Perawan
Nasib yang dulu pernah
menjadi teman terbaiknya
kini menghianatinya
: tersembunyi duka
di dalam tawanya
yang berantakan.
Namun ia tetaplah perawan, suci
untuk menjadi istri
bagi sesiapa: kecuali hatinya.
Analisis Puisi:
Puisi "Perawan" karya A. Munandar adalah sebuah karya yang mencerminkan pemikiran dan perasaan seorang wanita yang pernah mengalami nasib yang sulit.
Nasib yang Kontradiktif: Puisi ini menggambarkan nasib yang kontradiktif atau paradoks yang dihadapi oleh seorang wanita. Meskipun ia mengalami nasib yang sulit (nasib yang menghianatinya), ia masih tetap dianggap sebagai "perawan" yang suci. Ini menggambarkan dualitas dalam hidupnya di mana pengalaman buruknya tidak mengorbankan kepolosan dan kemurniannya.
Kepolosan yang Tetap Ada: Dalam konteks puisi ini, "perawan" bukanlah istilah yang merujuk pada status fisik, melainkan status kejiwaan. Bahkan meskipun ia telah mengalami nasib yang buruk, kemurniannya, kebaikan hatinya, dan ketulusannya tetap tidak terganggu. Puisi ini menekankan bahwa kepolosan batinnya tetap terjaga.
Keterkaitan dengan Hati: Puisi ini menyoroti pentingnya hati dalam menentukan kepolosan dan kemurnian seseorang. Kepolosan, dalam konteks ini, adalah tentang ketulusan dan kebaikan hati yang tetap ada, meskipun ada pengkhianatan.
Kesimpulan yang Bermakna: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dari kemurnian dan kepolosan sejati. Bahwa meskipun seseorang mungkin mengalami kesulitan dan pengkhianatan, sifat baik dan tulus hati seseorang tetap ada dalam dirinya.
Puisi "Perawan" oleh A. Munandar adalah karya yang menggambarkan konflik antara pengalaman buruk dan kepribadian yang baik. Ini menyoroti pentingnya mempertahankan kebaikan hati dan ketulusan dalam menghadapi kesulitan dalam hidup.
Karya: A. Munandar