5 Alasan Menggunakan Layanan Bandara Lawas Yogyakarta

Semenjak diresmikan bandara baru tahun 2020 di Kulon Progo, khalayak mengira Bandar Udara Adisucipto sudah tidak melayani penerbangan komersial.

Di antara kita pasti ada yang berasumsi bandara di Yogyakarta sudah beralih ke Yogyakarta Internasional Airport atau dikenal dengan YIA. Semenjak diresmikan bandara baru tahun 2020 di Kulon Progo, khalayak mengira Bandar Udara Adisucipto sudah tidak melayani penerbangan komersial. Mereka menduga Bandara Adisucipto diperuntukkan untuk penerbangan pesawat militer saja. Dugaan-dugaan seperti itu tidak benar adanya.

Faktanya sejak Yogyakarta Internasional Airport beroperasi, Bandara Adisucipto masih melayani penerbangan komersial. Pada bulan Februari 2022, terminal A Bandara Adisucipto diaktifkan kembali. Lantas, pesawat apa saja yang mendarat dan terbang dari bandara lawas Yogyakarta?

Bandara Adisucipto

Semua penerbangan internasional sudah dialihkan ke bandara baru. Bagi yang hendak melakukan penerbangan internasional pupus sudah harapan melalui Bandar Udara Adisucipto, kecuali menggunakan layanan pesawat pribadi.

Layanan Bandara Adisucipto untuk penerbangan domestik saja. Hanya pesawat komersial berjenis Atr yang rutin beroperasi di Bandara Adisucipto.

Pesawat Atr ini dikenal dengan sebutan pesawat baling-baling. Ukuran pesawatnya lebih kecil dibandingkan dengan pesawat berjenis Boeing yang lebih banyak digunakan untuk penerbangan komersial karena dapat menampung penumpang lebih banyak. Pesawat Atr ini biasa digunakan untuk rute dekat dan menjangkau landasan pesawat yang berukuran kecil.

Dari luar bandara lawas Yogyakarta ini nampak sepi dibandingkan dulu, parkiran saja sampai tidak cukup. Banyaknya penerbangan juga tidak sebanyak di YIA.

Sampai detik ini ditotal ada 9 pesawat Atr dari 2 maskapai, yakni Citilink dan Wings Air. Enam pesawat rute pulang pergi Halim Perdana Kusuma (Jakarta)-Jogja, 2 pesawat rute pulang pergi Surabaya-Jogja, dan 2 pesawat rute pulang pergi Bandung-Jogja.

Tersedianya layanan penerbangan beberapa maskapai di Bandara Adisucipto dapat menumbuhkan dilema bagi calon penumpang. Bingung bandara yang mana yang dipilih tidak bisa dipungkiri. Ada kelebihan Bandara Adisucipto yang dapat dijadikan pertimbangan bagi calon penumpang.

Inilah 5 kelebihan kenapa kita memilih Bandara Adisucipto.

1. Lokasi di Jantung Kota

Letak Bandara Adisucipto di Jalan Raya Solo km 9 Maguwoharjo, Depok, Sleman. Dari Malioboro berjarak sekitar 9 km. Sementara jarak Bandara Yogyakarta Internasional Airport dengan Malioboro kurang lebih 43 km.

Bagi kita yang tujuannya sekitar kota, wilayah Klaten, Solo hingga Jawa Timur lebih baik melalui bandara Adisucipto. Bagi pengantar dan penjemput penumpang area kota juga sangat diuntungkan karena mempersingkat jarak tempuh.

Bandara Adisucipto juga lebih dekat dengan banyak kampus, seperti Mercu Buana, UIN Sunan Kalijaga, UNY, UGM, dan lain-lain.

Yogyakarta Internasional Airport lebih cocok diperuntukkan untuk penumpang yang melanjutkan perjalanan ke wilayah Purworejo, Kebumen hingga Jawa Barat karena letaknya yang hampir berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

2. Efisien Waktu

Kita yang hendak beraktivitas di Malioboro dan sekitarnya hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit saja. Sedangkan dari YIA waktu tempuhnya sekitar 60 menit.

Bandara Adisucipto lebih kecil dibandingkan area YIA sehingga untuk keluar masuk bandara lebih cepat. Kita tidak membuang-buang waktu untuk perjalanan.

Pesawat Atr yang kecil, penumpang juga sedikit. Ini mempercepat penumpang mengurus bagasi. Penumpang juga akan lebih cepat keluar pesawat.

3. Pilihan Transportasi Banyak

Bagi para penumpang yang baru saja turun dari pesawat dan belum ada penjemput, bisa mengakses taksi, ojek, bus maupun kereta api.

Perbedaan signifikan terletak pada ojek karena di YIA tidak ada ojek motor. Penumpang dari Bandara Adisucipto bisa keluar berjalan kaki lalu memesan ojek. Hal tersebut mustahil dilakukan di bandara YIA. Jauhnya tempat kedatangan penumpang dengan gerbang jalan provinsi sulit dijangkau dengan jalan kaki.

Bagi penumpang yang hendak naik kereta langsung saja menuju Stasiun Maguwo yang letaknya juga tidak sejauh stasiun kereta YIA. Di Stasiun Maguwo mereka bisa naik KRL untuk tujuan akhir Stasiun Tugu.

Bagi yang ingin naik kereta bisnis dan eksekutif ini pilihan yang tepat karena Stasiun Wates, stasiun YIA maupun Stasiun Wojo tidak melayani kereta eksekutif dan bisnis, kecuali yang gerbongnya menyambung dengan gerbong ekonomi.

Bagi penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan dengan bus, Bandara YIA dekat dengan Terminal Giwangan dan Condong Catur.

4. Dikelilingi Penginapan Murah hingga Bintang 5

Kita juga akan dipermudah memilih tempat menginap di sekitar bandara. Hotel bintang lima seperti Royal Ambarukmo, Eastparc, Artotel dan lain-lain sangat dekat dengan bandara.

Penginapan murah tentu lebih banyak mudah ditemukan dibandingkan mencari hotel sekitar YIA.

5. Hemat Energi

Wilayah Bandara Adisucipto yang jauh lebih kecil dari YIA tidak akan menguras tenaga bagi penggunanya. Keluar masuk pesawat tidak dihadapkan dengan jalan kaki yang jauh. Beralih ke transportasi darat untuk melanjutkan ke tujuan tidak perlu tenaga yang besar seperti yang diperlukan di YIA.

Tidak ada salahnya menggunakan jasa penerbangan Bandara Adisucipto. Namun, semua ini disesuaikan kondisi masing-masing. Pilihan terbaik ada di tangan kita.

Biodata Penulis:

Gusmira Anisa Putri lahir pada tanggal 13 Agustus 2005 di Magetan, Jawa Timur. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa Pendidikan Kimia di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.