Sudah Siapkah Kamu Hidup di Era Cashless Society?

Cashless Society adalah kondisi masyarakat menggunakan uang digital seperti kartu debit, kredit, dan dompet digital sebagai alat pembayaran.

Pembayaran non-tunai atau cashless semakin populer di era digital saat ini. Budaya cashless mengacu pada kebiasaan menggunakan metode pembayaran elektronik seperti kartu debit, kredit, dan dompet digital untuk melakukan transaksi pembayaran. 

Apa itu Cashless Society?

Di era serba digital, Cashless Society menjadi salah satu kondisi yang tidak bisa dihindari. Cashless Society adalah kondisi masyarakat menggunakan uang digital seperti kartu debit, kredit, dan dompet digital sebagai alat pembayaran daripada uang tunai.

Cashless Society merupakan dampak adanya perkembangan teknologi dan hidup serba modern. Beberapa negara telah mengadopsi konsep cashless dengan mengurangi penggunaan uang tunai yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan kemudahan dalam bertransaksi. 

Kenapa Budaya Cashless Semakin Populer?

Alasan budaya cashless semakin populer adalah kenyamanan dan kemudahan. Pembayaran cashless memungkinkan masyarakat tidak perlu membawa uang tunai, khususnya transaksi yang membutuhkan banyak uang tunai. Dengan begitu, dapat mengurangi risiko kehilangan atau terjadi pencurian uang.

Selain itu, transaksi menjadi lebih cepat, praktis, dan efisien, karena tidak perlu menghitung uang secara manual dan menunggu kembalian transaksi. 

Pembayaran cashless juga dapat melacak riwayat transaksi. Masyarakat dapat dengan mudah melacak riwayat penggunaan uang. Uang dapat diketahui keluar untuk transaksi apa dan berapa banyak uang yang masuk maupun keluar.

Ini dapat membantu masyarakat memantau pengeluaran sehingga mudah untuk dilakukan manajemen keuangan pribadi. 

Akhir-akhir ini di Indonesia ramai dengan metode pembayaran quick response code Indonesian standard atau QRIS. Metode pembayaran elektronik ini diciptakan oleh Bank Indonesia. QRIS menggunakan metode kode QR (quick response) untuk proses transaksinya.

Cashless Society

Fenomena Cashless Society

Budaya cashless sudah merebak di mana-mana hingga yang pada awalnya hanya tersebar di area pusat perbelanjaan modern, sekarang sudah banyak di toko, warung angkringan hingga masjid.

Namun, adanya sistem pembayaran cashless belum tentu semua orang dapat menerimanya. Banyak pengalaman berbeda-beda yang dialami setiap orang saat menghadapi sistem pembayaran ini.

Salah satu pengalaman yang pernah terjadi yaitu ketika ingin membeli makanan di warung angkringan yang sudah menerapkan pembayaran cashless. Jelas ini bukan merupakan hal yang biasa bagi masyarakat. Namun, di saat bersamaan masyarakat sudah banyak yang beradaptasi dengan ini.

Sudah mulai banyaknya konsumen yang menggunakan pembayaran cashless membuat penjual di warung angkringan kekurangan uang untuk kembalian. Sebagai konsumen yang hanya membawa uang tunai berjumlah besar pastinya akan ditanyai apakah ada uang yang lebih kecil. Pada akhirnya alternatif yang ditawarkan yaitu menggunakan pembayaran cashless.

Hal ini tidak hanya terjadi di warung angkringan, tetapi juga di kantin kampus, acara pameran, hingga toko yang sering ditemui di pinggir jalan. 

Selain itu, sudah banyak penjual yang sudah menerapkan pembayaran hanya cashless. Hal tersebut membuat masyarakat yang ingin membeli sesuatu harus memperhatikan dahulu apakah bisa menggunakan uang tunai atau tidak.

Jangan sampai ketika sudah membeli sesuatu ternyata tidak bisa membayar karena penjual tidak menerima uang tunai walaupun uangnya pas. 

Kecerobohan yang pernah terjadi yaitu ketika sudah menyiapkan uang tunai untuk membeli sesuatu ternyata tidak bisa digunakan. Hal tersebut membuat konsumen terpaksa mengeluarkan ponsel atau dompet untuk membayar. Padahal antrean di belakang sudah banyak. Ini jelas membuat panik dan merasa tidak enak dengan antrean di belakangnya. 

Dengan masyarakat yang terbiasa akan pembayaran cashless, terkadang membuat beberapa konsumen lupa atau justru malas untuk memiliki uang tunai. Padahal, masih banyak penjual yang belum dapat menerapkan pembayaran cashless

Pengalaman yang biasa terjadi yaitu ketika ingin membayar barang belanja di toko. Kemudian kasir memberi tahu bahwa pembayaran hanya dapat dilakukan menggunakan uang tunai. Pada saat itu hanya ada dua pilihan, yaitu kembalikan barang belanjaan atau membeli barang yang cukup dengan uang tunai yang ada.

Pengalaman lainnya yaitu ketika sudah makan di suatu tempat makan tetapi ternyata hanya bisa menggunakan uang tunai. Ketika pergi bersama teman atau kerabat masih memungkinan untuk meminjam uang. Akan tetapi, apa yang harus dilakukan bila makan sendirian?

Pembayaran cashless tidak hanya untuk transaksi jual beli dan transfer saja, tetapi dapat untuk bersedekah. Pernah terjadi kasus viral yang menyeret nama QRIS. Sistem pembayaran cashless ini diterapkan di masjid sebagai kotak amal. Akan tetapi ada oknum yang mengganti kode QR salah satu masjid di Jakarta dengan milik pelaku.

Hal tersebut membuat uang sedekah dapat tertransfer ke rekening pelaku setelah orang yang bersedekah scan dengan kode QR tersebut. Kasus ini dapat ditangani dengan cepat dan sistem pembayaran QRIS berjalan dengan baik sampai saat ini.

Metode pembayaran cashless merupakan hasil dari perkembangan teknologi. Efisiensi metode pembayaran ini, membuatnya populer dan menjadi budaya di kalangan masyarakat. Meski sudah menjadi budaya, belum semua orang dapat menerima pembayaran cashless

Ada baiknya untuk selalu menyiapkan uang tunai sekaligus memiliki setidaknya salah satu dari kartu kredit, debit, atau dompet digital. Selain itu, tetap berhati-hati dengan kriminalitas dengan pembayaran elektronik di sekitar kita.

Biodata Penulis:

Adinda Shakiera Prameswari saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.