Atise Wengi
Atise wengi
Ngelingna jaman mbiyen
Aku karo koen dolanan
Aku esih demen maring rika
Senajan koen gawe aku lara ati
Namung koen rupane esih ana apike karo aku esih perhatian
Ternyata mung sedelat tok
Aku kepetok
Kayak tahu pletok neng pasar maleman
2023
Catatan:
Puisi ini terhimpun di bawah judul besar: Kumpulan Ngomong Ngalor Ngidul Kang Thohir.
Analisis Puisi:
Puisi "Atise Wengi" karya Kang Thohir adalah ungkapan perasaan seorang individu yang merasa sedih dan terluka karena merindukan seseorang yang telah menjadi bagian penting dalam hidup mereka. Puisi ini mencerminkan tema-tema seperti kerinduan, kesedihan, dan kekecewaan.
Kerinduan: Puisi ini diawali dengan kata-kata "Atise wengi," yang bisa berarti "pada malam yang sunyi." Malam adalah waktu ketika kerinduan sering kali semakin terasa. Individu dalam puisi ini merindukan seseorang dengan sangat kuat, dan ini menjadi tema sentral dalam puisi.
Pengenangan Masa Lalu: Puisi ini mengingatkan pada masa lalu, "Ngelingna jaman mbiyen," di mana individu ini dan orang yang mereka cintai biasa bermain bersama. Ini menciptakan perasaan nostalgia terhadap saat-saat bahagia yang sudah berlalu.
Pengakuan Perasaan: Meskipun individu ini merasa terluka dan sedih, mereka juga mengakui bahwa orang yang mereka cintai tetap menjadi perhatian dan peduli, "Namung koen rupane esih ana apike karo aku esih perhatian." Ini menggambarkan adanya ikatan emosional yang kuat meskipun perasaan sedih.
Kekecewaan: Kata-kata "Ternyata mung sedelat tok" menggambarkan kekecewaan individu ini ketika menyadari bahwa orang yang mereka rindukan tidak setulus yang diharapkan. Ini bisa menggambarkan pengalaman pahit ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan.
Perbandingan dengan "Tahu Pletok": Puisi ini diakhiri dengan perbandingan yang kuat. "Aku kepetok kayak tahu pletok neng pasar maleman" adalah perbandingan yang mengekspresikan perasaan individu ini yang merasa terlempar atau terabaikan, seperti tahu pletok yang tidak laku di pasar pada malam hari.
Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan perasaan kerinduan yang mendalam, pengenangan akan masa lalu, pengakuan perasaan, kekecewaan, dan perasaan terluka yang dialami oleh individu yang merindukan orang yang dicintai. Ini adalah ungkapan yang kuat tentang perasaan manusia yang rumit dalam konteks hubungan dan kerinduan.
Karya: Kang Thohir
Profil Kang Thohir:
- Kang Thohir merupakan nama pena dari Muhammad Thohir/Tahir (biasa disapa Mas Tair). Ia lahir di Brebes, Jawa Tengah.
- Kang Thohir suka menulis sejak duduk di bangku kelas empat SD sampai masuk ke Pondok Pesantren. Ia menulis puisi, cerpen dan lain sebagainya.