Sumber: Kisah Seorang Pengembara (1936)
Analisis Puisi:
Puisi "Petang Hari" karya Ali Hasjmy adalah sebuah karya yang mengekspresikan keindahan dan kedamaian petang hari.
Deskripsi Alam: Puisi ini menggambarkan pemandangan petang yang indah. Penyair menggambarkan langit yang merah merona dan alam yang diberkahi dengan sinar matahari yang menurun saat petang hari. Ini menciptakan gambaran yang indah tentang alam.
Pesan Kedamaian: Puisi ini menciptakan perasaan kedamaian dan ketenangan. Petang hari sering kali dianggap sebagai waktu ketika alam dan manusia merasa tenang. Unsur-unsur seperti unggas yang bernyanyi dan air yang mengalir menambahkan nuansa ketenangan.
Pemikiran Pribadi: Penyair mungkin merenungkan pemandangan petang ini sebagai bagian dari pemikiran pribadinya. Momen ini mungkin membawanya kepada refleksi dan introspeksi tentang kehidupan dan alam.
Simbolisme: Petang merah dan langit senja seringkali digunakan sebagai simbol cinta dan romantisme. Di sini, warna merah mungkin merujuk pada perasaan cinta atau romantisme dalam pemikiran penyair.
Struktur Puisi: Puisi ini memiliki bentuk soneta. Ini adalah puisi yang singkat tetapi memadukan elemen deskriptif dan reflektif dengan baik.
Bahasa yang Lugas: Bahasa yang digunakan dalam puisi ini sederhana dan lugas. Penyair mampu mengekspresikan perasaannya dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh pembaca.
Secara keseluruhan, "Petang Hari" adalah puisi yang merenungkan keindahan alam dan menciptakan perasaan kedamaian. Ini adalah penggambaran yang indah tentang momen petang yang menenangkan dan menyajikan kesempatan bagi pembaca untuk merenungkan alam dan kehidupan dengan cara yang positif dan penuh harapan.
Karya: Ali Hasjmy
Biodata Ali Hasjmy:
- Prof. Ali Hasjmy lahir di Lampaseh, Aceh Besar dengan nama lengkap Muhammad Ali Hasyim pada tanggal 28 Maret 1914.
- Ali Hasjmy meninggal dunia di Banda Aceh, pada tanggal 18 Januari 1998.
- Dalam dunia sastra, Ali Hasjmy pernah menggunakan beberapa nama pena, antara lain Al Hariry, Aria Hadiningsun dan Asmara Hakiki.