Catatan:
Bicana = Tanah tumpah darah.
Sumber: Percikan Permenungan (1925)
Analisis Puisi:
Puisi "Kuburan Bunda" karya Rustam Effendi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perasaan kehilangan, nostalgia, dan rasa syukur terhadap seorang ibu.
Tema Sentimental: Puisi ini memiliki tema sentimental yang kuat, yaitu perasaan anak terhadap ibunya. Penyair menggambarkan perjalanan hidup seorang anak dari masa kecil hingga dewasa, dan bagaimana ibu selalu hadir dalam setiap fase tersebut.
Hubungan Ibu-Anak: Puisi ini merayakan hubungan antara ibu dan anak. Penyair menunjukkan bahwa sepanjang hidupnya, ibu adalah sosok yang selalu ada untuknya, memberikan cinta, dukungan, dan perhatian.
Perubahan Fase Hidup: Penyair menggambarkan perubahan fase hidup seorang anak dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Pada awalnya, anak sangat bergantung pada ibunya, tetapi seiring berjalannya waktu, ia menjadi mandiri dan melupakan perjuangan ibunya.
Nostalgia dan Kehilangan: Puisi ini penuh dengan perasaan nostalgia dan kehilangan. Penyair merasa rindu kepada ibunya dan merasa bersyukur atas semua yang telah diberikan olehnya. Namun, ia juga merasa menyesal karena kadang-kadang melupakan perjuangan ibunya.
Gaya Bahasa yang Sederhana: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana dan lugas dalam puisi ini. Gaya bahasanya menciptakan kedekatan antara penyair dan pembaca, sehingga pembaca dapat merasakan emosi yang disampaikan dengan lebih mendalam.
Kuburan sebagai Simbol: Kuburan digambarkan sebagai simbol akhir dari kehidupan ibu. Ini mengingatkan pembaca tentang keterbatasan waktu yang dimiliki setiap individu dan pentingnya menghargai orang yang kita cintai selama mereka masih hidup.
Perasaan Bersyukur: Meskipun penyair merasa menyesal karena kadang-kadang melupakan ibunya, ia juga menyampaikan perasaan syukur atas kehadiran dan pengorbanan ibunya. Ini menciptakan perasaan haru dan refleksi dalam puisi.
Secara keseluruhan, puisi "Kuburan Bunda" adalah karya yang menggambarkan perasaan cinta, nostalgia, dan penghargaan seorang anak terhadap ibunya. Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai dan merawat hubungan keluarga sepanjang hidup.