Terlalu Harap
menjadi bungkuk karena menunggu
buta karena keringat harapan
pijar kilat sesekali dalam kalbu
dan nyala yang dipendam di dalam tertekan
beriak bening kolam terkaca wajah tiruan
terlalu lena dan semua bulukan menunggu
sinar mengerdip duka dilembari senyuman
meleburkan diri pada harapan
tapi sesekali iapun ada berujud kecemburuan
semua terlalu lena dalam harapan
8/9 Februari 1955
Sumber: Majalah Seni (September, 1955)