Cinta.
Dilukis dalam Sajak
Sebentuk lingkaran
dilukis tangan Tuhan
di luar ruang di luar zaman
dan kemudian dengan kasih sayang
dipotong jadi dua belahan, terpisah dilemparkan
ke dalam luasan yang bergelombang
ialah ruang berarus zaman
Dua belahan kemudian kembali dipertemukan
jadi lagi sebentuk lingkaran
sekali ketika matahari pun menyanyi,
burung-burung menyanyi
angin mengayun daun dan kembang-kembang
bergoyang menari
Analisis Puisi:
Puisi "Cinta" karya Hartojo Andangdjaja adalah sebuah karya yang singkat tetapi sarat dengan makna filosofis dan simbolis. Puisi ini membahas tentang konsep cinta, hubungan, dan keseluruhan perjalanan hidup.
Simbol Lingkaran: Puisi ini dimulai dengan menggambarkan sebuah lingkaran yang dilukis oleh tangan Tuhan. Lingkaran adalah simbol universal yang sering digunakan untuk melambangkan keseluruhan, kekekalan, dan kesempurnaan. Dalam konteks puisi ini, lingkaran mencerminkan hubungan cinta yang mungkin merupakan penciptaan ilahi.
Pemisahan dan Pertemuan: Puisi ini menggambarkan bagaimana dua belahan dari lingkaran tersebut dipisahkan, dilemparkan ke dalam "ruang berarus zaman," yang bisa diartikan sebagai perjalanan hidup yang penuh dengan perubahan dan waktu. Ini mencerminkan pengalaman manusia dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan tantangan dan perubahan.
Pertemuan Kembali: Meskipun dua belahan lingkaran awalnya dipisahkan, puisi ini mencatat bagaimana mereka akhirnya dipertemukan kembali. Ini bisa diartikan sebagai simbol hubungan cinta yang mungkin mengalami masa-masa sulit atau perpisahan, tetapi pada akhirnya bisa bersatu kembali. Pertemuan kembali ini menciptakan lingkaran yang utuh kembali.
Kebahagiaan dan Keseimbangan: Puisi ini mencapai puncaknya ketika matahari, burung-burung, angin, dan alam semesta menyanyi dan bergoyang. Ini adalah gambaran tentang kebahagiaan, keseimbangan, dan harmoni dalam hubungan yang diwakili oleh lingkaran. Ketika dua belahan saling mendekat dan bersatu kembali, ada kebahagiaan dan keindahan dalam keseimbangan yang tercipta.
Puisi "Cinta" mengajak pembaca untuk merenungkan makna cinta, pemisahan, dan pertemuan kembali. Ini adalah pengingat bahwa dalam kehidupan, cinta mungkin mengalami masa-masa sulit, tetapi dengan kesabaran dan waktu, hubungan dapat kembali bersatu dan menciptakan keseimbangan dan kebahagiaan yang indah seperti dalam lingkaran yang sempurna.
Biodata Hartojo Andangdjaja:
- Hartojo Andangdjaja (Ejaan yang Disempurnakan: Hartoyo Andangjaya) lahir pada tanggal 4 Juli 1930 di Solo, Jawa Tengah.
- Hartojo Andangdjaja meninggal dunia pada tanggal 30 Agustus 1990 (pada umur 60 tahun) di Solo, Jawa Tengah.
- Hartojo Andangdjaja adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.