2017
Sumber: Sesapa Mesra Selinting Cinta (2019)
Analisis Puisi:
Puisi "Mampus Aku Dikutuk Kangen" karya Tjahjono Widarmanto adalah sebuah ungkapan perasaan yang mendalam tentang kangen dan rindu yang melukai. Dalam puisi ini, penyair mengekspresikan perasaannya terhadap seseorang yang sangat dirindukan, menciptakan citra dan perasaan melalui penggunaan bahasa dan imaji yang kuat.
Ekspresi Rindu: Puisi ini menggambarkan perasaan rindu yang mendalam dan penuh hasrat terhadap sosok yang sangat diinginkan. Penyair menggambarkan lekuk-lekuk urat tubuh, kulit pualam yang berkilau, dan rambut pirang yang terurai diusap oleh angin. Semua ini adalah gambaran tentang betapa kuatnya keinginan dan kerinduan yang dirasakan oleh penyair.
Kesedihan dan Kekalahan: Meskipun penyair memiliki citra-citra yang indah tentang objek rindunya, ia juga mengekspresikan perasaan kekalahan dan ketidakmampuannya untuk mencapai apa yang diinginkan. Ia merasa gagal dalam menafsirkan setiap cumbu dan takluk pada tubuh yang menjadi pusat rindunya. Puisi ini menciptakan perasaan tegang dan konflik antara keinginan dan kenyataan.
Waktu dan Ketidakpastian: Penyair merenungkan tentang waktu yang tak bisa dipinggirkan dan kekalahan dalam menghadapi rindu. Rindu yang mengutuknya menjadi "Vasco" yang gagal mencapai dermaga baru menggambarkan perasaan sia-sia dan ketidakpastian.
Imaji Alam dan Badai Emosi: Puisi ini menggunakan imaji alam seperti laut, angin, dan pasir di pesisir untuk menggambarkan suasana dan perasaan. Imaji badai yang menggerus pasir menciptakan perasaan kekacauan dan ketidakstabilan, sejalan dengan perasaan emosi penyair yang terusik oleh rindu yang mendalam.
Bahasa dan Gaya Penulisan: Puisi ini menggunakan bahasa yang sangat deskriptif dan kaya akan imaji untuk menyampaikan perasaan dan suasana. Pilihan kata-kata seperti "pualam berkilau," "jejak-jejak cinta pada laut yang menjauh," dan "ciuman-ciuman yang kejam seperti badai" membantu menciptakan gambaran yang kuat dan mendalam.
Puisi "Mampus Aku Dikutuk Kangen" karya Tjahjono Widarmanto adalah ungkapan perasaan rindu yang kuat dan mendalam. Melalui penggunaan imaji dan bahasa yang deskriptif, puisi ini menggambarkan keinginan, kekalahan, dan perasaan yang melanda seseorang yang merindukan sosok yang sangat diinginkan. Puisi ini menciptakan atmosfer yang emosional dan penuh perasaan, mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kuatnya pengaruh kangen dan rindu dalam kehidupan manusia.