Puisi: Cipanas (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Cipanas" karya Slamet Sukirnanto berhasil menangkap esensi dari perubahan suasana hati manusia dalam konteks keindahan alam Cipanas.
Cipanas (1)

Di lereng bukit
Gemercik air kali yang bening
Ikan-ikan berenang, kolam jadi berarti bagimu
Diam lama-lama: adakah yang kautunggu?

1970

Sumber: Catatan Suasana (1982)

Cipanas (2)

Angin sore mengulur tangan
Meraih lembah.
Menyeret sepi, ketika cintamu
Tiada tumbuh lagi dalam pusaran!

Warna bunga-bunga
Langit dan
Lereng merimbun.
Padamu: kuserahkan setangkai
Kegelisahan menyusup - 
tangkai demi tangkai!

Ada bocah mengulur benang layang-layang
Ada lelaki mengulur tambang angan-angan
Ada layang-layang ada angan-angan
Mengatas lewat pucuk-pucuk bukit!

Cipanas, 1970

Sumber: Luka Bunga (1991)

Analisis Puisi:

Puisi Cipanas karya Slamet Sukirnanto, meskipun dipublikasikan dalam dua buku yang berbeda yaitu "Catatan Suasana" (1982) dan "Luka Bunga" (1991), keduanya ditulis pada tahun 1970. Kedua puisi ini menawarkan pandangan yang mendalam dan berbeda tentang suasana di Cipanas.

Cipanas (1)

  • Gambaran Alam dan Kedamaian: Puisi ini menggambarkan ketenangan alam di lereng bukit dengan gemercik air kali yang bening. Kehidupan ikan-ikan yang berenang di kolam mencerminkan keindahan dan ketenangan alam Cipanas.
  • Pertanyaan dan Penantian: Penyair mengajukan pertanyaan retoris, "adakah yang kautunggu?" yang menyiratkan perasaan penantian atau pencarian yang mendalam. Ini bisa mencerminkan kerinduan atau harapan tersembunyi yang berada di balik ketenangan alam tersebut.
  • Struktur dan Gaya Bahasa: Dengan struktur yang sederhana, puisi ini menggunakan bahasa yang lugas namun penuh dengan imaji alam yang kuat. Ini menekankan kontras antara ketenangan alam dan kegelisahan batin manusia.

Cipanas (2)

  • Perubahan Suasana dan Kegelisahan: Berbeda dengan kedamaian di Bagian Pertama, bagian ini memperkenalkan angin sore yang "mengulur tangan" dan "menyeret sepi." Ada perasaan kehilangan dan ketiadaan cinta yang mendalam.
  • Simbolisme: Penggunaan bunga, langit, dan lereng merimbun mencerminkan keindahan yang masih ada, namun diwarnai oleh kegelisahan yang menyusup. "Setangkai kegelisahan" yang diserahkan menyimbolkan perasaan tak menentu yang terus menghantui penyair.
  • Kehidupan dan Aspirasi: Ada bocah dengan benang layang-layang dan lelaki dengan tambang angan-angan. Ini menggambarkan harapan dan impian yang melampaui kenyataan sehari-hari, namun juga menunjukkan kerapuhan dan ketidakpastian dalam mengejar aspirasi tersebut.
  • Kontras dengan Bagian Pertama: Sementara Bagian Pertama lebih fokus pada kedamaian alam dan penantian, Bagian Kedua menunjukkan pergeseran ke suasana yang lebih gelisah dan penuh dengan pertanyaan eksistensial. Ini menandakan perkembangan emosional yang lebih kompleks dan mendalam.
Kedua puisi "Cipanas" menggambarkan dua sisi berbeda dari pengalaman manusia di tengah alam. Bagian Pertama menyoroti kedamaian dan ketenangan, sementara Bagian Kedua mengungkapkan kegelisahan dan pencarian makna yang lebih dalam. Melalui penggunaan imaji alam yang kuat dan simbolisme, Slamet Sukirnanto berhasil menangkap esensi dari perubahan suasana hati manusia dalam konteks keindahan alam Cipanas. Kedua puisi ini, meskipun berbeda dalam suasana, saling melengkapi dalam menggambarkan kompleksitas emosi manusia.


Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Cipanas
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Krakatau Di sana pulau di sini pulau tengah-tengahnya laut memisah di sana laut di sini laut tengah-tengahnya gunung yang marah di sana gunung di sini gunung tengah-tengahn…
  • Nyanyian AngsaSeperti embundi ujung daunsegeser dari hampirsegaris dari nyarissetitik dari sisisedetik dari sepiAngsa jelita itumenjulurkan lehernyaalangkah dingin mata belatialang…
  • Camar DukaMusim bergantidan sekawan camarterbang menghindarKelabu semua kaca jendelasekawan camar terbang pergidan sekawan lagi pergiKetika musim memang sudah bergantiseekor camar …
  • Renungan Menjelang Tidurjangkrik mengorek malambintang-bintang berbisikangin dan dahan mengusap kaca jendelatongkat yang bersandar di dindingrebah sendirimenimpa sepatu malukaca ma…
  • Sampai Tiba GiliranCerita tua tentang sebuah pohon tuadan ini bukan dongengDi negeri maha tinggi sepuluh dimensiPada malam lima belas bulan ke delapanSya'ban yang benderangbulan bu…
  • Senja         Lelaki tua berjalan dalam gerimis. Waktu itusenja akhir tahun yang layu. Petang basah melengkungrunduk menciumnya pada pipi. Bercermin pada gen…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.