Puisi: Kehilangan (Karya Rustam Effendi)

Puisi | Kehilangan | Karya | Rustam Effendi |
Kehilangan


Mengalir air hiliran hari,
        halqat rantai perjalanan hidupku.
Terlepas bebas antara jari,
        haram dapat menahannya dahulu.

Suatu batu manikam intan,
        rurut hati melepaskan larinya.
Terkenang senang masa digenggam,
        putih mata merindukan kembalinya!

Bukan beta bodoh melepas;
Hanyalah lupa mempersunting manikam,
karena diragu pikiran réwan.

Masa' mungkin mau melepas,
jikalau dapat menahani édaran?
Rumaja dimaling kehendak Alam.


Catatan:
halqat = cincin.


Sumber: Puitika Roestam Effendi dan Percikan Permenungan (2013)

Analisis Puisi:
Beberapa hal yang menarik dari puisi "Kehilangan" karya Rustam Effendi adalah:
  1. Kontras antara Kebebasan dan Kehilangan: Puisi ini menggambarkan perasaan kehilangan melalui gambaran air yang mengalir dan rantai yang terlepas. Ada perasaan kehilangan yang mendalam ketika sesuatu yang kita miliki atau kita cintai terlepas dari genggaman kita. Puisi ini menciptakan kontras antara kebebasan yang tercipta saat sesuatu hilang dan kehilangan yang dirasakan secara emosional.
  2. Gambaran Manikam dan Keindahan: Puisi ini menggunakan gambaran batu manikam intan yang melambangkan keindahan dan kenangan yang berharga. Keinginan untuk mempertahankan keindahan dan kenangan itu terasa kuat melalui penekanan pada putih mata yang merindukannya. Hal ini menciptakan perasaan nostalgia dan keinginan untuk kembali kepada apa yang telah hilang.
  3. Pertanyaan dan Refleksi Pribadi: Puisi ini mengandung pertanyaan dan refleksi pribadi mengenai kehilangan dan apakah melepaskan adalah pilihan yang tepat. Ada keraguan dan kekhawatiran yang dirasakan dalam pikiran penyair, menciptakan kekacauan emosional yang mendalam.
  4. Penggunaan Bahasa yang Kaya: Puisi ini menggunakan bahasa yang kaya dan puitis, seperti pemilihan kata yang menarik dan penggunaan aliterasi yang menciptakan irama dan nada yang khas.
Puisi "Kehilangan" karya Rustam Effendi menggambarkan perasaan kehilangan yang mendalam dan refleksi pribadi tentang arti kebebasan dan kenangan. Penggunaan gambaran, bahasa yang kaya, dan perasaan emosional yang kuat membuat puisi ini menarik untuk dibaca dan memberikan pemahaman mendalam tentang tema yang diungkapkan.

Rustam Effendi
Puisi: Kehilangan
Karya: Rustam Effendi

Biodata Roestam Effendi:
  • Rustam Effendi lahir pada tanggal 13 Mei 1903 di Padang, Sumatra Barat.
  • Rustam Effendi meninggal dunia pada tanggal 24 Mei 1979 (pada usia 76) di Jakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.