Puisi: Hantu (Karya Inggit Putria Marga)

Puisi "Hantu" karya Inggit Putria Marga menggambarkan tentang kehidupan, perjalanan, dan pertemuan di tengah kondisi alam yang penuh gejolak.
Hantu

permadani pasir menjelma kebun yang ditumbuhi jutaan jejak kaki
ketika di tepi laut, aku berdiri, meletakkan tatapan di hamparan camar
di bagan-bagan apung yang berderet membentuk barisan, di kapal-kapal
yang berlayar membawa harapan dan penyesalan. tampak samar
gerak asap kapal membentuk selendang, melayang lalu hilang,
sesaat putih lalu bening tanpa bayang, bagai wajah orang-orang
di masa silam, yang hilang setelah gemuruh ledakan gunung
di tengah laut ini berangsur hitam.
 
tak jauh dariku, sepasang remaja berdiri
berpegangan tangan tanpa percakapan, diam memperhatikan
orang-orang menanti kepergian atau menunggu kepulangan.
sebagaimana aku, di tepi laut ini, dua remaja itu kerap berdiri
melepas dan menyambut kapal yang hendak berlayar atau menepi.
 
aku bertemu sepasang remaja itu, bertahun lalu,
di kapal yang kukira akan menghantarku ke muasal:
ibu, sekuntum bunga yang melindungi aku (saat masih putik)
dengan lembaran petalnya. di sisi kiriku, dua remaja itu duduk
berpegangan tangan, masyuk membincangkan kota-kota
yang kelak jadi tujuan. sesekali mereka tertawa, sementara aku
sepanjang waktu mengenang wajah ibu yang tak pernah kulihat
ribuan minggu.
 
tepat saat remaja perempuan hendak sandarkan kepala di bahu kekasihnya
ledakan itu terdengar. sebongkah gunung telah melontarkan batu
dan menumpahkan api ke laut. angin panas penuh abu dan debu
mendatangkan kawanan halilintar yang menyambar, mencambuk
dan mengoyak permukaan laut. sambil memeluk sebuah tiang, dalam kapal
aku dengar orang-orang menjerit. kulihat seorang ibu terkapar
saat menyaksikan, ke laut, bayinya terlempar.
 
kapal menjelma api unggun apung. asap membubung
bagai mengiring nyawa-nyawa menuju rumah pemilik langit yang agung.
memeluk sebuah tiang, aku terpanggang. aku tubuhku melayang,
bersatu dengan debu, terbawa angin ke muasal lain, muasal yang bukan ibuku
tetapi tempat dulu kapal menjemputku, tepi laut yang mempertemukanku lagi
dengan sepasang remaja yang telah, sebagaimana aku, menghantu.


2011

Sumber: Empedu Tanah (2020)


Analisis Puisi:
Puisi "Hantu" karya Inggit Putria Marga adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan imaji dan perasaan yang dalam. Puisi ini menggambarkan tentang kehidupan, perjalanan, dan pertemuan di tengah kondisi alam yang penuh gejolak.

Tema Perjalanan dan Pertemuan: Tema utama dalam puisi ini adalah perjalanan dan pertemuan. Puisi ini menggambarkan perjalanan fisik dan emosional seorang individu yang menciptakan pertemuan dengan berbagai hal dan orang, termasuk pertemuan dengan masa lalu dan kenangan yang mempengaruhi hidupnya.

Gambaran Alam yang Bergerak: Deskripsi alam yang dinamis dan bergerak menciptakan latar belakang yang intens dan bergejolak dalam puisi ini. Permukaan laut, kapal-kapal, barisan bagan apung, dan ledakan gunung menghadirkan alam yang aktif dan berubah-ubah, mencerminkan perubahan dalam hidup dan pengalaman.

Simbolisme dan Metafora: Kapal dan laut digunakan sebagai simbol perjalanan hidup. Laut mewakili perubahan, tantangan, dan ketidakpastian, sedangkan kapal adalah simbol perjalanan manusia melalui kehidupan. Ledakan gunung mengandung metafora tentang kerentanan manusia dihadapkan pada kejadian tak terduga.

Pertemuan dan Kenangan: Pertemuan dengan sepasang remaja di tepi laut menjadi titik fokus dalam puisi ini. Mereka mewakili pengalaman dan kenangan masa lalu, serta hubungan manusia dengan lingkungannya. Kenangan akan ibu dan perasaan kehilangan memberi dimensi emosional yang kuat.

Kontras dan Perubahan: Kontras di antara gambaran yang tenang, seperti remaja yang berpegangan tangan, dengan ledakan mendalam dan gejolak yang tiba-tiba menciptakan dampak yang kuat. Perubahan cepat ini menunjukkan betapa tiba-tiba perubahan bisa terjadi dalam kehidupan manusia.

Pemisahan dan Penggabungan: Puisi ini menggambarkan pemisahan fisik, seperti orang yang terkapar dan ibu yang meratap atas bayinya yang terlempar, namun juga menggambarkan penggabungan roh manusia dengan elemen alam melalui gambaran tubuh yang terbakar menjadi abu dan debu.

Puisi "Hantu" karya Inggit Putria Marga menggambarkan perjalanan, pertemuan, dan perubahan hidup dengan penuh imaji dan perasaan. Dengan simbolisme, metafora, dan deskripsi alam yang kuat, puisi ini menghadirkan gambaran tentang perjalanan manusia melalui kehidupan yang berubah-ubah dan penuh dengan ketidakpastian.

Inggit Putria Marga
Puisi: Hantu
Karya: Inggit Putria Marga

Biodata Inggit Putria Marga:
  • Inggit Putria Marga lahir pada tanggal 25 Agustus 1981 di Tanjung Karang, Lampung, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.