Sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita tentang siswa-siswi yang sering merasa cemas, takut, dan deg-degan ketika pelajaran matematika. Matematika yang mempelajari tentang rumus dan perhitungan membuat suasana kelas menjadi tegang karena otak yang dipaksa untuk berpikir keras.
Guru yang mengajar matematika sudah dipastikan tidak menjadi langganan guru terfavorit. Hal ini karena guru matematika dinilai galak saat mengajar. Apalagi image matematika itu sendiri dinilai sebagai mata pelajaran tersulit, sehingga siswa sangat membenci dan menghindari matematika. Image guru yang galak dan mata pelajaran yang sulit akan menghasilkan nilai yang jelek pula.
Matematika memang dianggap sebagai mata pelajaran tersulit bagi beberapa siswa. Namun, di kalangan masyarakat, matematika sangat dipuja. Seorang siswa yang mahir dalam matematika akan dicap pintar di segala hal.
Seperti yang kita tahu, standar kepintaran seseorang di Indonesia dilihat dari mata pelajaran matematika. Privilege ini terjadi karena betapa langkanya siswa yang gemar matematika. Maka, penting bagi guru matematika mengatur strategi agar image galak pada guru matematika segera hilang dan matematika menjadi digemari oleh para siswa.
Sulit atau mudahnya suatu mata pelajaran bergantung pada minat dan bakat masing-masing siswa. Matematika akan lebih cocok bagi siswa yang gemar menghitung, berlogika, dan berpikir eksak.
Siswa yang tidak suka hafalan kalimat yang panjang lebar sangat cocok dengan matematika. Namun, tidak semua siswa memiliki kemampuan tersebut. Tidak jarang, matematika justru dihindari karena siswa tidak ingin berpusing ria, melogika, menghitung, dan memecahkan rumitnya suatu masalah dalam soal.
Alasan mengapa guru matematika dinilai galak saat mengajar karena rata-rata mereka menggunakan nada bicara yang keras ketika menerangkan materi. Guru matematika terkenal dengan sebutan “guru terajin”. Maksudnya, rajin memberikan tugas yang tidak tanggung-tanggung, mengadakan ulangan dadakan, dan hobi menunjuk siswa ke depan kelas untuk mengerjakan soal.
Selain itu, guru matematika terkenal dengan keaktifan kehadirannya. Mereka tidak pernah berhalangan hadir meskipun hujan, badai, angin ribut. Apapun kendalanya, guru matematika rela menerjang demi mengajar anak didiknya. Hal ini yang membuat siswa merasa jenuh belajar matematika setiap saat, apalagi bertemu dengan gurunya.
Tidak bisa dipungkiri, semua manusia tidak luput dari kesalahan, termasuk guru matematika. Mereka juga bisa marah, kesal, dan emosi ketika menghadapi siswa-siswi yang sulit memahami, sulit diatur, dan bertingkah seenak jidat sendiri. Bagian tersulit menjadi seorang guru adalah menata dan mengontrol emosi diri sendiri.
Guru matematika yang galak bukanlah menjadi masalah. Hal ini dilakukan agar siswa lebih serius dan fokus dalam belajar dan tidak menyepelekan guru maupun mata pelajarannya.
Mata pelajaran yang sulit harus diajarkan dengan cara yang ekstra agar lebih cepat dipahami. Namun, sesekali guru memberikan ice breaking di sela-sela pembelajaran agar siswa tidak bosan dan stres mabuk angka.
Guru harus bisa merangkul anak didiknya ketika mengalami kesulitan dalam memahami materi. Guru harus bisa memahami karakter setiap anak dan mengubah model pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
Sikap guru harus balance, yaitu bisa menempatkan diri kapan mereka mengajar dengan tegas dan kapan mereka mengajar dengan halus dan perlahan.
Menjadi guru matematika tidaklah mudah. Mereka tidak hanya sekedar datang, mengajar, lalu pulang. Namun, mereka mempunyai tanggung jawab yang lebih berat dan menantang karena harus menerangkan mata pelajaran yang dianggap sulit dan rumit oleh para siswa dan melawan image guru matematika sebagai guru paling killer sepanjang masa.
Namun, persepsi ini dapat dihilangkan dengan cara guru memberikan ice breaking, games, atau hiburan lain di sela-sela pembelajaran. Betapa bermanfaatnya ketika seseorang pandai berhitung, menalar, melogika, dan memecahkan persoalan masalah di dalam kehidupan sehari-hari.
Biodata Penulis:
Lisa Aisha Shaqila lahir pada tanggal 25 Oktober 2004. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa program studi Tadris Matematika di universitas K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.