STOP FOMO! Buang Jauh-Jauh Tren FOMO dari Hidup

Istilah FOMO pertama kali dipopulerkan pada tahun 2013 oleh seorang ilmuwan bernama Dr. Andrew K. Przybylski. Dari pemaparannya dapat disimpulkan ...

“2023 enggak FOMO? kuno deh…”

Bikin pusing kepala, tren yang beredar dari mulut ke mulut, ‘FOMO’. Tren bahasa yang digunakan gen Z saat ini aneh-aneh bukan? Dua istilah yang saat ini sudah cukup besar merebak pada generasi muda di Indonesia.

FOMO atau Fear Of Missing Out (ketakutan ketinggalan tren yang tengah berlangsung di komunitas). 

Tren tersebut mengarah pada gaya hidup boros gen Z pada era milenial. Jika dibandingkan dengan era-era sebelumnya, hal ini sangat berbanding 180 derajat dengan kehidupan serta gaya hidup masa lampau, yang mana gaya hidup sederhana dan berkecukupan.

Munculnya tren FOMO ini menimbulkan keresahan bagi diri sendiri serta orang lain yang di sekitarnya juga ikut dirugikan. FOMO bisa menyerang siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda.

Istilah ini pertama kali dipopulerkan pada tahun 2013 oleh seorang ilmuwan bernama Dr. Andrew K. Przybylski. Dari pemaparannya dapat disimpulkan bahwa FOMO merupakan suatu sindrom atau fenomena dimana seseorang meyakini bahwa segala momen berharga yang terjadi tidak boleh dilewatkan.

Hal ini tentu saja membuat siapapun yang merasa resah dan terus-menerus merasa resah jika gagal mengikuti apa yang dilihatnya.

Banyak orang yang beranggapan positif terhadap FOMO dan hal ini dikaitkan dengan YOLO (You Only Live Once), mereka beranggapan “gapapa boros, kan uang bisa dicari..” “hidup cuma sekali kok, mending dibuat seneng-seneng.”

Seiring berkembangnya era, sering saya jumpai dari teman-teman saya yang mengatakan kalimat seperti di atas, dan saya hanya bisa membalas mereka dengan senyuman pada raut wajah saya. Bingung, bagaimana untuk menanggapi hal tersebut, saya sadar dan tahu bahwa FOMO ini adalah fenomena yang tidak baik dan bahkan dapat merusak mental seseorang yang sudah terlanjur termakan oleh FOMO itu sendiri.

Tren FOMO

***

FOMO itu seperti apa sih? Oke FOMO ini sendiri terbagi menjadi beberapa kategori seperti FOMO pada info terkini, contohnya: banyak orang yang berlomba-lomba untuk mendapat title paling up-to-date dalam menyebarkan atau menggali sumber informasi tanpa mempedulikan informasi yang diperoleh benar atau hoax.

Lalu FOMO dalam memaksakan kehendak diri sendiri karena tekanan dari teman sekitarnya yang mengajak ikut-ikutan. Jelas hal ini bukan hal yang terpuji karena tidak baik bagi seseorang apabila memaksakan kehendak hanya untuk menuruti keinginan semata tanpa melihat situasi dan finansial yang ada.

Kemudian contoh FOMO yang paling dekat / yang paling sering kita temui dalam kehidupan nyata, yakni ketika diajak teman untuk sekedar kumpul, tanpa pikir panjang kita setujui dan memutuskan untuk ikut hanya karena tidak ingin ketinggalan informasi, tetapi hal ini jatuhnya malah ikut-ikutan demi ghibah bersama teman.

Dampak Negatif FOMO pada Kesehatan Mental

1. Kecemasan dan Stress

FOMO dapat menyebabkan seseorang merasa cemas dan stres karena mereka khawatir kehilangan dan ketinggalan akan pengalaman yang dimiliki oleh orang lain, biasanya bergejala sampai susah tidur,

2. Perasaan Tidak Puas

FOMO ini dapat membuat korbannya merasa tidak puas akan yang dimiliki, bahkan mereka merasa kehidupan orang lain lebih baik daripada dirinya sendiri, padahal pada realitanya belum tentu seperti itu, hal ini dapat membuat seseorang kurang percaya diri.

3. Mengganggu Produktivitas dan Konsentrasi 

Orang yang sudah terkena FOMO ini biasanya akan menghabiskan waktunya pada hal-hal yang tidak penting, padahal masih banyak prioritas hal lain didalam hidupnya yang harus dikerjakan.

4. Memicu Perilaku Negatif

FOMO ini dapat berdampak pada ‘ikut-ikutan’ dan dapat memicu hal-hal yang tidak baik, misal pada kalangan anak muda era sekarang, hal-hal seperti dugem, mabok, minum alkohol sudah menjadi hal yang lazim.

Bagi seseorang yang sudah terkena FOMO ini bisa jadi melakukan hal-hal keji itu hanya demi mengikuti tren yang sebenarnya dapat membahayakan diri sendiri.

Oleh karena itu, mulailah dari diri anda sendiri untuk mencegah terjerumus dalam tren FOMO ini, jika tidak dimulai dari diri sendiri lantas harus dimulai dari siapa? Anda bisa menerapkan mindset pola hidup yang sehat, menentukan prioritas dalam hidup anda, mengesampingkan hal-hal yang kurang bermanfaat dalam hidup, mengurangi penggunaan media sosial untuk hal yang dapat mengganggu keseharian anda, dan yang terakhir fokus pada tujuan hidup.

Biodata Singkat:

Azizah Quratul Aini, lahir pada 2 Maret 2005 di Sukoharjo, saat ini ia aktif sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret, program studi Pendidikan Kimia.

© Sepenuhnya. All rights reserved.