Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Menentang Lawan (Karya Armijn Pane)

Puisi "Menentang Lawan" karya Armijn Pane menggambarkan semangat, keberanian, dan tekad dalam menghadapi tantangan atau musuh.
Menentang Lawan

Dataran Garut terbentang di muka,
Gunung mengepung sekeliling,
Dua gadis gagah perkasa,

Apatah juga ditakutkan,
Badan kuat apa merobohkan,
Setia teguh padan dijanjikan,
Dataran Garut tersumpah ditahankan.

Begitulah diri pada adinda,
Teguh janji tak mungkir cinta,
Adik kupeluk menentang lawan.

Sumber: Pujangga Baru (April, 1934)

Analisis Puisi:
Puisi "Menentang Lawan" karya Armijn Pane adalah karya yang menciptakan gambaran tentang keberanian dan tekad dalam menghadapi lawan atau musuh.

Latar Belakang Geografis: Puisi ini memiliki latar belakang geografis yang kuat dengan menyebutkan Dataran Garut yang terbentang di muka dan gunung yang mengelilinginya. Ini menciptakan suasana alam yang menonjol dan mungkin menggambarkan keteguhan dan kekokohan alam Garut.

Keberanian dan Kekuatan: Puisi ini menciptakan gambaran dua gadis yang gagah perkasa dan serdadu yang siap menentang musuh. Ini menggambarkan keberanian, kekuatan, dan tekad dalam menghadapi tantangan atau konflik.

Keteguhan Janji: Penyair menekankan kepentingan keteguhan janji dan setia teguh dalam puisi ini. Ini menciptakan pesan tentang pentingnya mematuhi komitmen dan janji, bahkan dalam situasi yang sulit atau berbahaya.

Cinta dan Kebersamaan: Puisi ini menciptakan nuansa cinta dan kebersamaan, terutama dalam baris terakhir yang menggambarkan adik yang dipeluk dengan tekad menentang lawan. Ini mungkin mencerminkan nilai-nilai persatuan dan solidaritas dalam menghadapi tantangan bersama.

Tanda-Tanda Nasionalisme: Puisi ini juga dapat diartikan sebagai simbolisme nasionalisme, dengan Dataran Garut yang "tersumpah ditahankan" mungkin mencerminkan tekad untuk mempertahankan tanah air Indonesia dari ancaman luar.

Bahasa yang Sederhana: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana dan gambaran yang cukup langsung dalam puisi ini. Ini membuat pesan dan perasaan yang ingin disampaikan lebih mudah dipahami oleh pembaca.

Secara keseluruhan, Puisi "Menentang Lawan" adalah sebuah puisi yang menggambarkan semangat, keberanian, dan tekad dalam menghadapi tantangan atau musuh. Ini juga bisa dilihat sebagai ungkapan cinta pada tanah air dan kesetiaan terhadap nilai-nilai yang dipegang teguh.

Puisi: Menentang Lawan
Puisi: Menentang Lawan
Karya: Armijn Pane

Biodata Armijn Pane:
  • Armijn Pane lahir pada tanggal 18 Agustus 1908 di Muara Sipongi, Mandailing Natal, Sumatra Utara.
  • Armijn Pane meninggal dunia pada tanggal 16 Februari 1970 di Jakarta (pada usia 61 tahun).
  • Armijn Pane adalah adik kandung sastrawan Sanusi Pane.
  • Armijn Pane adalah salah satu pendiri majalah Pujangga Baru (Poedjangga Baroe).
© Sepenuhnya. All rights reserved.