Puisi: Kota Sampah (Karya Melki Deni)

Puisi "Kota Sampah" karya Melki Deni mengkritik kondisi lingkungan dan teknologi masa kini serta merenungkan peran manusia dalam menghadapinya.
Kota Sampah


Negara-negara tak lagi diam. Kota-kota metropolis sibuk membangun Kota Sampah di pinggir; menabung semua sampah dan amat berharap teori evolusi Darwin menghancurkannya. 
Bumi tak aman: gerah, dan keringat yang tak henti. Sementara spesies kita dan tetangga sebelah terus ketar-ketir, makin tak pasti.
Aku mulai menduga: manusia di Kota Sampah adalah sampah bagi sebagian orang-orang metropolitan. Orang-orang metropolitan adalah berkat bagi manusia di Kota Sampah. Orang-orang metropolitan dieksploitasi melalui sampah pabrik. Dan manusia di Kota Sampah dibunuh melalui sampah teknologi. 
Tetapi aku tak tahu siapa sampah di antara mereka bagi yang lain. Udara hanya polusi. Dan air hanya kontaminasi. Tanah hanya emisi. 
Dan kita adalah ilusi atau ilustrasi?


Prosperidad, Madrid, 26 Oktober 2023

Analisis Puisi:
Puisi "Kota Sampah" karya Melki Deni adalah sebuah karya sastra yang mengkritik kondisi lingkungan dan teknologi masa kini serta merenungkan peran manusia dalam menghadapinya.

Permasalahan Sampah dan Lingkungan: Puisi ini menggambarkan ketidakpedulian manusia terhadap permasalahan lingkungan, khususnya pengelolaan sampah. Kota-kota metropolis terus membangun tempat pembuangan sampah tanpa memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan. Ini mencerminkan permasalahan nyata di berbagai kota besar di dunia di mana akumulasi sampah menjadi masalah serius.

Perubahan Iklim dan Krisis Lingkungan: Puisi ini juga menyiratkan kekhawatiran akan perubahan iklim dan krisis lingkungan yang dihadapi oleh manusia. Menggambarkan kondisi yang panas dan kering adalah cara penyair menyampaikan pesan mengenai dampak pemanasan global pada bumi.

Perbedaan Sosial dan Eksploitasi: Puisi ini menggambarkan ketidaksetaraan sosial dan eksploitasi yang terjadi antara penduduk kota metropolitan dan mereka yang tinggal di "Kota Sampah." Orang-orang di Kota Sampah bisa jadi dieksploitasi oleh pabrik-pabrik yang mencemari lingkungan mereka, sementara orang di kota besar seringkali berkontribusi pada pencemaran dan pemusnahan melalui teknologi.

Pertanyaan Eksistensial: Puisi ini menyinggung pertanyaan eksistensial mengenai apakah manusia sejatinya adalah bagian dari alam atau telah menjadi bagian dari "ilusi" teknologi modern. Pertanyaan ini mencerminkan perasaan kebingungan dan kehilangan jati diri di tengah perubahan zaman.

Puisi "Kota Sampah" merupakan sebuah karya sastra yang menyentuh berbagai isu kompleks terkait lingkungan, teknologi, sosial, dan eksistensial. Puisi ini mengingatkan kita akan urgensi kesadaran akan masalah lingkungan dan peran manusia dalam menjaga bumi. Selain itu, puisi ini memunculkan pertanyaan penting mengenai eksistensi dan makna manusia dalam dunia yang semakin terkoneksi dan terpengaruh oleh teknologi.

Puisi Melki Deni
Puisi: Kota Sampah
Karya: Melki Deni

Biodata Melki Deni:
  • Melki Deni adalah mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores, NTT.
  • Melki Deni menjuarai beberapa lomba penulisan karya sastra, musikalisasi puisi, dan sayembara karya ilmiah baik lokal maupun tingkat nasional.
  • Buku Antologi Puisi pertamanya berjudul TikTok. Aku Tidak Klik Maka Aku Paceklik (Yogyakarta: Moya Zam Zam, 2022).
  • Saat ini ia tinggal di Madrid, Spanyol.
© Sepenuhnya. All rights reserved.