Janji Terang Bulan
Bulan purnama sekali lagi,
Adalah enam puluh kali jadi,
Sudah kita tiada bersua lagi.
Sinar lembut menganyam daunan,
Di bawah pohon memandang pekarangan,
Di atas langit membulat sinaran.
Aku menengadah memandang bulan,
Sinar mengadang menerima pandangan,
Hati mengingat menapis janjian.
Teringat lagi janjian kita,
Padang lagi sebutan kata,
Tersenter lagi sumpahlah kita ....
Kita bertiga anak sadar,
Lahir ke bumi bangsa lapar,
Seluruh Timur gelisah sadar.
Kita bertiga anak perang,
Berakal mulai masa meradang,
Seluruh dunia hilang senang.
Kita bertiga anak malaise,
Keluar sekolah masa badai,
Putus harapan angan tiada sampai.
Kita bertiga berjanji kata,
Teguh rasa setiap 'kan bangsa,
Topangkan jiwa kemajuan bangsa ....
Purnama bulan hitungan masa,
Pengenang bulan bulan janji esa,
Pengeraskan hati tujuan bangsa.
Sumber: Pujangga Baru (Agustus, 1936)
Analisis Puisi:
Puisi "Janji Terang Bulan" karya Armijn Pane adalah sebuah karya sastra yang mengungkapkan perasaan nostalgia dan janji kesetiaan terhadap bangsa.
Tema Sentimental dan Nostalgia: Puisi ini menghadirkan nuansa sentimental dan nostalgia yang kuat. Penyair menggunakan gambaran bulan purnama untuk mengingatkan pembaca akan pertemuan yang telah berlalu. Bulan purnama adalah simbol romantis yang sering digunakan untuk mengungkapkan perasaan cinta dan kerinduan.
Pertemuan dan Janji: Puisi ini merujuk pada pertemuan yang telah berlangsung, dan penjelasan lebih lanjut mengenai perjanjian atau janji yang dibuat dalam pertemuan tersebut. Ini menciptakan latar belakang untuk pesan kesetiaan dan tekad yang muncul dalam puisi.
Tema Nasionalisme: Meskipun puisi ini memiliki nuansa sentimental yang kuat, ia juga mencerminkan tema nasionalisme. Pembaca dapat melihat bahwa penulis menyatakan tekad untuk bangsa, menggambarkan kelahiran anak-anak yang sadar dan berakal, dan mengingatkan pada perjuangan yang harus dihadapi untuk kemajuan bangsa.
Struktur dan Bahasa: Puisi ini menggunakan struktur yang relatif sederhana dengan bait-bait pendek yang memberikan kesan ritme berulang. Bahasa yang digunakan juga cukup sederhana, membuat pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dipahami oleh pembaca.
Gambaran Alam: Penyair menggunakan gambaran alam seperti bulan purnama, daunan, dan pohon untuk menciptakan suasana yang tenang dan indah. Ini menciptakan kontras dengan tema nasionalisme yang keras, menunjukkan kekuatan dalam kedamaian alam.
Makna Mendalam: Puisi ini menyiratkan makna mendalam tentang komitmen terhadap bangsa, keinginan untuk mencapai kemajuan, dan kesetiaan terhadap janji yang telah dibuat. Hal ini menciptakan kesan bahwa pembaca seharusnya menghargai tekad untuk bersama-sama membangun bangsa.
Secara keseluruhan, Puisi "Janji Terang Bulan" adalah puisi yang penuh dengan perasaan dan makna. Ia menciptakan nuansa nostalgia, cinta, dan kesetiaan terhadap bangsa Indonesia.
Puisi: Janji Terang Bulan
Karya: Armijn Pane
Biodata Armijn Pane:
- Armijn Pane lahir pada tanggal 18 Agustus 1908 di Muara Sipongi, Mandailing Natal, Sumatra Utara.
- Armijn Pane meninggal dunia pada tanggal 16 Februari 1970 di Jakarta (pada usia 61 tahun).
- Armijn Pane adalah salah satu pendiri majalah Pujangga Baru (Poedjangga Baroe).
- Armijn Pane adalah adik kandung sastrawan Sanusi Pane.