Dadi Grentes Atiku
Cobaane enyong berat nemen, kudu sabar lan nerima. Enyong disengiti wong ya rapapa, sing penting enyong ora rusuhi wong. Namung, enyong kadang-kadang keder, bisane wong-wong ka ora peduli karo enyong apa karena enyong kepriben? Enyong kiye butuh pengertian lan penjelasan, apa karena enyong salah apa kepimen? Dadi grentes atiku lamona kayak kue.
2023
Catatan:
Puisi ini terhimpun di bawah judul besar: Kumpulan Ngomong Ngalor Ngidul Kang Thohir.
Analisis Puisi:
Puisi "Dadi Grentes Atiku" karya Kang Thohir adalah ungkapan perasaan tentang perjuangan dan ketidakpastian dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Puisi ini menyentuh beberapa tema utama, termasuk kesabaran, pengertian, kepribadian, dan perasaan cemas.
Kesabaran: Puisi ini menekankan pentingnya kesabaran dalam menghadapi cobaan dan tantangan dalam hidup. Kata "kudu sabar" menunjukkan bahwa kesabaran adalah kunci untuk menjalani kehidupan dengan damai, terutama ketika menghadapi orang-orang yang tidak selalu bersikap baik.
Pengertian dan Penjelasan: Puisi ini menyiratkan bahwa seseorang mungkin membutuhkan pengertian dan penjelasan dari orang lain untuk memahami situasi atau perasaannya. Ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik dan pengertian dari orang lain dapat membantu seseorang melewati masa-masa sulit.
Kepribadian dan Sikap Orang Lain: Puisi ini merujuk pada sikap orang lain yang mungkin tidak selalu baik. Kata-kata seperti "wong-wong ka ora peduli karo enyong apa" menunjukkan bahwa ada orang-orang yang mungkin tidak peduli atau bahkan merendahkan orang lain tanpa alasan yang jelas. Ini mencerminkan realitas sosial di mana sikap buruk orang lain dapat memengaruhi perasaan seseorang.
Perasaan Cemas dan Ketidakpastian: Ungkapan "keder" menggambarkan perasaan cemas atau ketidakpastian yang bisa dirasakan oleh seseorang ketika mereka merasa tidak dipahami atau tidak diterima oleh orang lain. Ini adalah pengalaman emosional yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Dadi Grentes Atiku: Ungkapan "Dadi grentes atiku lamona kayak kue" menggambarkan perasaan yang terbebani dan berat di dalam hati seseorang. Kata "grentes" mungkin merujuk pada perasaan yang mengganggu atau membebani jiwa.
Secara keseluruhan, puisi ini mencerminkan pengalaman emosional yang dapat dirasakan oleh banyak orang dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Ini mengajak pembaca untuk merenung tentang pentingnya kesabaran, pengertian, dan komunikasi dalam mengatasi konflik dan ketidakpastian yang mungkin muncul dalam hubungan dengan orang lain.
Karya: Kang Thohir
Profil Kang Thohir:
- Kang Thohir merupakan nama pena dari Muhammad Thohir/Tahir (biasa disapa Mas Tair). Ia lahir di Brebes, Jawa Tengah.
- Kang Thohir suka menulis sejak duduk di bangku kelas empat SD sampai masuk ke Pondok Pesantren. Ia menulis puisi, cerpen dan lain sebagainya.