Delapan tahun sejak PAUD hingga selesai sekolah dasar saya menggayuh ilmu dengan bersekolah di madrasah juga, banyak orang bilang madrasah hanya sebagai tempat untuk mengaji saja bagi anak usia dini hingga usia belasan. Namun, faktanya bagi madrasah yang saya alami yaitu bukan hanya tentang bagaimana cara membaca Al-Quran saja tetapi dengan belajar berbagai ilmu tentang keagamaan Islam.
Banyak orang salah persepsi mengenai madrasah sehingga belum banyak anak yang mengikuti sekolah madrasah ini. Padahal banyak sekolah madrasah yang mengadakan kelas sore dan tidak mengganggu waktu untuk bersekolah di sekolah dasar.
***
Pengalaman hidup merupakan pelajaran penting yang bisa dipertimbangkan untuk diri sendiri maupun orang lain. Sedikit pengalaman dari saya yang mungkin dapat mengubah pola pikir beberapa orang yaitu bahwa dengan belajar di madrasah saya mengetahui pelajaran yang berbau islam seperti Sejarah, Fiqih, Akidah, Hadist, dan lain sebagainya.
Terutama pada madrasah yang dapat saya pertahankan hingga saat ini yaitu membaca Al-Waqiah. Karena selama delapan tahun saya madrasah, tidak ada satu haripun tanpa membaca Al-Waqiah. Metode membaca surat ini yaitu dengan membaca bersama-sama setelah selesai sholat ashar. Sehingga, tidak ada rasa malas yang tercipta karena hal ini.
Kemudian, saya merasa senang dan tidak ada tekanan dikarenakan saat membaca surat Al-Waqiah ini seluruh kelas berkumpul menjadi satu di satu masjid yang bernama Al-Maqbul. Seluruh santri atau siswa husyuk melantunkan surat ini dan dilanjut dengan Asmaulhusna.
Usai membaca Asmaulhusna seluruh santri masuk ke kelas masing-masing dengan sergapnya menunggu guru memberikan bimbingan mengenai mata pelajaran yang sudah terjadwalkan.
Di sini saya akan membahas mengenai madrasah sebagai panduan dasar hidup yaitu dengan adanya tadarus bersama-sama berulang-ulang dapat menjadikan kebiasaan baik yang bisa menjadi pedoman dasar hidup yang akan diterapkan sampai kapanpun.
Karena pada dasarnya acuan hidup ialah iman dan takwa, maka madrasah inilah tempat yang sesuai untuk membangun pribadi anak yang beriman dan bertakwa.
Selain itu sudah banyak kita mendengar bahwa cara untuk bisa yaitu harus terbiasa. Sehingga banyak manfaat yang bisa diambil dengan bersekolah di madrasah seperti lancar membaca Al-Quran karena terbiasa membacanya, dan penerapan-penerapan bagaimana cara berperilaku yang baik sesuai dengan apa yang diajarkan dalam mata pelajaran yang ada.
Contohnya, pada mata pelajaran akhlak yang berisi sifat-sifat baik dan buruk sesuai dengan Al-Quran dan Hadist dapat menunjukan cara kita berperilaku yang sesuai dengan pedoman hidup kita sebagai seorang muslim.
Contoh kedua, dengan adanya mata pelajaran adab dapat menanamkan cara atau etika yang sesuai layaknya orang yang beriman seperti etika kepada orang tua yang sesuai dengan ajaran islam, membaca doa-doa yang ada salah satunya yaitu saat bercermin terbiasa membaca doa bercermin.
Madrasah dapat membangun jati diri baik dalam setiap individu dan menjadi dasar serta landasan awal untuk diterapkan ke depannya. Bayangkan jika seorang muslim tidak memiliki dasar yang baik dalam hidup?
Tentu mereka akan kehilangan arah sebagai seorang muslim dan tidak mempunyai acuan hidup yang baik sesuai dengan aturan dalam islam. Kemudian, bagaimana jika seorang muslim tidak bisa membaca kitabnya sendiri di zaman sekarang?
Tentu mereka hanya menjadikan agama islam sebatas identitas. Bukankah seorang muslim yang taat sudah seharusnya membaca Al-Quran? Bukankah saat beribadah sholat pun membaca ayat Al-Quran?
***
Maka dari itu semua, pentingnya madrasah bagi seorang muslim untuk panduan dasar hidup agar memiliki iman dan ketakwaan harus ditanamkan sejak dini agar terbangun pribadi yang sesuai dengan pedoman umat islam yaitu Al-Quran maupun Hadist.
Biodata Penulis:
Aulia Ayu Ningrum lahir pada tanggal 6 Maret 2004. Ia saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta.