

1. Penggunaan Google Slides dalam Membuat Materi Presentasi

Di zaman teknologi dan digitalisasi yang semakin maju dan canggih ini Google mengeluarkan terobosan baru berupa Google Slides di mana seseorang bisa membuat presentasi secara online dan semua orang bisa mengedit presentasi tersebut secara bersamaan.

Di SMA saya mengenal aplikasi untuk membuat media presentasi hanyalah sebatas aplikasi Power Point dan Canva. Saat saya menjadi mahasiswa baru dan untuk pertama kali merasakan kuliah dan langsung diberi tugas untuk me-review jurnal dan memasukkan hasil review tersebut ke dalam aplikasi Google Slides, pada saat itu saya merasa bingung sekaligus shock. Karena saya sendiri belum tahu bagaimana cara me-review jurnal dan cara menggunakan aplikasi Google Slides.

Memang benar aplikasi Google Slides lebih memudahkan penggunanya, karena jika kita mengedit presentasi yang kita buat maka link yang kita bagikan pada orang lain juga otomatis akan berubah isinya. Tetapi, menurut saya untuk membuat presentasi lebih enak menggunakan Canva atau Power Point.

2. Perbedaan Hard File dan Soft File

Dua istilah tersebut pasti sering kita dengar di dunia perkuliahan. Namun saat SMA dua istilah tersebut sangat jarang kita dengar karena sebagian besar tugas yang diberikan pada waktu SMA dikumpulkan dalam bentuk tertulis dan bentuk fisiknya.

Pernah suatu ketika seorang dosen meminta untuk mengumpulkan tugas laporan dalam bentuk Hard File dan Soft File, karena saya sendiri tidak tahu apa perbedaan Soft File dan Hard File akhirnya saya bertanya pada kakak saya yang memang sudah memiliki pengalaman dalam dunia perkuliahan. Setelah saya bertanya, akhirnya saya tahu perbedaan dari kedua istilah tersebut.

Hard File merupakan dokumen yang berbentuk fisik dan nyata, biasanya jika dokumen laporan Hard File-nya berbentuk printout yang dijilid. Sedangkan untuk Soft File merupakan suatu dokumen yang berbentuk file dengan format yang beraneka ragam seperti format pdf, word, excel, pptx, dan masih banyak lagi.

Nah sebagai mahasiswa baru tentunya harus tahu istilah-istilah yang sering digunakan dalam dunia perkuliahan.

3. Semua Tugas Kuliah di Kumpulkan Lewat Google Drive

Google Drive tidak asing bagi mahasiswa baru seperti saya, namun yang membuat saya shock hampir semua mata kuliah sistem pengumpulan tugasnya menggunakan aplikasi Google Drive.

Memang penggunaan aplikasi Google Drive sangat efektif dan efisien dalam mengumpulkan dan merekap tugas dari puluhan bahkan ratusan mahasiswa. Namun yang membuat saya bingung dan kaget cara membedakan link Google Drive per mata kuliah yang lumayan cukup banyak, dan terkadang link tersebut tenggelam di chat karena tertumpuk dengan link tugas yang lain.

Itu tadi merupakan beberapa Culture Shock mahasiswa baru di zaman teknologi yang maju khususnya di dunia perkuliahan, untuk meminimalisasi Culture Shock sebagai mahasiswa baru, kita harus mulai belajar mengenai hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan dalam dunia perkuliahan, khususnya belajar cara memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran agar saat kita masuk ke dunia perkuliahan tidak terlalu shock. Jadi jangan lupa terus belajar ya, sob!

Biodata Penulis:

Anisa Zuliana lahir pada tanggal 16 Juli 2005 di Boyolali. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.