Puisi: Sebuah Bas Berwarna Biru (Karya Abdul Latiff Mohidin)

Puisi "Sebuah Bas Berwarna Biru" karya Abdul Latiff Mohidin mengajak pembaca untuk merenung tentang perjalanan hidup mereka dan bagaimana mereka ...

Sebuah Bas Berwarna Biru

sebuah bas berwarna biru
tanpa nombor dan pemandu
merangkak
antara kenderaan-kenderaan
penuh darah

kalau ia berhenti
di depanku
kan kubeli
sebuah tiket berwarna biru
tanpa humor dan lagu

saudara
waktunya telah tiba
untuk aku melangkah kaki
tiket yang kubeli
terasa panas di tangan

bas berwarna biru
telah membuka pintu
waktunya telah tiba
untuk aku
mengenal derita

Kuala Lumpur, 23 Mei 1965

Sumber: Mekong River (2009)

Analisis Puisi:

Puisi "Sebuah Bas Berwarna Biru" karya Abdul Latiff Mohidin mengajak pembaca menyelami dimensi psikologis dan emosional yang mendalam melalui metafora bas berwarna biru yang penuh simbolisme.

Gaya Bahasa

  • Metafora dan Simbolisme: Bas berwarna biru tanpa nomor dan pemandu berfungsi sebagai metafora untuk perjalanan hidup yang penuh ketidakpastian dan ketidakjelasan. Warna biru sering kali melambangkan kesedihan dan keterasingan.
  • Bahasa Konkrit dan Visual: Penggunaan bahasa yang konkret seperti "bas berwarna biru" dan "tiket berwarna biru" memberikan visualisasi yang kuat dan langsung, sementara "penuh darah" menambah kesan dramatik dan mencekam.
  • Kontras dan Ironi: Kontras antara tiket yang "terasa panas di tangan" dan bas yang "tanpa humor dan lagu" menunjukkan ketegangan antara harapan dan kenyataan, serta ironi dari situasi yang dihadapi penyair.

Perjalanan dan Keterasingan

Puisi ini mengeksplorasi tema perjalanan dalam konteks keterasingan dan kesepian:
  • Bas Berwarna Biru: Sebagai simbol perjalanan hidup yang tidak terarah dan penuh ketidakpastian. Bas tanpa nomor dan pemandu melambangkan ketidakpastian dan ketidaktahuan tentang arah hidup.
  • Keterasingan dan Derita: "Penuh darah" dan "mengenal derita" menunjukkan bahwa perjalanan ini penuh dengan penderitaan dan tantangan. Ini menggambarkan pengalaman keterasingan dan kesulitan yang harus dihadapi oleh penyair.

Transformasi dan Kesadaran


Puisi ini juga menggarisbawahi tema transformasi dan kesadaran pribadi:
  • Keputusan untuk Melangkah: "Waktunya telah tiba untuk aku melangkah kaki" menandakan keputusan untuk menghadapi kenyataan dan perubahan. Ini menggambarkan proses pemahaman dan penerimaan penderitaan sebagai bagian dari perjalanan hidup.
  • Tiket yang Terasa Panas: Tiket yang panas di tangan melambangkan ketegangan dan beban emosional yang dirasakan oleh penyair, serta kesadaran akan realitas yang harus dihadapi.

Realitas dan Keterbatasan

Puisi ini juga mencerminkan realitas dan keterbatasan dalam menghadapi hidup:
  • Realitas yang Suram: Deskripsi bas dan lingkungan yang penuh darah menggambarkan realitas yang suram dan penuh kesulitan yang dihadapi oleh individu.
  • Keterbatasan Humor dan Lagu: "Tanpa humor dan lagu" menunjukkan bahwa dalam situasi ini, hiburan dan kenyamanan sering kali tidak tersedia. Ini mencerminkan keterbatasan dalam mencari pelarian atau kesenangan di tengah penderitaan.

Emosional

Puisi ini menyentuh emosi melalui penggunaan metafora dan gambaran yang kuat:
  • Empati dan Kesedihan: Pembaca dapat merasakan empati terhadap penyair yang menghadapi perjalanan penuh derita dan keterasingan. Kesedihan dan keterasingan yang digambarkan memberikan dimensi emosional yang mendalam.
  • Kesadaran dan Refleksi: Puisi ini mendorong pembaca untuk merenungkan perjalanan hidup mereka sendiri dan bagaimana mereka menghadapi penderitaan dan keterasingan dalam konteks kehidupan mereka.
Puisi "Sebuah Bas Berwarna Biru" karya Abdul Latiff Mohidin adalah karya yang menggambarkan perjalanan emosional dan psikologis dengan metafora yang kuat dan simbolis. Melalui struktur naratif dan gaya bahasa yang unik, puisi ini menawarkan wawasan mendalam tentang keterasingan, penderitaan, dan transformasi pribadi. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang perjalanan hidup mereka dan bagaimana mereka menghadapi tantangan serta kesulitan dalam konteks yang lebih luas.

Abdul Latiff Mohidin
Puisi: Sebuah Bas Berwarna Biru
Karya: Abdul Latiff Mohidin

Biodata Abdul Latiff Mohidin:
  • Abdul Latiff Mohidin lahir pada tahun 1941 di Lenggeng, Negeri Sembilan, Malaysia. Ia adalah seorang penyair, pematung, dan pelukis beraliran modernis.
© Sepenuhnya. All rights reserved.