Puisi: Nanti Kita Ingin Pulang ke Sini (Karya Melki Deni)

Puisi "Nanti Kita Ingin Pulang ke Sini" karya Melki Deni merenungkan arti perjalanan, persinggahan, pelarian, dan harapan untuk pulang.
Nanti Kita Ingin Pulang ke Sini

Barangkali aku akan berjalan sendiri. Barangkali kamu akan berlari dari sini.
Yang kamu pahami perjalanan tanpa persinggahan adalah pelarian, bukan?

Yang 'ku pahami persinggahan tanpa secangkir anggur Spanyol sungguh membosankan. Puisi takkan lahir di sana, kamu pun enggan hadir menemaniku menulis puisi, mengartikan batas-batas antara Hidup-Mati tanpa kekasih di sisi.

Yang kamu mengerti persinggahan adalah perjalanan yang tak menunda, tetapi secangkir anggur akan melupakan jalan pulang.

Kubilang bukan secangkir anggur membuatku melupakan jalan pulang, melainkan masih adakah jalan pulang itu…. sebab setelah kamu berlari dari sini, jalan pulang tak ada lagi.

Di tengah perjalanan kulihat ada mural dengan tulisan: Ego will kill us. Kubayangkan kau datang diam-diam, memelukku dari belakang dan bilang: How about we kill our ego now?

Kita pun paham semua perjalanan dan pelarian mengantar kita menuju pulang ke sini.

Salamanca, Castilla y Leon-España
Jumat, 1 September 2023

Analisis Puisi:

Puisi "Nanti Kita Ingin Pulang ke Sini" karya Melki Deni adalah karya sastra yang menggambarkan perjalanan, persinggahan, pelarian, dan harapan akan pulang.

Tema Sentral: Tema sentral dalam puisi ini adalah perjalanan, baik fisik maupun emosional, serta harapan untuk "pulang ke sini." Puisi ini menciptakan perbandingan antara perjalanan tanpa persinggahan yang dianggap pelarian dan persinggahan yang membosankan tanpa kenikmatan seperti secangkir anggur.

Pertanyaan tentang Arti Perjalanan: Puisi ini mengangkat pertanyaan tentang arti sebenarnya dari perjalanan. Penyair merenungkan apakah perjalanan yang hanya berfokus pada tujuan akhir tanpa menikmati perjalanan itu sendiri adalah pelarian dari kenyataan.

Bahasa Metaforis: Penyair menggunakan bahasa metaforis untuk menggambarkan konsep-konsep dalam puisi. Misalnya, "secangkir anggur Spanyol" digunakan sebagai lambang kenikmatan dalam perjalanan, sementara "mural dengan tulisan: Ego will kill us" menggambarkan refleksi diri dan perubahan.

Perubahan Emosi: Puisi ini menciptakan perubahan emosi yang kuat, mulai dari perasaan yang melankolis tentang perjalanan tanpa kenikmatan hingga harapan akan "pulang ke sini." Ini mencerminkan perjalanan emosional yang dialami oleh orang-orang dalam kehidupan mereka.

Pesan Tentang Arti Hidup: Puisi ini menyampaikan pesan tentang arti hidup dan perjalanan. Penyair mengajak pembaca untuk merenungkan bahwa perjalanan bukan hanya tentang tujuan akhir, tetapi juga tentang menikmati momen-momen dalam perjalanan itu sendiri. Selain itu, puisi ini mengingatkan kita tentang pentingnya refleksi diri dan perubahan dalam hidup.

Puisi "Nanti Kita Ingin Pulang ke Sini" adalah karya sastra yang merenungkan arti perjalanan, pelarian, dan harapan untuk pulang. Dengan bahasa metaforis dan perubahan emosi yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna hidup dan pentingnya menikmati setiap momen dalam perjalanan ke arah tujuan akhir.

Puisi Melki Deni
Puisi: Nanti Kita Ingin Pulang ke Sini
Karya: Melki Deni

Biodata Melki Deni:
  • Melki Deni adalah mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores, NTT.
  • Melki Deni menjuarai beberapa lomba penulisan karya sastra, musikalisasi puisi, dan sayembara karya ilmiah baik lokal maupun tingkat nasional.
  • Buku Antologi Puisi pertamanya berjudul TikTok. Aku Tidak Klik Maka Aku Paceklik (Yogyakarta: Moya Zam Zam, 2022).
  • Saat ini ia tinggal di Madrid, Spanyol.
© Sepenuhnya. All rights reserved.