Kita seringkali mendengar kata ghosting yang kerap digunakan oleh anak muda jaman sekarang untuk menjelaskan suatu situasi saat mereka meninggalkan atau ditinggalkan tanpa kabar oleh pihak lain.
Apa itu Ghosting?
Apa sih sebenarnya ghosting itu? Penggunaan istilah ini biasanya digunakan bagi seseorang yang memutuskan hubungan secara satu pihak tanpa mempertimbangkan perasaan orang yang ditinggalkan. Nah, fenomena ini sering terjadi di masa pendekatan atau kerap disebut PDKT, alasannya secara sederhana karena salah satu pihak merasa kurang cocok tapi nggak enak juga kalau harus jujur tentang perasaan mereka.
Jadi gimana dong? Ya, biasanya situasi ini dibarengi oleh perilaku silent treatment untuk mengatasi permasalahan ini. Jadi, mereka memilih untuk diam dan menjauh secara perlahan. Fenomena ini bisa terjadi sama siapapun loh! Nggak selalu harus dengan pasangan, ini bisa juga terjadi dalam pertemanan mungkin karena sikap yang ditinggalkan ini kurang mengenakan ya.
Pengalaman di-Ghosting Sendiri Kayak Gimana Sih Rasanya?
Saya sendiri pernah mengalami hal serupa pada saat PDKT dengan seseorang. Faktor penyebabnya karena komunikasi kita yang kurang klop. Saya sempat melakukan sebuah hal yang menurutnya fatal tetapi tidak saya sadari. Sehingga membuat dia menjauhi saya secara tiba-tiba.
Di sisi pribadi saya, hal pertama yang dirasakan pada diri saya adalah perasaan bingung. Karena pihak yang meninggalkan tidak memberi penjelasan akan apa yang saya perbuat. Padahal jika satu sama lain mencoba untuk terbuka, maka perasaan saya pada saat itu mungkin akan sedikit lega.
Tetapi pada hubungan pertemanan, saya juga pernah jadi pihak yang meninggalkan, alasannya karena teman saya itu membawa pengaruh yang tidak baik tapi saya segan untuk menyakiti perasaannya, jadi saya memutuskan untuk memutus komunikasi kita secara perlahan.
Apa Dampak Ghosting pada Mental Individu yang Ditinggalkan?
Ghosting yang terjadi baik pada hubungan asmara maupun pertemanan sama-sama memiliki dampak bagi psikologis yang cukup traumatis bagi pihak ditinggalkan, dampak tersebut di antaranya:
1. Perasaan Emosional yang Tidak Pasti
Pihak yang ditinggalkan biasanya merasakan kebingungan dan kehilangan. Hal itu dikarenakan pihak yang meninggalkan biasanya tidak melakukan penjelasan terhadap apa yang kita lakukan. Atau bisa jadi pihak yang ditinggalkan juga tidak merasa bahwa selama ini yang dilakukan merupakan perbuatan yang salah.
2. Perasaan Ditolak
Perasaan ditolak ini sangat berbahaya, karena pihak yang ditinggalkan biasanya langsung merasa tidak berharga dan berkurangnya kepercayaan diri. Perasaan tersebut biasanya dapat mempengaruhi hidup seseorang pada masa yang akan datang.
3. Perasaan Takut dan Kecemasan
Bagi sebagian pihak, ghosting merupakan permasalahan yang akan menjadi trauma tersendiri. Biasanya pihak yang ditinggalkan akan merasa sulit untuk mempercayai orang lain. Perasaan takut dan kecemasan baik pada hubungan pertemanan maupun asmara pastinya akan muncul di masa yang akan datang.
Bagaimana Jika Mengalami Ghosting?
Ghosting adalah sebuah fenomena yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan nyata maupun sosial media. Jika kita tidak bisa menghindarinya, setidaknya kita bisa meminimalkan dampak buruk yang akan terjadi pada psikologis kita.
Untuk meminimalisasi dampak buruk psikologis, langkah-langkah ini dapat dilakukan:
1. Cobalah Terbuka dengan Orang Lain
Jika mengalami masalah, sebaiknya jangan dipendam sendiri. Cobalah berbicara kepada teman yang dipercaya seperti keluarga maupun sahabat, jika dibutuhkan dapat menghubungi pihak yang profesional dalam bidang ini seperti psikolog.
2. Cobalah Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Ghosting sering terjadi karena pihak satu dengan lainnya tidak bisa jujur dan terbuka satu sama lain. Jika ghosting terjadi tidak ada salahnya untuk mencoba membangun komunikasi dengan pihak terkait agar mendapat kejelasan dari masalah yang dihadapi.
Dengan mendapat kejelasan, mungkin akan mengurangi rasa penasaran dan perlahan-lahan akan move on dari kejadian ini.
3. Cobalah untuk Mencari Kesibukan Baru
Cobalah untuk mencari hobi baru atau melakukan hobi yang digemari supaya menciptakan kesenangan pada diri sendiri.
Hal itu sangat penting dilakukan individu supaya tidak mengalami stres dan mempengaruhi kondisi mental kita.
4. Cobalah untuk Menambah Relasi
Dengan menambah relasi, secara tidak langsung kita akan teralihkan pikirannya. Kita akan memiliki banyak teman yang akan berpengaruh positif pada kondisi mental kita.
5. Cobalah Terima Kenyataan
Tidak ada salahnya untuk mencoba menerima kenyataan dengan lapang dada dan ikhlas. Dengan menerima kenyataan dengan lapang dada, hal itu dapat berpengaruh pada ketenangan diri sendiri karena tidak perlu repot memusingkan keadaan yang sedang dialami.
Perlu diingat bahwa jika kita berada di posisi ditinggalkan tanpa kejelasan, hal yang paling baik dilakukan adalah instropeksi diri. Dan 2 hal yang penting dilakukan adalah jangan terus menyalahkan diri sendiri serta coba perlahan-lahan menerima keadaan.
Jika orang tersebut memang ditakdirkan bersama kita, pasti akan ada saatnya kembali bersama.
Biodata Penulis:
Adara Wiritanaya saat ini aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.