Puisi: Senja (Karya Sanusi Pane)
Puisi "Senja" karya Sanusi Pane menggambarkan perubahan suasana dan perasaan yang menyertainya saat matahari terbenam.
Senja
Malam turun perlahan-lahanDamai sentosa hening tenangSunyi senyap alam sekarangSuara angin bertahan-tahan
Bunga di kebun menutup kantukLalu tidur di dalam dukaBurung termenung mengingat sukaDalam senang rasa dihukum
Sukma sunyi seperti dahatLemas lesu karena rawanHati rindu memandang alam
Diam takut menanti malamTerkenang aku akan rupawanAkan adinda diikat adat
Sumber: Puspa Mega (1927)Analisis Puisi:
Puisi "Senja" karya Sanusi Pane adalah representasi dari perasaan dan pengamatan penyair terhadap suasana senja. Dalam puisi ini, penulis menggambarkan perubahan suasana dan perasaan yang menyertainya saat matahari terbenam.
Deskripsi Suasana Senja: Puisi ini dimulai dengan deskripsi suasana senja yang tenang dan damai. Kata-kata seperti "malam turun perlahan-lahan" dan "damai sentosa hening tenang" menciptakan citra ketenangan yang sering terkait dengan senja.
Hubungan dengan Alam: Sanusi Pane mengekspresikan perasaannya terhadap alam melalui penggambaran bunga yang "menutup kantuk" dan burung yang "mengingat suka" dan "dalam senang rasa dihukum." Ini menunjukkan bagaimana alam dapat menjadi cermin dari perasaan manusia dan sebaliknya.
Perasaan dan Emosi: Puisi ini menggambarkan perasaan penyair saat senja. Dia merasakan "lemas lesu" dan "hati rindu" saat matahari terbenam. Ini adalah perasaan nostalgia dan kerinduan yang sering muncul pada saat senja, ketika cahaya matahari meredup.
Kesendirian: Puisi ini juga mencerminkan suasana kesendirian. Penyair merasa "sukma sunyi" dan "diam takut menanti malam." Senja sering dihubungkan dengan perasaan kesendirian dan introspeksi.
Romantisisme: Puisi ini mengandung unsur romantisisme dengan merujuk pada "adinda diikat adat." Ini menciptakan nuansa cinta yang hilang atau berpisah, yang juga merupakan tema umum dalam puisi romantis.
Puisi "Senja" karya Sanusi Pane adalah pengamatan penyair tentang suasana senja yang tenang, perasaan nostalgia, kesendirian, dan elemen romantis. Puisi ini memungkinkan pembaca merenungkan hubungan manusia dengan alam dan perasaan yang muncul saat matahari terbenam.
Puisi: Senja Karya: Sanusi Pane
Biodata Sanusi Pane:
- Sanusi Pane lahir pada tanggal 1 Agustus 1905 di Sungai Puar, Sumatra Barat, Indonesia.
- Ia adalah seorang sastrawan, politisi, dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia pada pertengahan abad ke-20.
- Sanusi Pane meninggal dunia pada tanggal 2 April 1968 2 Januari 1968 (pada usia 62) di Jakarta.