Puisi: Kesuma (Karya Rustam Effendi)

Puisi | Kesuma | Karya | Rustam Effendi | O, Kesuma/ Mainan taman, penghibur mata/ Cantik dan permai warna daunmu/ Berbagai bentuk potongan pipimu/ ..
Kesuma


O, Kesuma,
Mainan taman, penghibur mata,
Cantik dan permai warna daunmu,
Berbagai bentuk potongan pipimu,
Laksana belud'ru ditabur permata.

O, Kesuma,
Peréwan hati, penarik cinta.
Masih dikandung dalam pelupuk,
Menjelang kembang, sumarak tersuruk.
Lah mulai menggila, siapa bermata.

O, Kesuma,
Lihatlah tuan dijunjung orang.
Ramai dan rajin kumbang menamu.
Kekupu enggan berjauh di kamu,
merayu membujuk, menanti kaukembang.

O, Kesuma,
Mekarlah daun pipimu, mérah.
Harum dan s'merbak bau udara.
Menangkup hulu kelana udara,
mencucup, menyudu, madumu sececah.

Ah, Kesuma,
Tinggallah tuan bermenung diri
Lesu dan layu wajah yang indah,
Harga dan gahmu, habislah tertumpah.
Tiada seorang terkenang kesari.

O, Perawan,
Ambillah bunga, menjadi cermin.
Tinggi dan mahal harga dirimu,
Di waktu muda sepintas ba' lalu.
K'hormatan perawan, setitik seangin.


Sumber: Puitika Roestam Effendi dan Percikan Permenungan (2013)

Analisis Puisi:
Beberapa hal yang menarik dari puisi "Kesuma" karya Rustam Effendi adalah:
  1. Simbolisme Kesuma: Kesuma digambarkan sebagai mainan taman yang menghibur mata. Dalam puisi ini, Kesuma melambangkan keindahan dan keperawanan. Penggambaran ini memberikan nuansa estetika dan kecantikan pada puisi.
  2. Personifikasi Kesuma: Puisi ini memberikan atribut dan sifat manusia pada Kesuma. Kesuma digambarkan memiliki warna daun yang cantik dan permai, potongan pipi yang indah, serta mampu menarik perhatian dan cinta. Hal ini menciptakan penggambaran yang hidup dan menarik perhatian pembaca.
  3. Kontras Antara Keindahan dan Kelemahan: Pada bagian akhir puisi, terdapat peralihan yang mengejutkan. Penyair menggambarkan Kesuma yang mulai layu dan lesu, kehilangan harga dan gahamya, dan tidak lagi dikenang oleh siapapun. Kontras ini menciptakan perasaan sedih dan melankolis dalam puisi.
  4. Makna Perawan dan Kehormatan: Puisi ini mengangkat tema kehormatan perawan dan kehilangan keperawanan. Penyair mengungkapkan bahwa kehormatan perawan hanya sekejap, dan harga diri perawan dapat hilang dengan cepat.
Puisi "Kesuma" karya Rustam Effendi mengandung simbolisme yang kuat dengan menggunakan Kesuma sebagai representasi keindahan dan keperawanan. Puisi ini juga menyampaikan pesan tentang kerapuhan dan kelemahan yang terkandung dalam keindahan.

Rustam Effendi
Puisi: Kesuma
Karya: Rustam Effendi

Biodata Roestam Effendi:
  • Rustam Effendi lahir pada tanggal 13 Mei 1903 di Padang, Sumatra Barat.
  • Rustam Effendi meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 1979 (pada usia 76) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.