Puisi: Kaukah Sepi Itu? (Karya Mustofa Bisri)

Puisi "Kaukah Sepi Itu?" mengajak pembaca untuk merenung tentang beragam perasaan, hubungan yang tidak terucapkan, dan pemahaman yang lebih dalam ...
Kaukah Sepi Itu?

sungai tak pernah berkata kepada laut
aku rindu padamu
laut tak pernah berkata kepada sungai
aku tak rindu padamu
tapi sungai dan laut terus saling memburu

laut tak pernah berkata kepada langit
aku mencintaimu
langit tak pernah berkata kepada laut
aku benci padamu
tapi laut dan langit terus saling memadu

langit tak pernah berkata kepada mega
aku ingin berbicara denganmu
mega tak pernah berkata kepada langit
aku ingin mendiamkanmu
tapi langit dan mega terus saling mengadu

mega tak pernah berkata kepada angin
aku ingin belaianmu
angin tak pernah berkata kepada mega
aku ingin menamparmu
tapi mega dan angin terus saling bercumbu

angin tak pernah berkata kepadaku
ada berita untukmu
aku tak pernah berkata kepada angin
menanyakan beritamu
tapi angin dan aku sudah saling tahu

aku tak pernah berkata kepada sepi
jangan menggangguku
sepi tak pernah berkata kepadaku
aku ingin menungguimu
tapi aku dan sepi terus saling terpaku

kaukah sepi itu?

1414 H

Sumber: Pahlawan dan Tikus (1995)

Analisis Puisi:

Puisi "Kaukah Sepi Itu?" karya Mustofa Bisri adalah ungkapan yang mendalam tentang relasi dan hubungan antara unsur alam dan manusia, serta bagaimana mereka saling terkait dan berinteraksi.

Keterkaitan Alam dan Emosi Manusia: Puisi ini menggunakan metafora alam, seperti sungai, laut, langit, mega, dan angin, untuk menggambarkan hubungan dan emosi manusia. Setiap elemen alam digunakan untuk merepresentasikan perasaan manusia yang kompleks.

Keterlibatan dan Interaksi: Meskipun tidak pernah berkata secara langsung, setiap elemen alam terlibat dalam hubungan yang rumit. Hal ini menunjukkan bagaimana manusia, seperti unsur alam, sering kali terlibat dalam hubungan yang rumit dan saling mempengaruhi satu sama lain, meskipun tanpa perkataan.

Perasaan yang Tersembunyi: Ada perasaan yang tidak terucapkan secara langsung dalam puisi ini. Misalnya, laut tidak mengungkapkan rindu pada sungai, dan langit tidak menyatakan cinta pada laut. Namun, interaksi antara elemen alam tersebut mencerminkan adanya perasaan yang terpendam dan berdiam.

Kompleksitas Interaksi Manusia: Dengan menggunakan alam sebagai metafora, puisi ini menggambarkan kompleksitas hubungan antara manusia. Ada perasaan yang tak terucapkan, perbedaan yang tidak terungkap, dan interaksi yang terus berlangsung.

Misteri dan Pengetahuan: Di bagian akhir, penyair bertanya apakah keheningan (sepi) adalah sesuatu yang diinginkan atau diharapkan. Ini menggambarkan kebingungan dan rasa ingin tahu tentang bagaimana sepi dihadapi atau diterima.

Tingkat Bahasa dan Ekspresi: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana tetapi memiliki makna mendalam. Ekspresi yang digunakan menciptakan suasana misteri dan mengundang pembaca untuk berpikir lebih dalam.

Puisi "Kaukah Sepi Itu?" adalah representasi yang kuat tentang hubungan manusia dengan alam dan juga kompleksitas dalam interaksi manusia itu sendiri. Ia mengajak pembaca untuk merenung tentang beragam perasaan, hubungan yang tidak terucapkan, dan pemahaman yang lebih dalam terkait dengan alam dan manusia.

Mustofa Bisri
Puisi: Kaukah Sepi Itu?
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)

Biodata Mustofa Bisri:
  • Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri (sering disapa Gus Mus) lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak buku.
  • Selain menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang handal.
  • Gus Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.