Puisi: Bercerai (Karya Muhammad Yamin)

Puisi "Bercerai" karya Muhammad Yamin menggambarkan perasaan hati penyair yang sedang menghadapi momen perpisahan, meninggalkan tanah airnya, dan ....
Bercerai


Jatuh hatiku tiada terkira
Sebagai diiris ujung semangat;
Kenangan lain, haram teringat
Karena "Samudra" ditempuh segera.

Lambai-melambai ramailah sangat
Memberi selamat sanak saudara
Meninggalkan negeri, pulau Sumatra
Kapal pun berlayar, berbangat-bangat.

Apabila ketika gerangan zaman
Kita kembali berbalik pulang
Menempuh parit kampung halaman?

Sungguhpun merana tulang-belulang
Sehingga hilang segala idaman
Kaki barisan lamun dijalang!


Sumber: Sandjak-Sandjak Muda Mr. Muhammad Yamin (1954)

Analisis Puisi:
Puisi "Bercerai" karya Muhammad Yamin menggambarkan perasaan hati penyair yang sedang menghadapi momen perpisahan, meninggalkan tanah airnya, dan menghadapi masa depan yang tak terduga. Melalui bahasa yang puitis dan deskripsi yang kuat, Yamin berhasil menyampaikan perasaan kebingungan dan perasaan meninggalkan tanah kelahirannya.

Perasaan Hati yang Tidak Terkira: Puisi ini dimulai dengan penyataan bahwa hati penyair jatuh tanpa terkira. Metafora "jatuh hatiku tiada terkira" menggambarkan perasaan yang begitu mendalam dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Perpisahan dengan tanah airnya tampak membawa perasaan yang sangat dalam dan tak terukur.

Meninggalkan Kenangan: Penyair menyatakan bahwa kenangan lain menjadi haram untuk diingat karena sekarang dia harus menghadapai "Samudra" atau perpisahan yang segera terjadi. Puisi ini mencerminkan perasaan yang rumit saat menghadapi perpisahan dengan kenangan-kenangan masa lalu.

Perpisahan dengan Keluarga dan Tanah Air: Puisi ini mencerminkan momen perpisahan penyair dengan keluarga dan tanah airnya. Ramai orang memberi selamat kepada penyair, meninggalkan Sumatra untuk perjalanan yang tak terduga. Pergi dengan kapal, perasaan yang tak terlukiskan dalam hati penyair menjadi tema dominan dalam puisi ini.

Keharusan Kembali ke Tanah Air: Penyair bertanya apakah akan kembali ke tanah airnya pada suatu masa nanti. Dia menghadapi pertanyaan tentang apakah perpisahan ini sementara atau akan menjadi permanen. Pertanyaan ini mencerminkan keraguan dan kebingungan tentang masa depan.

Hilangnya Segala Idaman: Puisi ini menggambarkan betapa perpisahan dan keputusan untuk pergi dari tanah kelahiran dapat menyebabkan kehilangan segala impian dan aspirasi. Penyair menyatakan bahwa meskipun merana tulang-belulang, semua idaman hilang dan dia hanya bisa melamun tentang kampung halamannya.

Puisi "Bercerai" karya Muhammad Yamin adalah sebuah karya puitis yang menggambarkan perasaan perpisahan, kebingungan, dan kehilangan. Dengan bahasa yang puitis dan deskripsi yang kuat, Yamin berhasil menyampaikan perasaan yang mendalam dan kompleks tentang meninggalkan tanah kelahirannya. Puisi ini mencerminkan momen perpisahan dalam kehidupan seorang sastrawan dan menjadi representasi dari perasaan kehilangan dan ketidakpastian yang dapat dirasakan oleh siapa pun yang mengalami perpisahan dengan tanah air atau kenangan masa lalu.

Muhammad Yamin
Puisi: Bercerai
Karya: Muhammad Yamin

Biodata Muhammad Yamin:
  • Muhammad Yamin lahir pada tanggal 24 Agustus 1903 di Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat.
  • Muhammad Yamin meninggal dunia pada tanggal 17 Oktober 1962 di Jakarta (dimakamkan di Talawi, Sawahlunto, Sumatra Barat).

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.