Puisi: Wong Bodoh Ditakoni (Karya Kang Thohir)

Puisi "Wong Bodoh Ditakoni" karya Kang Thohir menyoroti perbedaan antara orang yang merasa pintar dan orang yang dianggap bodoh.

Wong Bodoh Ditakoni

Ana sing takon maring aku, "Ir, wong kue paling penak dadi wong bodoh apa dadi wong pinter, Ir? 
Aku jawab, "Wong kue paling penak dadi wong bodoh, Yad"
"Sih, bisane, Ir?" takon maning si Wayad.
"Soale nek wong bodoh kue penak ora pernah ditakoni, Yad"
"Lah, loken?"
"Nah, wong bodoh ditakoni, ya ora ngerti o,"
"Hehehe, iya"

2023

Catatan:
Puisi ini terhimpun di bawah judul besar: Kumpulan Ngomong Ngalor Ngidul Kang Thohir.

Analisis Puisi:
Puisi "Wong Bodoh Ditakoni" adalah sebuah puisi yang sederhana namun penuh makna, menyoroti perbedaan antara orang yang merasa pintar (wong pinter) dan orang yang dianggap bodoh (wong bodoh).

Pembagian Antara Wong Pinter dan Wong Bodoh: Puisi ini memulai dengan percakapan antara dua tokoh. Salah satu dari mereka bertanya kepada yang lain tentang apakah lebih baik menjadi orang bodoh atau pintar. Pertanyaan ini menciptakan kerangka kerja untuk puisi ini.

Jawaban yang Mencerahkan: Tokoh yang ditanya memberikan jawaban yang sangat menarik. Dia menyatakan bahwa menjadi orang yang paling baik adalah menjadi orang bodoh. Alasannya adalah bahwa orang yang bodoh tidak pernah ditakoni (dimintai jawaban).

Kritik terhadap Sikap Sombong: Puisi ini mencela sikap sombong dan meremehkan orang lain yang seringkali muncul dalam masyarakat. Penulis mengungkapkan bahwa terkadang orang yang merasa pintar atau lebih tahu lebih cenderung menilai orang lain yang dianggap bodoh.

Kesadaran akan Keberanian dalam Ketidaktahuan: Puisi ini mengingatkan kita bahwa ketidaktahuan atau "bodoh" bisa menjadi keberanian karena seseorang yang tidak tahu tidak akan pernah takut untuk mencoba hal-hal baru dan menghadapi tantangan.

Pesan tentang Kehidupan yang Sederhana: Pesan tersembunyi dalam puisi ini adalah tentang kesederhanaan dalam hidup. Orang yang dianggap bodoh mungkin hidup dengan lebih sederhana dan bahagia karena mereka tidak begitu peduli dengan pengetahuan atau penilaian orang lain.

Puisi "Wong Bodoh Ditakoni" karya Kang Thohir adalah pengingat kepada kita semua untuk tidak meremehkan orang lain dan untuk tidak merasa lebih tinggi dari orang lain hanya karena pengetahuan atau kepintaran kita. Ini adalah puisi yang mempromosikan kerendahan hati dan mengingatkan kita tentang nilai-nilai sederhana dalam hidup.

Kang Thohir
Puisi: Wong Bodoh Ditakoni
Karya: Kang Thohir

Biodata Kang Thohir:
  • Kang Thohir merupakan nama pena dari Muhammad Thohir/Tahir (biasa disapa Mas Tair). Ia lahir di Brebes, Jawa Tengah.
  • Kang Thohir suka menulis sejak duduk di bangku kelas empat SD sampai masuk ke Pondok Pesantren. Ia menulis puisi, cerpen dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.