Busuk
derita sudah matang, bung
bahkan busuk
: tetap ditelan?
17 November 1996
Sumber: Aku Ingin Jadi Peluru (2000)
Analisis Puisi:
Puisi "Busuk" karya Wiji Thukul adalah sebuah karya pendek yang sangat kuat secara emosional dan memiliki makna mendalam dalam kalimat singkatnya. Puisi ini mengungkapkan perasaan kejenuhan dan ketidaksetujuan terhadap penderitaan yang telah mencapai tahap puncak.
Perasaan Kejenuhan: Puisi ini dimulai dengan kata "derita sudah matang, bung" yang menunjukkan bahwa penderitaan telah berlangsung lama dan mencapai titik matangnya. Hal ini mencerminkan perasaan kejenuhan dan lelah akan penderitaan yang terus-menerus dirasakan.
Penderitaan yang Mencapai Tahap Kritis: Frasa "bahkan busuk" menggambarkan bahwa penderitaan tidak hanya matang, tetapi juga telah mencapai tingkat yang sangat parah. Kata "busuk" disini mungkin tidak hanya merujuk pada kondisi fisik yang membusuk, tetapi juga pada kondisi emosional dan mental yang telah rusak oleh penderitaan yang berkelanjutan.
Pertanyaan tentang Tindakan: Puisi ini diakhiri dengan pertanyaan retoris: ": tetap ditelan?" Pertanyaan ini menunjukkan keraguan dan perasaan tidak setuju terhadap penerimaan pasif terhadap penderitaan yang telah mencapai titik busuk. Penulis secara tidak langsung mempertanyakan mengapa penderitaan ini harus terus ditahan dan diterima tanpa tindakan untuk mengatasi atau mengubahnya.
Kritik terhadap Kehidupan yang Tidak Adil: Puisi ini bisa diartikan sebagai kritik terhadap ketidakadilan dan penderitaan yang melanda banyak orang, terutama mereka yang berjuang dalam keadaan sulit. Penderitaan yang telah mencapai tahap busuk menjadi simbol dari kondisi sosial yang tidak adil dan mencekik.
Puisi "Busuk" karya Wiji Thukul adalah sebuah puisi pendek namun penuh makna. Puisi ini mengekspresikan perasaan kejenuhan, ketidaksetujuan, dan kritik terhadap penderitaan yang telah mencapai titik kritis. Dengan kata-kata yang kuat dan pertanyaan retoris yang menggugah pemikiran, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang penderitaan dalam berbagai aspek kehidupan dan apakah hal tersebut seharusnya terus diterima tanpa tindakan.
Karya: Wiji Thukul
Biodata Wiji Thukul:
- Wiji Thukul lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 26 Agustus 1963.
- Nama asli Wiji Thukul adalah Wiji Widodo.
- Wiji Thukul menghilang sejak tahun 1998 dan sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya (dinyatakan hilang dengan dugaan diculik oleh militer).
