Puisi: Potret Perempuan (Karya Toto Sudarto Bachtiar)

Puisi "Potret Perempuan '51" karya Toto Sudarto Bachtiar mengeksplorasi berbagai aspek kehidupan perempuan pada tahun 1951.
Potret Perempuan '51
(Buat Mochtar Apin)


lalu
mengalun
lalu
mengalun
gema rona
kehijauan palma
kipas di tangan

sekejap lalu
anak-anak
asap rokok
abu
pinggang mengombak
buah dada
lantai cendrung
pintu mengajak lari

anak-anak lalu
debu lalu
debu lalu
lalu
lalu
bayangan lalu
aku lalu.


Sumber: Majalah Zenith (Juni, 1951)

Analisis Puisi:
Puisi "Potret Perempuan '51" adalah karya Toto Sudarto Bachtiar yang menggambarkan potret perempuan pada tahun 1951. Puisi ini mengeksplorasi berbagai aspek kehidupan perempuan pada masa itu.

Penggunaan Kata-kata Pendek: Puisi ini menggunakan kata-kata pendek dan repetitif, seperti "lalu," "mengalun," dan "lantai cendrung." Hal ini menciptakan ritme yang kuat dalam puisi, mirip dengan sebuah lagu atau pantun, yang memperkuat kesan nostalgia dan pengulangan yang ada pada masa tersebut.

Gambaran Keadaan: Penyair menciptakan gambaran tentang kehidupan pada tahun 1951, dengan merujuk pada "anak-anak," "asap rokok," "abu," dan "pinggang mengombak." Ini menciptakan citra perempuan yang hidup pada masa yang berbeda dengan tantangan, kebiasaan, dan peran yang khas.

Kontras antara Kehijauan dan Debu: Puisi ini menciptakan kontras yang menarik antara "kehijauan palma" dan "debu." Ini bisa diartikan sebagai kontras antara dunia yang berwarna dan hidup (kehijauan) dengan dunia yang berubah dan penuh dengan tantangan (debu).

Perubahan dan Perjalanan: Puisi ini menggambarkan perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu. Gambaran awal tentang "mengalun" dan "kehijauan palma" berubah menjadi gambaran tentang "anak-anak," "asap rokok," dan "debu." Hal ini menciptakan kesan perjalanan atau evolusi dalam puisi ini.

Ketidakjelasan Identitas Penyair: Puisi ini diakhiri dengan kata "aku lalu," yang menciptakan ketidakjelasan tentang identitas penyair. Ini bisa diartikan sebagai perasaan penyair yang terlibat dalam perubahan dan perjalanan yang digambarkan dalam puisi ini.

Puisi "Potret Perempuan '51" adalah penggambaran yang kuat tentang perubahan dan evolusi dalam kehidupan perempuan pada tahun 1951. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun efektif, puisi ini menciptakan citra yang kuat dan mendalam tentang masa lalu yang berbeda.

Puisi: Potret Perempuan '51
Puisi: Potret Perempuan
Karya: Toto Sudarto Bachtiar

Biodata Toto Sudarto Bachtiar:
  • Toto Sudarto Bachtiar lahir pada tanggal 12 Oktober 1929 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
  • Toto Sudarto Bachtiar meninggal dunia pada tanggal 9 Oktober 2007 (pada usia 77 tahun).
  • Toto Sudarto Bachtiar adalah salah satu Penyair Indonesia Angkatan 1950-1960-an.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Tanah Air (1) Ada hijau pegunungan Ada biru lautan Ada hijau Ada biru Langit dan hatiku Adalah aku pucuk tatapan Ada pucuk Ada tatapan Ada pucuk senapan Mengarah ke …
  • Gelap Jakarta Gelaplangit jakarta kian menghitamsetelah udara dipenuhi teriakanhamburan kata-kata kebencianfitnah dan saling tuding menudingspanduk provokasi ramai terbentangterhem…
  • Kecapi Sunda Kenapa tuan berduka menyandang bulan pudar di bahu kanan menyandang bintang muram di bahu kiri Melihat hijau malam dalam redup dan kebasahan memandangi hat…
  • Elegi Ia yang hendak mencipta, menciptalah atas bumi ini. Ia yang akan tewas, tewaslah karena kehidupan. Kita yang mau mencipta dan akan tewas akan berlaku untuk ini dengan …
  • Elegi Jakarta (1) Pada tapal terakhir sampai ke Yogya, bimbang telah datang pada nyala langit telah tergantung suram Kata-kata berantukan pada arti sendiri Bimbang telah dat…
  • Jakarta dalam Catatan Musim mengirim angin ke setiap sudut kota selamat pagi Jakarta dalam deru kereta dalam gerung bus kota dalam cepat l…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.