Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Keluhan (Karya Muhammad Yamin)

Puisi "Keluhan" karya Muhammad Yamin menggambarkan keluhan dan kesedihan seorang individu yang merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh ....
Keluhan

Beginilah bagian pinang sebatang
Tiada bercabang kanan dan kiri
Dilupakan orang, selalu dihindari
Jadi mainan, angin nan datang.

Badanku bagai bulan dan bintang
Di langit nirmala berseri-seri
Berpalutpun tidak, seluruh diri
Perginya pagi, pulangnya petang.

Jikalau hujan tiada tertanggung
Dimanakah gerangan anak gembala
Mencari rumah tempat berlindung?

O, Tuhan, Allah Ta'ala
Di rahim bunda salah mengandung
Bertebu seruas, diulat pula............

Juli, 1921

Sumber: Sandjak-Sandjak Muda Mr. Muhammad Yamin (1954)

Analisis Puisi:

Puisi "Keluhan" karya Muhammad Yamin menggambarkan keluhan dan kesedihan seorang individu yang merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh lingkungannya. Melalui bahasa yang puitis, Yamin menyampaikan perasaan kesepian dan ketidakbahagiaan penyair.

Perasaan Tidak Diakui: Puisi ini mencerminkan perasaan penyair yang merasa tidak diakui dan dihindari oleh orang lain. Ia menyebutkan bahwa dirinya seperti bagian pinang yang sebatang tanpa bercabang kanan dan kiri, selalu dihindari dan diabaikan oleh orang lain. Metafora ini mencerminkan perasaan kesepian dan kesendirian penyair.

Rasa Tidak Diinginkan: Penyair menyatakan bahwa dirinya selalu dihindari dan menjadi mainan angin yang datang. Hal ini menunjukkan perasaan tidak diinginkan dan diabaikan oleh orang lain, membuatnya merasa tidak berarti dan hanya menjadi benda yang dilewatkan begitu saja.

Kesepian dan Perasaan Tidak Berarti: Puisi ini mencerminkan perasaan kesepian dan kehampaan penyair. Ia merasa seperti bulan dan bintang di langit yang bersinar sendiri tanpa palu di seluruh tubuhnya. Kata-kata "perginya pagi, pulangnya petang" menunjukkan perasaan kesendirian dan hampa yang terus menyertainya.

Rumah Tempat Berlindung: Penyair bertanya tentang anak gembala yang mencari rumah tempat berlindung saat hujan. Pertanyaan ini mencerminkan perasaan penyair yang mencari tempat berlindung dan rasa kebingungan atas ketidakpedulian orang lain terhadap dirinya.

Keluhan terhadap Takdir: Puisi ini mencerminkan keluhan penyair terhadap takdir dan nasibnya. Penyair merasa bahwa Tuhan telah salah mengandung dan memberinya tubuh yang rapuh dan tidak diinginkan, seperti seruas tebu yang diulat.

Puisi "Keluhan" karya Muhammad Yamin adalah sebuah karya yang menggambarkan keluhan dan kesedihan penyair yang merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh lingkungannya. Dengan bahasa yang puitis dan deskripsi yang menggugah perasaan, Yamin berhasil menyampaikan perasaan kesepian, ketidakbahagiaan, dan ketidakpuasan. Puisi ini menjadi representasi dari perasaan seseorang yang merasa tidak diakui dan diabaikan, serta mempengaruhi pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya penghargaan dan perhatian terhadap sesama manusia.

Muhammad Yamin
Puisi: Keluhan
Karya: Muhammad Yamin

Biodata Muhammad Yamin:
  • Muhammad Yamin lahir pada tanggal 24 Agustus 1903 di Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat.
  • Muhammad Yamin meninggal dunia pada tanggal 17 Oktober 1962 di Jakarta (dimakamkan di Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat).
© Sepenuhnya. All rights reserved.