Analisis Puisi:
Puisi "Kenangan" oleh Iswadi Pratama menggambarkan perenungan tentang masa lalu dan bagaimana kenangan-kenangan itu disimpan.
Kenangan dan Nostalgia: Puisi ini membawa pembaca ke masa lalu dengan gambaran kaleng-kaleng yang digunakan untuk menyimpan penganan. Kaleng-kaleng ini menjadi simbol kenangan yang memicu nostalgia dalam pikiran pembaca.
Makna Simbolis Kaleng-Kaleng: Kaleng-kaleng yang disusun selama bertahun-tahun mencerminkan akumulasi kenangan yang berharga. Meskipun kini mungkin sudah berkarat dan penuh udara bau lembab, mereka tetap menjadi saksi bisu dari masa kecil penulis. Mereka juga mencerminkan nilai kenangan dan perasaan yang tidak dapat diukur dengan benda fisik.
Perasaan Sedih dan Gembira: Puisi ini menciptakan perasaan kontradiktif di antara perasaan sedih dan gembira. Kaleng-kaleng ini memicu kenangan yang menghasilkan emosi yang beragam. Masa kecil yang tercatat dalam kenangan penulis adalah campuran dari momen-momen sedih dan gembira.
Penyimpanan Kenangan: Puisi ini mengangkat pertanyaan tentang apa yang harus disimpan sebagai kenangan. Meskipun bapak penulis telah meninggal dan kaleng-kaleng tersebut memiliki nilai kenangan, Iswadi Pratama mencoba mencari pemahaman yang lebih dalam tentang apa yang seharusnya disimpan dan apa yang mungkin sebaiknya ditinggalkan.
Pertimbangan Kehidupan: Puisi ini mencerminkan pertimbangan tentang bagaimana kita harus berdamai dengan masa lalu dan kenangan. Meskipun ada aspek-aspek dalam kehidupan yang mungkin terlalu pahit untuk disimpan, ada juga hal-hal yang harus dihargai dan disimpan sebagai bagian dari perjalanan hidup.
Puisi "Kenangan" adalah refleksi tentang pengaruh masa lalu dan nilai kenangan dalam hidup seseorang. Iswadi Pratama mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana kita menyimpan kenangan-kenangan tersebut dan apa yang harus kita pelajari dari mereka. Puisi ini menggambarkan perasaan kontradiktif yang sering kali mewarnai kenangan dalam hidup kita.