Sumber: Dewan Sajak (1938)
Analisis Puisi:
Puisi "Mendali Tembaga" yang ditulis oleh Ali Hasjmy adalah sebuah karya sastra yang memaparkan perjalanan seorang kelana yang mendapat hadiah sebuah mendali tembaga. Puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti harapan, kekecewaan, dan pengorbanan dalam konteks perjalanan seseorang.
Tema Harapan dan Kekecewaan: Puisi ini menciptakan perasaan harapan awal ketika kelana mendapat hadiah mendali emas yang dihias dengan berlian. Namun, harapan ini berubah menjadi kekecewaan besar ketika mendali tersebut ternyata hanya berupa mendali tembaga sepuhan. Tema harapan dan kekecewaan ini menunjukkan betapa pentingnya tidak menilai sesuatu hanya berdasarkan penampilannya fisik.
Simbolisme Mendali: Mendali dalam puisi ini memiliki makna simbolis yang mendalam. Awalnya, mendali ini menggambarkan hadiah yang berharga dan berkilauan, tetapi ketika terungkap sebagai tembaga sepuhan, ia menjadi simbol dari hal-hal yang tampak indah tapi sesungguhnya kosong. Ini mengajarkan kita untuk melihat ke dalam, di luar penampilan, dan menghargai nilai sejati suatu hal.
Perjalanan Kelana: Kelana dalam puisi ini mencerminkan seseorang yang melakukan perjalanan dalam hidupnya. Ia mencari keindahan di dunia dan siap mengorbankan dirinya dalam perjuangan, yang tercermin dalam kata-kata "hasil dari jihadku." Ini menggambarkan semangat petualang dan pencari keindahan dalam diri seseorang.
Kontras antara Luar dan Dalam: Puisi ini mengeksplorasi kontras antara penampilan luar dan substansi dalam sebuah objek atau hadiah. Mendali emas dengan mata berlian awalnya tampak sangat berharga, tetapi ternyata hanya sebatas lapisan tembaga. Ini adalah pengingat penting untuk tidak menilai segala sesuatu hanya dari penampilannya.
Bahasa dan Gaya Bahasa: Ali Hasjmy menggunakan bahasa yang sederhana namun efektif untuk menyampaikan pesannya. Ia menggunakan kata-kata yang menggambarkan perasaan dan situasi dengan jelas. Selain itu, ritme puisi ini juga membantu dalam mengekspresikan perubahan suasana dari harapan ke kekecewaan.
Puisi "Mendali Tembaga" karya Ali Hasjmy adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan perjalanan seseorang yang mencari keindahan dalam hidupnya. Puisi ini menekankan pentingnya melihat di luar penampilan fisik suatu objek dan menghargai substansi sejati di dalamnya. Tema harapan dan kekecewaan juga memberikan pelajaran penting tentang bagaimana kita dapat menghadapi kejutan hidup yang tak terduga.
Karya: Ali Hasjmy
Biodata Ali Hasjmy:
- Prof. Ali Hasjmy lahir di Lampaseh, Aceh Besar dengan nama lengkap Muhammad Ali Hasyim pada tanggal 28 Maret 1914.
- Prof. Ali Hasjmy meninggal dunia di Banda Aceh, pada tanggal 18 Januari 1998.
- Dalam dunia sastra, Prof. Ali Hasjmy pernah menggunakan beberapa nama pena, antara lain Al Hariry, Aria Hadiningsun dan Asmara Hakiki.