Puisi: Jam (Karya Wiji Thukul)

Puisi "Jam" karya Wiji Thukul mengingatkan kita tentang kompleksitas kehidupan dan bagaimana waktu memengaruhi pengalaman kita.
Jam


tak usah terkejut pun
putar jarum jam akan merajutmu
kisah lama yang selalu bisu
menabur belantara pertanyaan baru

Angke, 9 Maret 1983

Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Jam" karya Wiji Thukul adalah sebuah karya singkat yang mengandung makna yang dalam. Puisi ini mencerminkan pemikiran tentang waktu dan bagaimana waktu memengaruhi kehidupan manusia.

Pemanfaatan Metafora: Puisi ini menggunakan jam sebagai metafora untuk menggambarkan bagaimana waktu berjalan. Jam, sebagai perangkat yang mengukur waktu, sering digunakan dalam sastra untuk menyimbolkan aspek-aspek berbeda dari kehidupan manusia. Dalam puisi ini, jam melambangkan perubahan dan evolusi dalam kehidupan seseorang.

Waktu sebagai Rajutan Kehidupan: Penggunaan kata "merajut" dalam puisi ini menggambarkan cara waktu menghubungkan berbagai peristiwa dalam hidup seseorang. Waktu tidak hanya berlalu, tetapi juga "merajut" pengalaman dan memunculkan pertanyaan baru. Ini mencerminkan kompleksitas dan dinamika kehidupan manusia.

Kehidupan yang Penuh Tantangan: Puisi ini menyiratkan bahwa setiap orang akan menghadapi banyak pertanyaan dan tantangan dalam hidupnya. Waktu terus berjalan dan membawa dengan itu perubahan, dan seseorang harus siap untuk menghadapinya. Ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana kita menghadapi waktu dan perubahan dalam hidup kita.

Keabadian Pertanyaan: Di baris terakhir, puisi ini mengungkapkan bahwa pertanyaan-pertanyaan akan tetap ada meskipun waktu terus berjalan. Pertanyaan-pertanyaan ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari eksistensi manusia dan akan selalu muncul dalam perjalanan hidup kita.

Puisi "Jam" adalah sebuah karya yang singkat tetapi kuat yang mengingatkan kita tentang kompleksitas kehidupan dan bagaimana waktu memengaruhi pengalaman kita. Dengan menggunakan metafora jam, puisi ini menciptakan gambaran tentang bagaimana waktu merajut kisah hidup kita dan menghadirkan pertanyaan-pertanyaan yang tak terhindarkan.

Puisi: Jam
Puisi: Jam
Karya: Wiji Thukul

Biodata Wiji Thukul:
  • Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
  • Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
  • Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Kepergian Sekali Siang telah kembali kepada malam dan malam berpaling kepada tenangan doa juga orang-orang berharap dan mereka yang percaya. Satu-satu padam lam…
  • Buih Kami berlayar: kapal, aku, dan awan Pelabuhan, pantai, lambai satu-tangan Melepas ikatan. Di mana air membuih bebas Meluas pandangan. Kami berlayar! B…
  • Transit Ruang berisi kaca. Teguk minuman timangan mata mengajuk jawaban masa datang. Peristiwa improvisasi tanpa rangka, tersendiri saat mulus sempurna; cagar s…
  • Pencarian Untuk R.N Karena Godot tak datang sungkan berpesan alamat tiada kemungkinan seribu satu: bagai pengembara Jahudi kuriling bepergian negeri mana di takd…
  • Perempuan Perempuan lena mematah-matahkan seranting kering, bersandar di jendela tinggi empat persegi, rahasia kejauhan di luar memanggil, di hatinya hingga ras…
  • Hanya Mencoba Tong besar, kosong tertegak di bawah pohon rimbun Melihat ke dalam... Tampak muka di cermin air sedikit di dasar tong lama berkarat Pinggir kasa…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.