Puisi: Lakon Sedih di Malam Purnama (Karya Harijadi S. Hartowardojo)

Puisi "Lakon Sedih di Malam Purnama" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan simbolisme dan pesan mendalam ....
Lakon Sedih di Malam Purnama

Bulan bercumbu kelelawar
Kelelawar mencumbu bulan
Pungguk mengantuk di telaga kering
di beringin tumbang

Awan secercah lari berkejaran sendiri
tersangkut ranting asyik menjaga malam
pencar tersebar
menitik embun dinihari di hati remaja
dekat cahaya berbelaian nafas

Bulan tersipu
kelelawar tercapak mati
dan dua remaja tinggal tugu membisu
berjajar kecewa

Sumber: Luka Bayang (1979)

Analisis Puisi:
Puisi "Lakon Sedih di Malam Purnama" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah karya sastra yang sarat dengan simbolisme dan pesan mendalam. Puisi ini menciptakan gambaran puitis tentang malam purnama yang memikat, namun menyimpan kesedihan dan kekecewaan bagi para pelakunya.

Malam Purnama sebagai Latar Belakang: Malam purnama menjadi latar belakang dalam puisi ini, yang menciptakan suasana yang penuh pesona dan keajaiban. Puisi ini menggambarkan malam purnama dengan citra kelelawar dan bulan yang saling berhubungan, menciptakan suasana romantis dan misterius. Bulan yang bercumbu dengan kelelawar menggambarkan pemandangan langit yang menarik, mengajak pembaca untuk merenungkan keindahan alam yang unik.

Namun, keindahan malam purnama ini juga menyiratkan kesedihan dan kegelisahan dalam kisah yang akan terungkap di dalam puisi.

Simbolisme Kelelawar dan Pungguk: Kelelawar dan pungguk dalam puisi ini dapat diartikan sebagai simbol kehidupan yang tak terduga dan keberanian menghadapi kenyataan. Kelelawar, hewan malam yang sering diasosiasikan dengan kegelapan, mencumbu bulan yang merupakan simbol terang dan keindahan. Hal ini mencerminkan ketidakseimbangan dan ketidakharmonisan dalam kehidupan.

Sementara itu, pungguk yang mengantuk di telaga kering dan beringin tumbang mencerminkan keadaan yang menyedihkan dan hampa. Kedua simbol ini menambah dimensi emosional dalam puisi, yang menggambarkan adanya konflik dan kesedihan di antara para pelaku lakon.

Kekecewaan dan Keberdiaman: Puisi ini menyiratkan kekecewaan dan keberdiaman yang mendalam melalui gambaran dua remaja yang tinggal membisu di tugu. Frasa "berjajar kecewa" menunjukkan bahwa mereka merasa hampa dan kecewa dengan kenyataan yang ada.

Malam purnama yang awalnya mempesona dan romantis berubah menjadi malam yang menyimpan kesedihan dan kekecewaan bagi para remaja tersebut. Puisi ini menggambarkan bagaimana kehidupan seringkali membawa kejutan dan kekecewaan yang tak terduga, menyiratkan pesan tentang pentingnya menerima kenyataan dengan lapang dada.

Hubungan Antara Alam dan Perasaan Manusia: Puisi "Lakon Sedih di Malam Purnama" menggambarkan hubungan yang kuat antara alam dan perasaan manusia. Alam digambarkan sebagai cermin dari perasaan manusia, mencerminkan suasana hati dan peristiwa dalam kehidupan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang bagaimana alam dapat mempengaruhi perasaan dan emosi manusia.

Puisi "Lakon Sedih di Malam Purnama" karya Harijadi S. Hartowardojo adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan simbolisme dan pesan mendalam. Dalam puisi ini, malam purnama menjadi latar belakang yang memukau, namun juga menyimpan kesedihan dan kekecewaan bagi para pelakunya. Simbolisme kelelawar, bulan, pungguk, dan alam secara keseluruhan menambah dimensi emosional dalam puisi ini, mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehidupan yang penuh tantangan dan pentingnya menerima kenyataan dengan lapang dada.

Harijadi S. Hartowardojo
Puisi: Lakon Sedih di Malam Purnama
Karya: Harijadi S. Hartowardojo

Biodata Harijadi S. Hartowardojo:
  • Harijadi S. Hartowardojo (nama lengkap: Harjadi Sulaiman Hartowardojo / EyD: Hariyadi Sulaiman Hartowardoyo) lahir pada tanggal 18 Maret 1930 di Desa Ngankruk Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Indonesia.
  • Harijadi S. Hartowardojo meninggal dunia pada tanggal 9 April 1984 di Jakarta, Indonesia (dimakamkan di Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia).
  • Harijadi S. Hartowardojo adalah salah satu Sastrawan Angkatan 1950-an.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.