Bahaya Oversharing Kehidupan Pribadi di Media Sosial

Biasanya orang membagikan sesuatu di akun media sosialnya dengan mengharapkan respon positif, namun hal itu tidak selalu terjadi. Dalam beberapa ...

Di era digital, masyarakat semakin mudah berbagi informasi di media sosial. Munculnya kemudahan ini disertai dengan tantangan yang sering disebut sebagai Oversharing. Apa itu? Oversharing adalah perilaku orang yang membagikan terlalu banyak informasi atau terlalu banyak detail tentang dirinya atau kehidupan pribadinya.

Saat ini, sebagian orang sudah kecanduan mengunggah foto dan video di media sosial. Ini karena kami menganggap jumlah like, follower, dan komentar yang diterima setiap postingan sebagai bentuk pengakuan dari orang lain. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa semakin banyak orang yang berlomba-lomba untuk aktif di media sosial.

Faktanya, media sosial sangat menyenangkan, sehingga banyak orang, secara sadar atau tidak, membagikan informasi pribadi.

Biasanya orang membagikan sesuatu di akun media sosialnya dengan mengharapkan respon positif, namun hal itu tidak selalu terjadi. Dalam beberapa kasus, ada postingan yang membuat orang bereaksi negatif, karena bisa saja secara tidak sengaja menyakiti perasaan orang lain.

Oversharing

Dengan banyaknya platform media sosial, berbagi secara berlebihan telah meluas. Terkadang kita secara tidak sadar mengubah media sosial sebagai buku diary. Tempat emosi hati, baik senang maupun sedih, bisa tertahan.

Interaksi media sosial adalah salah satu bentuk ikatan lemah karena kita tidak terhubung secara langsung atau pribadi dengan lawan bicara. Perilaku oversharing bisa didorong oleh rasa takut ketinggalan (FOMO), atau rasa takut ketinggalan tren, momen, dan lain-lain. Misalnya, jika foto liburan teman Anda terlihat cantik dan menyenangkan, Anda mungkin ingin membagikan foto pribadi Anda untuk mendapatkan pengakuan dan simpati dari orang lain.

Namun jika Anda tidak mendapatkan jumlah like dan komentar yang diharapkan, Anda mungkin akan merasa kecewa, stres, dan bertanya-tanya, apakah teman dan pengikut media sosial Anda tidak menyukai Anda. Oleh karena itu, berbagi secara berlebihan sering kali dikaitkan dengan penyakit mental seperti depresi.

Salah satu bahaya oversharing di Media Sosial yaitu cyber crime. Membagikan berbagai informasi pribadi di Media Sosial berlebihan tentunya akan membuka peluang terjadinya cyber crime. Contohnya adalah nama lengkap, alamat, tanggal lahir, atau nomor identitas, yang semuanya bisa saja disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggung jawab.

Jangan salah, cyber crime ini mungkin terjadi bukan hanya ketika kita berbagi foto atau video saja, sebab sekadar menggunakan Instagram Story yang akan hilang setelah 24 jam saja tetap bisa disalahgunakan melalui modus malware, phising, ransomwere, dan lainnya.

Cara terbaik untuk menghindari dan mencegah oversharing adalah memastikan Anda telah mengatur akun Anda ke private (rahasia). Mengingat semua yang Anda bagikan atau posting di dunia maya memberi tahu sesuatu tentang diri Anda kepada orang lain, seperti kebiasaan dan lokasi, maka pertimbangkan apakah Anda ingin membagi informasi ini kepada semua orang atau tidak.

Jangan pernah memasukkan detail mengenai diri Anda yang dapat digabungkan dan dimanfaatkan oleh penjahat cyber crime, misalnya usia, tanggal lahir, alamat, tempat kerja, sekolah pertama, atau hal lain yang menjadi kata sandi Anda.

Saat Anda memberikan akses ke data media sosial Anda untuk mengikuti kompetisi, mendapatkan hadiah, atau turut serta dalam survei, maka Anda mungkin memberikan informasi rahasia.


Biodata Penulis:

Dea Rizkiyanti lahir pada tanggal 7 Juli 2005.

© Sepenuhnya. All rights reserved.