Sanggar Seni Penyelamat Era Globalisasi

Tawangrejo, tepatnya di dusun Tawangsari, hadir sanggar seni yang tumbuh di tengah-tengah pemukiman masyarakat.

Era globalisasi membawa berbagai dampak buruk bagi perilaku anak zaman sekarang, mereka cenderung suka bermain game online ataupun bermedia sosial dan tak bisa lepas dari yang namanya gadget.

Gadget seolah menjadi kebutuhan pokok setiap hari yang tak bisa lepas dari kehidupan anak-anak muda zaman sekarang. Banyak orang tua yang cemas akan hal ini di mana anak sudah kecanduan dengan yang biasa dipanggil “setan gepeng” itu.

Anak yang kecanduan gadget cenderung suka menyendiri dan lebih tertutup, mereka juga mengalami penurunan kompetensi belajar sehingga menghambat pertumbuhan. Banyak orang tua merasa cemas akan hal ini, mereka mengkhawatirkan dampak berkelanjutan bagi masa depan anak mereka. 

Tawangrejo, tepatnya di dusun Tawangsari, hadir sanggar seni yang tumbuh di tengah-tengah pemukiman masyarakat. Sanggar seni yang baru berkembang ini mampu menuntaskan kekhawatiran para orang tua akan masalah gadget yang sedang marak zaman sekarang.

Sanggar seni ini didirikan dan dikelola oleh Ibu Dewi denga tim dalam bentuk rasa cintanya dengan Dusun Tawangsari. Sanggar seni ini awalnya mendapat penolakan dari beberapa pihak, namun nyatanya sekarang sanggar seni ini mampu menjadi magnet bagi para ibu-ibu yang ingin anaknya aktif berkembang di dunia seni.

Sanggar seni dilaksanakan hanya 2 hari yaitu hari Sabtu dan Minggu, dan tidak ada biaya pungutan sepeserpun selama pelatihan. Sehingga para ibu-ibu bisa mendaftarkan anaknya untuk latihan seni tanpa antri dan tanpa menunggu pembayaran.

Sanggar ini baru beberapa bulan hadir namun sudah lebih dari 60 anggota yang ada di dalamnnya, baik dari anak laki-laki ataupun Perempuan. Sanggar seni ini menyediakan berbagai pelatihan seni tari seperti seni Tari Ganong, Kelinci, Pak Pung, dan lain-lain.

Pelatihan tarian yang menarik membuat anak-anak menjadi semangat dan tertarik untuk mengikutinya. Anak-anak setiap hari semakin antusias dan rajin mengikuti pelatihan tari di sanggar seni ini, semakin lama jumlah anggotanya semakin bertambah.

Anak-anak yang menjadi anggota sanggar ini umumnya masih berada dalam jenjang Pendidikan SD dengan umur mulai dari 7-13 tahun. Bukan hanya dari Dusun Tawangsari ada juga yang berasal dari dusun tetangga seperti Gendungan, Besi, dan Tawang.

Melihat anaknya yang antusias mengikuti sanggar seni ini membuat para ibu-ibu bahagia dan mampu menghilangkan kecemasan akan hal gadget.

Sanggar Seni
Tawangsari Rt 12/ Rw 06 Tawangrejo, Jatipurno, Wonogiri

Apalagi sanggar seni ini telah mendapat persetujuan dari bapak kepala desa sehingga membuat para ibu-ibu yakin memasukkan anaknya ke dalam sanggar seni ini.

Para ibu-ibu sangat menyambut dengan baik hadirnya sanggar seni ini karena membawa dampak positif bagi anak-anak, kegiatan ini juga mampu melatih dan mengasah skill anak dalam bidang seni. Apalagi kegiatan dilakukan di hari-hari weekend sehingga anak bisa terlepas dari gadget, yang mana biasanya mereka akan seharian bermain gadget di kala mengisi waktu weekend.

Selain hal itu kegiatan sanggar dapat memupuk kebersamaan antar anak satu dan lainnya. Dalam sebuah pelatihan tarian anak dituntut untuk bekerja sama dengan temannya yang lain agar membentuk tarian yang selaras, sehingga membuat anak terbiasa untuk saling kerja sama dengan teman-temannya.

Selain kerja sama anak juga diajarkan untuk saling menghargai dan menghormati kepada teman. Karena namanya juga baru anak SD pasti ada yang berpikiran mereka paling unggul, dan masih ada rasa iri di benaknya.

Semoga dengan sanggar seni ini juga mampu membawa anak meraih prestasinya dalam bidang seni yang mungkin keterampilan seninya terpendam karena rasa malasnya.

Biodata Penulis:

Teriesta Nuzul Ardani lahir pada tanggal 2 Juli 2005 di Wonogiri. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.