Di suatu ketika, entah kenapa tiba-tiba kebosanan melanda. Aku mencoba untuk menghilangkan kebosanan dengan bermain handphone. Semua aplikasi di handphone sudah aku coba mainkan namun tetap kebosanan itu belum hilang. Lalu atensiku tertuju pada aplikasi Netflix. Aku mencoba mencari-cari film maupun drama yang bagus. Mataku pun langsung tertuju pada Drama Korea yang berjudul “True Beauty”.
Drama ini mengisahkan tentang tokoh Lim Jung Kyu. Dia merupakan siswi SMA yang kerap dibully karena dianggap tidak cantik. Lalu dia mulai belajar make up secara otodidak lewat Youtube. Sehingga bertransformasi menjadi gadis cantik dalam balutan makeup.
Ada salah satu scene pada Drama Korea ini, di mana Lim Jung Kyu yang pada saat itu masih belum bertransformasi menjadi gadis cantik menaiki bus dan orang-orang tidak memberikan dia tempat duduk. Namun saat ada gadis cantik yang juga menaiki bus orang-orang langsung berbondong-bondong memberikan tempat duduknya untuk gadis cantik itu.
Pada scene ini sangat realitas pada diriku. Mengingatkan aku saat zaman SMA di mana aku yang mencoba meminta tolong pada temanku untuk berboncengan. Namun temanku langsung menolak dengan banyak alasan. Beberapa saat kemudian teman perempuanku yang termasuk primadona di kelas pun juga meminta tolong untuk berboncengan seketika temanku yang sudah menolak untuk berboncengan itu langsung menyetujuinya.
Dari pengalaman ini aku menjadi percaya bahwa Beauty Privilege itu ada. Hak istimewa yang dimiliki seseorang berdasarkan penilaian kecantikan fisik. Hal ini menjadi salah satu fenomena yang sering terjadi.
Tidak hanya di dunia kerja maupun sekolah. Beauty Privilege pun ada di dunia maya. Adanya Beauty Privilege ini menjadikan sesorang mempunyai mental yang tidak percaya diri.
Beauty Privilege ini memiliki standar dalam hal kecantikan. Ini bisa menjadi poin negatif bagi wanita-wanita di dunia. Mengapa bisa menjadi poin negatif? Karena, adanya standar kecantikan membuat wanita terobsesi untuk menjadi cantik.
Banyak cara yang akan mereka lakukan untuk memenuhi standar itu. Salah satunya yaitu diet ekstrem. Cara ini pernah menjadi tren di kalangan wanita gen z dan milenial. Salah satu contohnya tren diet ekstrem yang dilakukan idol di Korea Selatan, yang terkenal dengan nama diet IU.
Karena sering adanya pandangan dari masyarakat maupun netizen bahwa memiliki berat badan yang kurus merupakan standar kecantikan. Membuat banyaknya idol, wanita-wanita di Korea Selatan, maupun wanita di berbagai negara melakukan cara diet ekstrem ini agar mereka termasuk dalam standar kecantikan. Mereka rela untuk tidak memakan nasi agar diet ekstrem ini dapat berhasil dan mereka juga mendapatkan berat badan ideal.
Selain diet ekstrem, sebenarnya masih banyak tren lain yang para wanita lakukan untuk memenuhi standar kecantikan itu.
Namun sebenarnya apakah Beauty Privilege itu begitu penting? Jawabannya bisa iya dan bisa tidak. Dikatakan Iya, karena adanya Beauty Privilege membuat kita mudah untuk mendapatkan dan melakukan segala hal.
Contohnya pada zaman sekarang untuk melamar pekerjaan kita harus memenuhi syarat-syarat. Salah satunya harus memiliki penampilan yang menarik, memiliki tinggi badan yang ideal, dan memiliki berat badan yang ideal.
Hal ini menujukan bahwa adanya Beauty Privilege dalam hal mendapatkan pekerjaan.
Dikatakan tidak, karena dalam melamar pekerjaan tidak banyak juga perusahan yang lebih mementingkan keterampilan yang dimiliki. Hal ini pun menunjukan bahwa dengan usaha dan keterampilan yang kita punyai pun bisa mengalahkan Beauty Privilege itu.
Apakah kita yang jauh dari standar Beauty Privilege akan selamanya tidak mempunyai Privilege sendiri? Jawabannya tidak. Dengan meningkatkan value diri, kita dapat membuat standar kecantikan diri kita sendiri untuk mendapatkan Privilege.
Meningkatkan value diri dapat kita lakukan dengan kenali diri dan tingkatkan self love. Menghargai dan menerima siapa kita sebenarnya adalah langkah pertama menuju peningkatan value diri. Jangan membandingkan diri kalian dengan orang lain, karena setiap individu unik dalam caranya sendiri.
Langkah selanjutnya dengan melakukan upgrade diri dan upgrade skill. Menjadi ahli dalam bidang tertentu atau mengejar hobi yang disukai dapat meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan rasa pencapaian pribadi.
Secara keseluruhan Beauty Privilege memang ada. Namun dengan adanya Beauty Privilege ini jangan menjadikan kita sebagai orang yang tidak percaya diri. Meningkatkan value diri menjadi cara agar kita dapat menciptakan standar kecantikan dan Privilege sendiri. Tetaplah berpedoman bahwa cantik dimulai ketika kita memutuskan untuk menjadi diri sendiri.
Biodata Penulis:
Deshawna Ratuasti Laras lahir pada tanggal 7 Januari 2003 di Surakarta.