Puisi: Ibu (Karya Intojo)

Puisi "Ibu" karya Intojo menggambarkan kasih sayang yang mendalam, perhatian, dan pengorbanan seorang ibu dalam merawat, mendidik, dan melindungi ....
Ibu

Betapa cinta kasih pada anaknya.

    Anakku, buah hatiku. Dari kecil anak, kaukubesarkan. Kubesarkan dengan air susuku, yang tiada dengan kuhemat-hematkan, senantiasa kusediakan bagimu. Bila sebentar saja, air tiada keluar, dengan segala ikhtiar dan daya, saya upayakan, janganlah hendaknya anakku tertambat mendapat air kehidupan itu.

    Anakku; cahaya mataku. Tiada kubiarkan saja anak menangis. Bila anak menangis, kuayun kubuaikan dengan kedua belah tanganku. Kulagukan lagu yang menyenangkan, menghiburkan hatimu, kutembangkan tembang yang menyenangkan pendengaran. Kutimang-timang, anak, kau, dengan perkataan perembut, manis ibarat pahit madu. Tak kuberentikan anak, bila kau belum berhenti menangis.

    Anakku, jantung hatiku. Bila badanmu kotor, anak, dengan tiada jijik dan segan-segan, kubersihkan dengan tanganku kedua belah, membasuh kotoran itu supaya bersih, bersih tiada mencemarkan lagi.

    Tiada kubiarkan anakku, bila engkau sedang tidur nyenyak, orang berteriak, bersorak-sorai. Tak boleh, anakku, manik mataku, orang lain merentak-rentak, menerbitkan kegemparan, kukuatirkan anakku terbangun, tergoda dari keamanannya.

    O, anakku, tiada sekali kali anak, kubiarkan saja, bila pakaianmu telah retak, apa pula telah compang camping. Meskipun ibu tak dapat ganti pakaian ibaratnya, senanglah rasanya, bila anakku telah mempunyai pakaian, pakaian yang patut dan bersih.

    Kudo’akan, anak, kupujikan. Kupujikan hendaknya kau senantiasa dalam perlindungan Tuhan dan lekaslah kau besar, anakku. Lekaslah kau dewasa. Dewasa dengan mempunyai nama, nama yang semerbak harum jadi semarak bangsa.

    O, Dewa, o Tuhan; lindungilah kiranya anakku ini. Lindungilah dari segala mara bahaya; jauhkanlah dari goda rencana; singkirkan dari mara bahaya. Selamat bahagia selama-lamanya ....

Sumber: Pujangga Baru (Juli, 1933)

Analisis Puisi:

Puisi "Ibu" karya Intojo adalah sebuah ungkapan cinta dan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya. Puisi ini menggambarkan kasih sayang yang mendalam, perhatian, dan pengorbanan seorang ibu dalam merawat, mendidik, dan melindungi anaknya.

Ungkapan Cinta dan Kasih Sayang: Puisi ini menggambarkan betapa besar cinta dan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Ibu dalam puisi ini mengungkapkan kepeduliannya dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, seperti memberikan air susu, menghibur anak saat menangis, membersihkan tubuhnya, dan menjaga agar anaknya bisa tidur nyenyak.

Perlindungan dan Pengorbanan: Puisi ini juga menunjukkan rasa perlindungan dan pengorbanan yang tulus dari seorang ibu. Ibu dengan tekun merawat dan melindungi anaknya dari bahaya, mengawasi tidurnya, dan bahkan tidak membiarkannya terbangun oleh suara bising. Ibu juga berusaha memberikan yang terbaik, meskipun pakaian anak mungkin retak atau compang-camping.

Peran Penting Ibu dalam Pembentukan Anak: Puisi ini mencerminkan peran penting seorang ibu dalam membentuk karakter dan identitas anak. Ibu mengharapkan anaknya tumbuh menjadi sosok yang berharga dalam masyarakat, memiliki nama yang baik, dan semakin dewasa.

Gaya Bahasa: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana dan lugas, tetapi penuh dengan makna yang mendalam. Gaya bahasa ini menunjukkan ketulusan perasaan seorang ibu dan mengkomunikasikan pesan kasih sayang dengan efektif.

Makna Lebih Dalam: Puisi ini juga dapat diartikan sebagai simbolik tentang peran dan pengorbanan seorang ibu sebagai figur pelindung dan pembimbing bagi anaknya. Melalui ungkapan-ungkapannya, puisi ini mencoba menggambarkan rasa cinta yang tak tergantikan antara seorang ibu dan anaknya.

Puisi "Ibu" karya Intojo menggambarkan rasa cinta, perhatian, dan pengorbanan seorang ibu terhadap anaknya. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun tulus, puisi ini menyampaikan pesan tentang kehangatan dan perlindungan yang diberikan seorang ibu dalam perjalanan hidup anaknya.

Puisi: Ibu ...
Puisi: Ibu
Karya: Intojo

Biodata Intojo:
  • Intojo (bernama lengkap Raden Intojo) lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 27 Juli 1912
  • Intojo sering menggunakan nama samaran, di antaranya Heldas, Rhamedin, Ibnoe Sjihab, Hirahamra, Indera Bangsawan, dan Imam Soepardi.
  • Intojo juga dikenal sebagai "Bapak Soneta Sastra Jawa Modern".
  • Intojo meninggal dunia pada tahun 1965.
© Sepenuhnya. All rights reserved.