Culture Shock pada Mahasiswa Lintas Jurusan

Culture Shock adalah perubahan budaya yang terjadi secara mendadak. Ini bisa dikatakan sebagai suatu kondisi ketidakpastian. Nah, ada nggak sih dari

Sekolah Menengah Atas di Indonesia biasanya menuntut siswanya untuk memilih jurusan di awal masuk tahun pelajaran. Tak jarang pemilihan jurusan ini hanya berpacu pada pendapat orang lain atau bahkan hanya sekedar ikut teman.

Hal ini membuat siswa kerap kali menyadari kalau jurusan yang mereka inginkan di bangku perkuliahan ternyata tidak se-linear dengan jurusan SMA. Perbedaan ini tidak membuat mereka lantas menyerah, banyak di antaranya melanjutkan memilih lintas jurusan (linjur) dengan segala persiapan ekstra.

Culture Shock pada Mahasiswa Lintas Jurusan

Nyatanya, setelah mencicipi bangku perkuliahan dengan mengambil keputusan buat linjur banyak yang mengalami Culture Shock.

Mengutip jurnal dari Maizan, S. H., Bashori, K., & Hayati, E. N. (2020), Culture Shock  adalah perubahan budaya yang terjadi secara mendadak. Ini bisa dikatakan sebagai suatu kondisi ketidakpastian.

Nah, ada nggak sih dari kalian yang juga pernah ngalamin Culture Shock khususnya pas masih jadi MABA? Yuk, simak penjelasan di bawah ini tentang kejadian apa saja yang biasa terjadi pada mahasiswa lintas jurusan. 

1. Terdapat Perbedaan pada Pemahaman Dasar 

Walau siswa udah mempersiapkan hal-hal ekstra terkait mata kuliah yang bakal dipelajari nanti, bukan berarti mereka merasa langsung seimbang dengan siswa non-linjur tentang pemahaman dasar mata kuliah tersebut.

Misalnya dalam mata kuliah Akuntansi, ada beberapa istilah-istilah tentang perekonomian khususnya akuntansi. Siswa-siswa yang berasal dari jurusan IPS/SOSHUM pasti sudah familiar dengan istilah tersebut, sedangkan siswa yang berasal dari jurusan IPA/SAINTEK tidak mengerti sama sekali.

Perbedaan pemahaman dasar ini akan menyulitkan siswa dalam memahami mata kuliah karena dosen cenderung jarang menjelaskan semua istilah tersebut dengan beranggapan bahwasanya siswa-siswa sudah pasti tahu.

Sebagai contoh, dalam proses pembelajaran mata kuliah Akuntansi, dosen meminta mahasiswa mengerjakan jurnal umum dalam waktu satu menit. Siswa yang memang jurusannya satu linear dan memiliki basic akuntansi bisa langsung mengikuti daripada siswa yang lintas jurusan.

2. Terdapat Perbedaan pada Cara Penyelesaian Soal

Tipe soal yang sering keluar dalam rumpun SOSHUM dan SAINTEK tentunya memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri.

Soal-soal SAINTEK cenderung memiliki jawaban yang jelas dan pasti, sedangkan soal-soal SOSHUM kebalikannya. Siswa dituntut menjawab soa-soal SOSHUM dengan jawaban yang panjang, jelas, serta membutuhkan penalaran yang dalam.

Perbedaan tipe soal ini pada dasarnya membuat beberapa siswa linjur merasa kesulitan dan membutuhkan waktu untuk beradaptasi dalam menjawab soal.

Maksudnya, siswa dari ranah SAINTEK/IPA dulu lebih familiar dengan soal-soal seperti kimia yang memiliki jawaban pasti, ringkas, dan jelas. Lalu, mereka lintas jurusan ke SOSHUM/IPS, lalu mengambil mata kuliah Manajemen, Bisnis Pengantar, dan sebagainya, yang cenderung membutuhkan penalaran lebih dalam memiliki jawaban yang panjang.

3. Merasa Salah Jurusan

Tidak semua siswa lintas jurusan bisa berhasil beradaptasi dengan Culture Shock yang dialami. Beberapa di antaranya bahkan bisa merasa salah jurusan karena kesulitan menerima perubahan yang terjadi.

Hal ini terkesan berlebihan tapi tidak seharusnya disepelekan, karena dari kesulitan-kesulitan yang kecil itu apabila tidak dihadapi dengan baik akan menimbulkan rasa risau yang berujung stres dan rasa tidak percaya diri dengan jurusan yang dipilih.

Contohnya, karena perbedaan-perbedaan yang ada dari jurusan IPA ke Manajemen serta banyak pula yang harus diimbangi, perasaan salah memilih jurusan pun tak bisa dipungkiri. Kerap kali celetukan seperti “Tau gini kenapa aku nggak lanjut SAINTEK aja ya?” atau “Pilihanku masuk SOSHUM salah ya?” pun keluar dari mahasiswa lintas jurusan.

Hal-hal yang disebutkan di atas merupakan masalah yang biasa timbul pada mahasiswa lintas jurusan sehingga buat teman-teman yang berminat untuk linjur sebaiknya benar-benar mempertimbangkan keputusan tersebut.

Bukannya nakutin ya, tapi supaya kalian lebih aware dan lebih siap untuk menghadapinya.

Sedangkan buat teman-teman yang sedang mengalami Culture Shock sebagai mahasiswa lintas jurusan, segeralah berdamai dengan keadaan dan mulai beradaptasi karena salah satu kunci dalam menghadapi Culture Shock adalah dengan menerapkannya sebagai kebiasaan.

Aida Hasna Hunafa

Biodata Penulis:

Aida Hasna Hunafa (biasa dipanggil Aida) merupakan seorang putri asal Solo yang lahir pada 25 November 2004. Ia adalah lulusan dari Al-Abidin Surakarta yang saat ini sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Sebelas Maret dengan fokus program studi Manajemen.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.