Puisi: Pertemuan (Karya Harijadi S. Hartowardojo)

Puisi "Pertemuan" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah sebuah karya sastra yang mempersembahkan pesan tentang cinta, pertemuan, dan dinamika ....
Pertemuan (1)

Engkau boleh ketawa, ketawa keras sekali
Setelah cahya fajar jatuh di celah tenda, kuturuti
Gaung-naik-dari-lembah menolakkan kembali
Pulang! Pulanglah dia sianak hilang!
Cinta kasihnya memanggil hati -- Hati seorang manusia
Berjalanlah dia pada kawat berduri
Ujung-ujung tombak di bawah sedia
minum darah. Hanya darah dia sudah lama beku.
Tak ada lagi yang cair
juga di warung kopi
Botol-botol tidak meletus terbuka
Serta ketawa gila, mabuk bisa berbaring di kolong meja

Bertolaklah dia sianak hilang
Sorga bukan tempatnya; dan menitilah dia ke dunia
Tumbuh suburlah padi
sudah dekat menguning

Ia boleh percaya:
Padi subur dipupuknya
Ia kuat memakan buahnya
Dan di laut?
Jaring perlahan turun mengumpul ikan.

Ya, engkau boleh tertawa keras sekali
Kemudian diamlah kamu. Simpan air mata.
Gertakkan gigi, sanggurdi tekankan
Ia juga akan ketawa
Ketawa panjang dan puas sekali
Anak hilang bertolak pulang.


Pertemuan (2)


Mulailah lembaran pertama membuka tabir:
Gadisku pulang memetik kelapa
Buah habis dimakan bajing

Air matanya!
Air matanya!

Di dadaku ia hitung detik jantung
Jariku menghitung ombak kepalanya
Kami cari teluk tempat berlabuh
Malam panjang berbulan baik

(Adikku, kaubacakah?
Atau kaubakar manuskrip ini?
Lihat lobang di telapak Kristus
dan Cerita cinta dalam mataNya
atau kembali pada sejarah:
Minumlah airku
Air lepas dahaga selama umur)

Kami menyerah kepada cinta
Cinta yang meyakinkan ayah melecut anak
Serta ibu memanjakannya

Ooooooi! Bekalku
Lecut cambuk bapa habis di ladang anggur
Air mata ibu habis di ladang gandum
Kutemui gadisku di sini
Gadis dari hulu, turun ke muara

Dalam bungkusannya kutemui harapan
Dibawa aku menyeberang berkayuh bibir
Mutiara-mutiara berenang dalamnya


Pertemuan (3)


Nanda tiba di pintu, bunda
Terimalah harapan gadisnya:
Manusia pulang karena hatinya
dibebani.
Karang bisa runtuh
Dunia akan kiamat
Tapi hatinya?

Panggillah sangsi seribu kali
-- Tinggi suhu?
Tuhan hanya akan bersabda sekali
-- Tempuh!


Pertemuan (4)


Jembatan-jembatan tua runtuh satu satu
Sekalipun meriam pada bungkam
Derap kaki kami!
Derap kaki kami!
La personnalite en marche

Bangkai yang tergelimpang di bawah tiang
Mengibarkan benderanya tinggi-tinggi
Menghembuskan angin kuat-kuat
Meniupnya. Bersorak kibaran.
Tonggak-tonggak berbaris berturutan
Bendera akan kehabisan kibaran
Tak ada sedan! tak ada!?

Roda mesin bertukar gigi
Koran jatuh berlembar-lembar
Minyak dipompa dialirkan
Minyak ditampung disaring dipisah
Keluar masuk kapal di pelabuhan
Turunlah manusia
Manusia!
Manusia!

Kemudian pabila datang bulan November
Selat makasar akan tenang kembali
Biarlah bulan tenang bersembunyi
Air tak akan pasang-pasangnya.

Sumber: Luka Bayang (1979)

Analisis Puisi:
Puisi "Pertemuan" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah karya sastra yang sarat dengan makna tentang cinta, pertemuan, dan dinamika kehidupan. Puisi ini menggambarkan perjalanan emosi dan pengalaman manusia dalam menghadapi perubahan, pertemuan, serta perjuangan hidup.

Pertemuan dan Cinta: Puisi ini dimulai dengan menggambarkan suasana yang penuh dengan tawa, ketawa, dan ketawa gila. Ini mencerminkan perasaan gembira dan euforia dalam pertemuan, mungkin dalam sebuah acara atau peristiwa yang membawa sukacita bagi para pelakunya.

Namun, puisi ini juga mengeksplorasi sisi lain dari pertemuan, di mana ada kesedihan dan kekecewaan, terutama dalam bagian "Mulailah lembaran pertama membuka tabir" yang menyinggung tentang air mata dan detik-detik jantung yang dihitung. Cinta dipandang sebagai sesuatu yang mempengaruhi emosi manusia dan menciptakan perasaan yang kuat, seperti lecut cambuk bapa atau air mata ibu.

Perjalanan Kehidupan: Puisi "Pertemuan" juga mengeksplorasi perjalanan kehidupan dengan metafora jembatan-jembatan tua yang runtuh satu per satu. Hal ini mencerminkan perubahan dan keruntuhan dalam kehidupan manusia, sementara koran jatuh berlembar-lembar menandakan berbagai peristiwa dan perubahan yang tak terduga.

Puisi ini juga menyiratkan tentang ketidakpastian dalam kehidupan, seperti diungkapkan dalam baris "Tak ada sedan! tak ada!?" yang menunjukkan betapa kehidupan bisa berubah dan tak dapat diprediksi. Namun, di tengah dinamika dan keruntuhan kehidupan, puisi ini juga menunjukkan bahwa ada momen ketenangan, seperti "Selat makasar akan tenang kembali," yang mencerminkan harapan dalam menghadapi tantangan hidup.

Pertemuan dengan Diri Sendiri dan Tuhan: Dalam beberapa bagian puisi, ada sentuhan spiritual yang menyoroti pertemuan dengan diri sendiri dan Tuhan. Baris "Manusia pulang karena hatinya dibebani" menekankan pentingnya refleksi diri dan kebenaran hati dalam perjalanan hidup.

Selain itu, pesan tentang percaya pada Tuhan dan kemantapan iman juga terdapat dalam puisi ini. Pertemuan dengan Tuhan diwakili oleh baris "Tuhan hanya akan bersabda sekali - Tempuh!" yang menyiratkan bahwa keyakinan dan keimanan akan membawa kekuatan dalam menghadapi segala rintangan.

Puisi "Pertemuan" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah sebuah karya sastra yang mempersembahkan pesan tentang cinta, pertemuan, dan dinamika kehidupan. Puisi ini menggambarkan perjalanan emosi manusia dalam menghadapi perubahan dan pertemuan, dari sukacita hingga kesedihan. Dalam dinamika kehidupan, puisi ini juga menyoroti pentingnya refleksi diri, keyakinan pada Tuhan, dan keberanian untuk menghadapi segala tantangan. Melalui bahasa puitisnya, puisi ini memberikan makna mendalam tentang perjalanan hidup dan harapan dalam menghadapi masa depan.

Harijadi S. Hartowardojo
Puisi: Pertemuan
Karya: Harijadi S. Hartowardojo

Biodata Harijadi S. Hartowardojo:
  • Harijadi S. Hartowardojo (nama lengkap: Harjadi Sulaiman Hartowardojo / EyD: Hariyadi Sulaiman Hartowardoyo) lahir pada tanggal 18 Maret 1930 di Desa Ngankruk Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.
  • Harijadi S. Hartowardojo meninggal dunia pada tanggal 9 April 1984 di Jakarta, Indonesia (dimakamkan di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia).
  • Harijadi S. Hartowardojo adalah salah satu Sastrawan Angkatan 1950-an.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.