Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Dari Besakih (Karya Sanento Juliman)

Puisi | Dari Besakih | Karya | Sanento Juliman |
Dari Besakih


gunung dari semua gunung
bersidekap agung
ketika di langit hanya biru
hanya sunyi yang satu

jauh di bawah lambaian kelapa
dan jauh laut tertawa
dan dekat hanya hati kita
mendegup-degupkan duka
ketika harum rumput mengalun
ketika bumi mengigau
dengan beribu hijau

ketika burung-burung gugur dari kepaknya
dan masih mengepak langit
ketika bunga-bunga luruh dari wanginya
dan masih semerbak ke langit
ketika semua yang cerai-berai di bumi
disatukan oleh langit
oleh biru yang satu
oleh rindu


1970

Sumber: Tonggak (1987)

Analisis Puisi:
Puisi "Dari Besakih" karya Sanento Juliman menghadirkan beberapa elemen menarik:
  1. Keindahan Alam: Puisi ini menggambarkan keindahan alam dengan imaji gunung, laut, kelapa, rumput, dan bunga. Penulis menggunakan kata-kata yang mempesona untuk menggambarkan alam yang subur dan memikat, seperti lambaian kelapa, laut yang tertawa, dan bumi yang mengigau dengan beribu hijau. Hal ini menciptakan gambaran visual yang kuat dan memikat pembaca.
  2. Simbolisme Biru: Penulis menggunakan warna biru sebagai simbol keheningan, ketenangan, dan kesatuan. Ketika langit biru dan sunyi, hati kita berdegup-degupkan duka. Biru juga mewakili kesatuan yang melampaui perbedaan dan mempersatukan semua yang cerai-berai di bumi. Simbolisme biru menambah dimensi emosional dan filosofis dalam puisi ini.
  3. Kontras dan Persatuan: Puisi ini mengeksplorasi kontras antara keindahan alam yang harmonis dan perasaan duka yang dihadapi oleh hati kita. Meskipun ada kepedihan, puisi ini juga menekankan persatuan dan penyatuan semua yang terpisah. Melalui gambaran langit yang mempersatukan segala hal yang cerai-berai, puisi ini menunjukkan bahwa ada harapan dan kekuatan dalam persatuan.
  4. Imajinasi dan Perenungan: Puisi ini mengundang pembaca untuk memasuki dunia imajinasi dan merenung. Penulis menggunakan bahasa yang indah dan bergelombang, menggabungkan gambar-gambar alam yang kuat dengan perasaan dan pikiran yang dalam. Hal ini mendorong pembaca untuk merenungkan arti dan makna di balik kata-kata yang dipilih dengan cermat.
Puisi "Dari Besakih" menggabungkan keindahan alam, simbolisme warna, kontras, dan perenungan dalam gambaran yang kuat. Ini menciptakan pengalaman membaca yang mendalam dan mengundang pembaca untuk memikirkan tentang persatuan, keindahan, dan arti kehidupan.

Sanento Juliman
Puisi: Dari Besakih
Karya: Sanento Juliman

Biodata Sanento Juliman:
  • Ejaan yang Disempurnakan: Sanento Yuliman.
  • Sanento Juliman lahir di Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah pada tanggal 14 Juli 1941.
  • Sanento Juliman meninggal dunia di Bandung pada tanggal 14 Juli 1992.
© Sepenuhnya. All rights reserved.