Puisi: Ibuku (Karya Hartojo Andangdjaja)

Puisi "Ibuku" menggambarkan hubungan antara penyair dengan ibunya dan mengungkapkan perasaan kasih dan penghargaan yang mendalam terhadap ibu.

Ibuku



Dalam cekung mata setengah tua
terbayang selayang riwayat lama:
sekian waktu
ia pernah menginyam madu dan debu.

Dalam cekung mata setengah tua
kudapati diriku segumpal dari darahnya
dan baktiku dan kasihnya
berpadu satu
dalam cinta bakti pada Tuhanku.


1949

Sumber: Kumpulan Puisi (2019)

Analisis Puisi:
Puisi "Ibuku" adalah sebuah karya yang singkat namun penuh makna yang ditulis oleh Hartojo Andangdjaja. Puisi ini menggambarkan hubungan antara penyair dengan ibunya dan mengungkapkan perasaan kasih dan penghargaan yang mendalam terhadap ibu.

Bahasa Simpel dan Padat: Puisi ini ditulis dengan bahasa yang sederhana dan padat. Kata-kata yang digunakan oleh penyair memungkinkan pesan yang jelas dan emosional tanpa perlu banyak penjelasan.

Cekungan Mata Setengah Tua: Penggunaan kata-kata "cekung mata setengah tua" menciptakan gambaran visual tentang seorang wanita yang telah melewati sebagian besar hidupnya. Cekungan mata ini mungkin merupakan tanda-tanda penuaan dan pengalaman hidup.

Kenangan dan Riwayat: Penyair mengacu pada "riwayat lama" ibunya, menunjukkan bahwa ibu telah menjalani perjalanan hidup yang panjang dengan berbagai pengalaman dan kenangan.

Madu dan Debu: Penyair menggunakan kontras antara "madu" dan "debu" untuk menggambarkan keberagaman pengalaman yang dihadapi ibunya dalam hidupnya. Madu menggambarkan manisnya momen bahagia, sementara debu menggambarkan tantangan dan penderitaan.

Pewarisan Emosi dan Nilai: Penyair merenungkan bagaimana dirinya adalah "segumpal dari darahnya." Ini menyoroti konsep bahwa kita mewarisi bukan hanya genetik fisik dari orang tua kita, tetapi juga nilai-nilai, emosi, dan pengalaman mereka.

Bakti pada Tuhan: Puisi ini juga mengungkapkan bahwa bakti dan kasih sayang terhadap ibu adalah bagian dari cinta terhadap Tuhan. Ini menekankan nilai keluarga dan spiritualitas.

Pesan Kehormatan: Puisi ini merupakan penghormatan kepada ibu, mengenang dan menghargai peran penting yang dimainkan oleh ibu dalam kehidupan anaknya.

Puisi ini mengungkapkan perasaan penyair terhadap ibunya dan menghargai peran ibu dalam membentuk kepribadian dan nilai-nilai penyair. Dengan bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menghormati dan menghargai orang tua kita serta melihat nilai-nilai dan kasih sayang yang mereka wariskan kepada kita.

Hartojo Andangdjaja
Puisi: Ibuku
KaryaHartojo Andangdjaja

Biodata Hartojo Andangdjaja:
  • Hartojo Andangdjaja (Ejaan yang Disempurnakan: Hartoyo Andangjaya) lahir pada tanggal 4 Juli 1930 di Solo, Jawa Tengah.
  • Hartojo Andangdjaja meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 1990 (pada umur 60 tahun) di Solo, Jawa Tengah.
  • Hartojo Andangdjaja adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.