Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia selalu membutuhkan manusia lain dalam hidup mereka.
Tentu saja hal tersebut tidak lepas dari kehidupan sosial yang berperan penting untuk keberlangsungan hidup. Hidup di desa juga merupakan suatu tantangan di mana kita terpaksa mau tidak mau harus bermasyarakat dengan baik.
Hal yang paling sederhana adalah dengan mengikuti kumpulan musyawarah warga masyarakat rutinan agar silaturahmi antar warga tetap terjaga. Minimal batang hidung kita kelihatan di acara tersebut sudah cukup untuk menjaga nama baik di masyarakat.
Hal yang sebenarnya tidak memberatkan di mana kumpulan tersebut hanya dilakukan seminggu sekali bahkan ada yang 2-3 minggu sekali.
Bagaimana Cara Kawula Muda Menjaga Silaturahmi?
Jaman sekarang banyak sekali anak muda yang mementingkan urusan di luar kampung mereka dengan berbagai alasan. Mereka lebih memilih main ataupun yang lainya.
Memang hal yang cukup berat bagi anak muda untuk bermasyarakat. Namun kegiatan ini harus dilakukan karena akan mendapatkan timbal balik dari apa yang mereka pilih. Hukum sosial sangat berlaku di kehidupan desa. Di mana apa yang seseorang lakukan akan mendapat timbal balik yang sama dari masyarakat sekitar.
Contoh yang biasanya terjadi adalah seorang pemuda yang tidak mau bermasyarakat, tidak mengikuti karang taruna, tidak ikut serta dalam kerja bakti, hal yang memang harus dilakukan namun tidak dilakukan olehnya, maka masyarakat sekitar juga tidak akan mau membantu mereka jika sedang butuh bantuan.
Dalam topik ini berkaitan dengan masalah pernikahan (rabi). Warga masyarakat sekitar banyak yang tidak akan mau membantu acara yang mereka laksanakan.
Padahal umumnya kehidupan desa kental akan kekompakan dan kebersamaan. Akan tetapi hal itu tidak akan terjadi jika seorang tersebut tidak mau bersosialisasi yang membuat sedikitnya masyarakat yang mau membantu hanya karena merasa tidak enak dengan tetangga dekat ataupun memiliki rasa iba yang cukup besar.
Beda halnya dengan tetangga yang sesama pemuda. Mereka tidak akan mau untuk membantu dalam proses pernikahan tersebut.
Nah, sebenarnya hal yang harus dilakukan oleh pemuda sangat mudah yaitu dengan tetap menjaga silaturahmi dari hal-hal kecil seperti menyapa tetangga saat bertemu di manapun itu, ikut serta dalam kerja bakti, aktif dalam karang taruna (organisasi pemuda), dan beberapa hal lainya yang menyangkut tentang kemasyarakatan.
Hal-hal tersebut akan menjadi tolak ukur bagi warga sekitar untuk menilai jiwa sosial orang tersebut.
sumber gambar: bobo.grid.id |
Bagaimana Jika Pemuda Tersebut Merantau?
Pastinya ada banyak pemuda yang tidak tinggal di desa mereka untuk sementara waktu. Seperti halnya mereka yang berkuliah atau bekerja dan mengharuskan mereka untuk pindah ke dekat tempat mereka berkuliah maupun bekerja. Namun hal tersebut pastinya tidak akan selamanya di mana juga pasti ada waktu mereka pulang ke desa masing-masing.
Waktu saat mereka pulang tersebut bisa dimanfaatkan untuk bermasyarakat. Paling tidak untuk memperlihatkan bahwa masih ada niatan untuk hidup bermasyarakat dan memang masih butuh bantuan dari masyarakat.
Namun, hal ini juga menjadi tantangan yang tidak mudah bagi mereka yang merantau. Takut tidak dibantu saat kerepotan, takut tidak dikenal masyarakat, dan banyak hal lainya, tetapi akan sangat aman jika mereka tetap berusaha menjaga apa yang seharusnya mereka jaga yaitu hidup bermasyarakat.
Kita akhirnya tahu betapa pentingnya hidup bermasyarakat di tengah-tengah kesibukan yang sedang dijalani. Sesibuk-sibuknya kita hendaknya tetap berusaha untuk ikut andil dalam kegiatan bermasyarakat walaupun hanya dapat melakukan hal-hal kecil.
Dengan hal itu maka hidup kita akan terselamatkan dari omongan tetangga dan pastinya orang lain juga tidak akan berpikir panjang untuk membantu kita, karena memang kita cukup bisa bermasyarakat dengan baik dan berkontribusi untuk orang lain.
Biodata Penulis:
Ilham Dwi Kuncoro lahir pada tanggal 30 Maret 2005 di Boyolali. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.