3 Hal Mengesankan yang Hanya Dirasakan Anak Kos

Menjadi anak kos termasuk salah satu tangga yang harus dilewati dalam fase kehidupanmu sebagai mahasiswa. Bagaimana tidak, hidup sebagai ...

Menjadi anak kos termasuk salah satu tangga yang harus dilewati dalam fase kehidupanmu sebagai mahasiswa. Bagaimana tidak, hidup sebagai anak kos mengajarkan beberapa hal yang tidak akan ditemui oleh semua orang, terutama bagi mereka yang dicap anak nonkos atau rumahan. Hidup sederhana, mandiri, pantang menyerah, dan melatih instingmu bertambah tajam dalam urusan bertahan hidup merupakan sedikit dari banyaknya manfaat menjadi anak kos.

Pengalaman menjadi anak kos mengandung sejuta makna; unik, seru, dan tidak terlupakan. Hidup menjadi anak kos tidak hanya dituntut untuk menjadi mandiri, tetapi juga kreatif. Menjadi anak kos adalah miniatur dari fase-fase kehidupanmu selanjutnya.

Hal Mengesankan yang Hanya Dirasakan Anak Kos

Berikut ini, beberapa pengalaman mengesankan yang mungkin kamu rasakan selama menjadi anak kos:

1. Berakting

Kamu bisa mendapatkan harga lebih murah ketika belanja jika kamu tidak menunjukkan sebagai anak rantau. Bersikaplah seolah-olah kamu warga lokal. Jika tidak bisa berbahasa setempat, maka berusahalah berbicara dalam bahasa setempat sebisamu. Tawarlah dengan harga wajar.

Itulah stigma sosial yang saya pikirkan ketika kos di luar kota. Namun pada kenyataannya, setelah saya menjalani kehidupan kos kurang lebih selama 2 bulan, stigma tersebut tidaklah benar adanya. Mungkin faktor daerah mempengaruhi, tergantung di mana kamu menjalani kehidupan sebagai anak kos.

Ada salah satu pengalaman yang masih tersimpan di memori kepala saya. Saat itu, hari pertama saya kos, saya sedang berada di tempat foto copy. Lalu, saya mencoba menggunakan bahasa daerah tempat saya kos yaitu bahasa Jawa. Namun, tukang foto copy merespon saya dengan bahasa Indonesia. Saya sedikit bingung, apakah karena logat saya yang tidak seperti warga lokal? Ternyata, karena yang saya foto copy adalah KTP sehingga terlihat jelas bahwa domisili saya adalah Jakarta.

Keesokan harinya, saya mencoba membeli lauk matang menggunakan bahasa Jawa kembali. Namun, sepertinya memang logat Jawa saya tidak cukup baik sehingga lagi-lagi direspon dengan bahasa Indonesia.

Cukup sudah dengan perbahasajawaan ini, akhirnya di hari-hari selanjutnya saya memutuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia saja. Dari pengalaman tersebut, saya menyimpulkan bahwa harga yang diberikan tetaplah sama apapun bahasanya. Kembali lagi, tergantung daerah dan penjualanya.

Hal Mengesankan yang Hanya Dirasakan Anak Kos
Sumber gambar: Kompas

2. Homesick

Homesick menjadi pengalaman mengesankan yang akan sering kita rasakan. Menahan rindu demi impian yang harus dituju tidaklah mudah. Seringkali kita merasa lelah dengan tugas-tugas kuliah. Seringkali kita merasa sepi karena hidup sendiri. Begitulah dunia, hanya tempat singgah sementara. Setidaknya, itulah yang saya pikirkan dan rasakan tentang homesick. 

Ada satu pengalaman yang berkesan bagi saya. Setelah menemani saya sekitar 2 hari, kala itu, hari di mana saya akan berpisah dengan ibu saya karena ibu harus kembali ke Jakarta. Hari di mana saya akan memulai kehidupan sebagai anak kos yang sesungguhnya. Rasa sedih pastilah ada. Tetapi, entah mengapa saat itu saya sama sekali tidak menitikan air mata. Jangankan teman saya, saya sendiri pun heran mengapa saat itu saya tidak menangis. 

Namun setelah kepergian ibu saya, di situlah baru terasa perbedaan atmosfer yang nyata! Setelah beberapa minggu, akhirnya saya pun menangis karena merasa rindu dengan keluarga.

Tak apa, hal itu wajar adanya. Karena berpisah bukanlah hal yang mudah, walau hanya sementara. Satu hal berharga yang saya pelajari adalah saya menjadi lebih menghargai waktu kebersamaan bersama keluarga. 

3. Bingung Mau Makan Apa

Di rumahmu, biasanya pada pagi hari kamu tinggal beranjak ke meja makan yang sudah ada nasi dan sup ayam buatan ibumu. Namun, pada pagi hari di tempat kosmu, hanya ada air putih dan magic com. Mau masak nasi sebelum berangkat kuliah, tetapi tidak sempat, bahkan juga belum ada lauk.

Lantaran kebingungan, akhirnya kamu tidak sarapan. Sarapanmu digabung dengan jadwal makan siang nanti. Kamu bisa makan bersama teman-temanmu di kantin kampus. Namun, tentu saja lebih baik kamu sarapan. Apalagi bagi penderita maag dan gerd, sangat tidak disarankan!

Dari banyaknya pengalaman anak kos, poin ini menjadi hal yang hampir dirasakan oleh semua anak kos. Pengalaman yang mengesankan tetapi juga melelahkan. Setiap hari harus memikirkan apa yang akan dimakan. Sesimpel masalah makan, tetapi berperan penting dalam kehidupan. Tidak jauh-jauh dari ayam, begitu seterusnya fase berulang. 

Dalam hal ini, kreativitas kitalah yang diuji. Misalnya, seberapa kreatif kita dalam memilih lauk pauk agar tidak bosan.

Kembali lagi dengan pengalaman yang saya dapatkan, sampai bingung apa yang mau diceritakan. Karena terjadi setiap hari, rasanya sudah menjadi kebiasaan. Yang pasti, biasanya saya membeli sayur dan lauk. Pastikan tetap memakan sayur walaupun tidak memasak atau dimasakkan. Tidak lupa juga saya sedia telur dan mie instan untuk menghemat di akhir bulan.

Itulah beberapa pengalaman mengesankan yang saya dan mungkin juga kamu rasakan. Semoga ada manfaat yang dapat disimpan. Tidak hanya disimpan tetapi juga diamalkan.

Biodata Penulis:

Rifana Maulida lahir pada 2 Mei 2005 di Jakarta. Saat ini ia aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

© Sepenuhnya. All rights reserved.