FOMO (Fear of Missing Out) tidak hanya ada dalam kehidupan sosial. Ternyata hal tersebut dapat dirasakan oleh para mahasiswa baru ketika mereka baru memasuki dunia organisasi di perguruan tinggi.
Sebelumnya, apa sih FOMO tuh? Singkatnya, FOMO adalah rasa takut merasa “tertinggal” karena tidak mengikuti aktivitas tertentu.
Nah, kembali pada topik FOMO organisasi baru, fenomena ini tentu dapat menjadi penghalang dalam adaptasi mereka di dunia perkuliahan, mereka-mereka yang FOMO ini, akan sulit menjaga keseimbangan antara kehidupan akademik dan kegiatan organisasi.
sumber gambar: tgrcampaign.com |
Kita akan mengulas dampak dari FOMO organisasi lebih dalam. Tentunya fenomena ini memiliki dampak negatif yang signifikan. Mereka mungkin akan merasa tertinggal dan khawatir tentang tidak mendapatkan kesempatan untuk bergabung pada organisasi yang menarik dan ramai diminati oleh banyak mahasiswa baru.
Contohnya, Organisasi Himpunan Mahasiswa. Banyak dari teman-teman mahasiswa baru pastinya ingin bergabung pada organisasi ini karena dianggap organisasi yang bergengsi.
Tidak sedikit pula para mahasiswa baru join organisasi ini karena ngikut teman. Tetapi, setelah masuk dalam organisasi ini, mereka merasa tidak nyaman, merasa tidak sesuai dengan passion yang mereka miliki.
Tentunya, hal-hal tersebut akan mengganggu konsentrasi belajar yang tentunya akan mempengaruhi prestasi akademik mereka.
Ada kemungkinan lainnya yaitu, jika mahasiswa baru sudah masuk dalam organisasi yang diinginkan, mereka juga dapat terlalu fokus pada kegiatan organisasi yang mungkin akan mulai mengabaikan tanggung jawab akademik mereka yang tentunya dapat mengarah pada penurunan kualitas hasil belajar.
Selain dampak akademik, FOMO juga dapat mempengaruhi aspek sosial dan emosional mahasiswa baru. Seperti yang sudah disebutkan, FOMO akan mengundang rasa takut yang berlebihan. Rasa takut ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan penurunan harga diri.
Bisa jadi, mereka juga akan merasa tertekan untuk terlibat dalam setiap kegiatan organisasi hanya demi merasa diterima oleh teman-teman mereka dan tidak tertinggal tentang semua yang berkaitan dengan organisasi.
Setelah mengetahui dampak-dampak buruk dari FOMO organisasi, kita mungkin bertanya, bagaimana cara mengatasi fenomena FOMO tersebut?
Nah, untuk mengatasi hal ini, mahasiwa baru perlu mengadopsi beberapa strategi yang umum dan dapat dikendalikan. Mahasiswa baru juga harus mengerti tentang kapasitas diri dan pilihan mereka dalam merespon dorongan untuk bergabung dengan setiap organisasi. Mereka harus bisa membuat prioritas antar kehidupan akademik dan organisasi, dan harus bisa mengatur waktu dengan baik untuk menghindari terjebak dalam FOMO organisasi.
Selanjutnya, mahasiswa dapat mencari organisasi yang sesuai dengan minat dan tujuan mereka. Dengan memilih organisasi yang relevan, mereka dapat merasa lebih puas dan dapat terlibat secara maksimal tanpa tekanan sedikitpun.
Mereka juga dapat menghadiri acara pendahuluan organisasi. Biasanya pihak organisasi kampus maupun organisasi dari fakultas, akan mengadakan kegiatan kenalan dengan organisasi-organisasi yang ada di univ/fakultas tersebut.
Semua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) akan mempresentasikan terkait kegiatan-kegiatan UKM mereka sendiri. Tentunya dari hal tersebut, mahasiswa baru bisa memiliki gambaran UKM mana yang akan mereka ikuti.
FOMO organisasi dapat menjadi tantangan bagi mahasiswa baru dalam menjalani kehidupan kampus mereka. Namun, dengan menyadari bahwa FOMO adalah perasaan yang umum dan dapat dikendalikan, serta mengambil langkah-langkah untuk mengatur prioritas dan mencari organisasi yang sesuai, mahasiswa baru seharusnya bisa mengatasi FOMO organisasi dan mencapai keseimbangan yang sehat antar kehidupan akademik dan organisasi.
Penting bagi mereka untuk menghargai diri dan tidak terlalu terpaku pada tekanan sosial untuk selalu terlibat dalam organisasi.
Fenomena ini mungkin tidak dapat dihindari sepenuhnya, tetapi dengan dukungan dan pemahaman yang tepat, mahasiswa baru dapat menjalani pengalaman kampus mereka dengan lebih seimbang, positif, dan produktif.
Biodata Penulis:
Monica Alvena Wijaya lahir pada tanggal 7 Desember 2006.