Sumber: Luka Bayang (1979)
Analisis Puisi:
Puisi "Pertemuan" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah karya sastra yang sarat dengan makna tentang cinta, pertemuan, dan dinamika kehidupan. Puisi ini menggambarkan perjalanan emosi dan pengalaman manusia dalam menghadapi perubahan, pertemuan, serta perjuangan hidup.
Pertemuan dan Cinta: Puisi ini dimulai dengan menggambarkan suasana yang penuh dengan tawa, ketawa, dan ketawa gila. Ini mencerminkan perasaan gembira dan euforia dalam pertemuan, mungkin dalam sebuah acara atau peristiwa yang membawa sukacita bagi para pelakunya.
Namun, puisi ini juga mengeksplorasi sisi lain dari pertemuan, di mana ada kesedihan dan kekecewaan, terutama dalam bagian "Mulailah lembaran pertama membuka tabir" yang menyinggung tentang air mata dan detik-detik jantung yang dihitung. Cinta dipandang sebagai sesuatu yang mempengaruhi emosi manusia dan menciptakan perasaan yang kuat, seperti lecut cambuk bapa atau air mata ibu.
Perjalanan Kehidupan: Puisi "Pertemuan" juga mengeksplorasi perjalanan kehidupan dengan metafora jembatan-jembatan tua yang runtuh satu per satu. Hal ini mencerminkan perubahan dan keruntuhan dalam kehidupan manusia, sementara koran jatuh berlembar-lembar menandakan berbagai peristiwa dan perubahan yang tak terduga.
Puisi ini juga menyiratkan tentang ketidakpastian dalam kehidupan, seperti diungkapkan dalam baris "Tak ada sedan! tak ada!?" yang menunjukkan betapa kehidupan bisa berubah dan tak dapat diprediksi. Namun, di tengah dinamika dan keruntuhan kehidupan, puisi ini juga menunjukkan bahwa ada momen ketenangan, seperti "Selat makasar akan tenang kembali," yang mencerminkan harapan dalam menghadapi tantangan hidup.
Pertemuan dengan Diri Sendiri dan Tuhan: Dalam beberapa bagian puisi, ada sentuhan spiritual yang menyoroti pertemuan dengan diri sendiri dan Tuhan. Baris "Manusia pulang karena hatinya dibebani" menekankan pentingnya refleksi diri dan kebenaran hati dalam perjalanan hidup.
Selain itu, pesan tentang percaya pada Tuhan dan kemantapan iman juga terdapat dalam puisi ini. Pertemuan dengan Tuhan diwakili oleh baris "Tuhan hanya akan bersabda sekali - Tempuh!" yang menyiratkan bahwa keyakinan dan keimanan akan membawa kekuatan dalam menghadapi segala rintangan.
Puisi "Pertemuan" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah sebuah karya sastra yang mempersembahkan pesan tentang cinta, pertemuan, dan dinamika kehidupan. Puisi ini menggambarkan perjalanan emosi manusia dalam menghadapi perubahan dan pertemuan, dari sukacita hingga kesedihan. Dalam dinamika kehidupan, puisi ini juga menyoroti pentingnya refleksi diri, keyakinan pada Tuhan, dan keberanian untuk menghadapi segala tantangan. Melalui bahasa puitisnya, puisi ini memberikan makna mendalam tentang perjalanan hidup dan harapan dalam menghadapi masa depan.
Puisi: Pertemuan
Karya: Harijadi S. Hartowardojo
Biodata Harijadi S. Hartowardojo:
- Harijadi S. Hartowardojo (nama lengkap: Harjadi Sulaiman Hartowardojo / EyD: Hariyadi Sulaiman Hartowardoyo) lahir pada tanggal 18 Maret 1930 di Desa Ngankruk Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.
- Harijadi S. Hartowardojo meninggal dunia pada tanggal 9 April 1984 di Jakarta, Indonesia (dimakamkan di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia).
- Harijadi S. Hartowardojo adalah salah satu Sastrawan Angkatan 1950-an.