Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Bersila (Karya Sanusi Pane)

Puisi "Bersila" karya Sanusi Pane merupakan sebuah meditasi yang mendalam tentang eksistensi manusia, waktu, dan kehadiran spiritual.
Bersila

Alam cintaku tidak berwatas,
Tidak dipagar tembok rasa.
Sukma melayang tinggi di atas,
Tidak dipagar tembok rasa.
Waktu mendesik melintas daku.
Aku diam, duduk bersila.
Hidup dan mati datang dan lalu,
Aku diam, duduk bersila.

Sumber: Madah Kelana (1931)

Analisis Puisi:

Puisi "Bersila" karya Sanusi Pane merupakan sebuah meditasi yang mendalam tentang eksistensi manusia, waktu, dan kehadiran spiritual. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna, Sanusi Pane berhasil menggambarkan pengalaman meditasi dan refleksi yang mendalam.

Kesederhanaan dan Kedalaman Makna: Puisi ini ditulis dengan penggunaan bahasa yang sederhana, namun memiliki kedalaman makna yang luar biasa. Setiap baris puisi memiliki bobot emosional dan spiritual yang kuat, mengundang pembaca untuk merenungkan makna yang tersembunyi di balik kata-kata tersebut.

Meditasi dan Keheningan: Penyair dalam puisi ini menggambarkan dirinya duduk bersila, menunjukkan bahwa dia tengah dalam proses meditasi atau refleksi yang dalam. Duduk bersila adalah posisi yang sering digunakan dalam praktik meditasi untuk mencapai kedamaian batin dan kesadaran spiritual yang lebih tinggi.

Alam Cinta yang Luas: Penyair menggambarkan bahwa alam cintanya tidak memiliki batas atau tembok rasa. Ini mungkin mengacu pada perasaan cinta dan kesadaran yang meluas ke seluruh alam semesta, tanpa dibatasi oleh batasan fisik atau emosional.

Siklus Kehidupan: Dalam pengalaman meditatifnya, penyair menyadari bahwa waktu terus berjalan dan kehidupan berlangsung dalam siklus tak berujung dari lahir, hidup, dan mati. Namun, meskipun segala sesuatu berubah dan berlalu, penyair tetap diam dan tenang dalam kedudukannya, menunjukkan penerimaan dan kedamaian dalam menghadapi kenyataan tersebut.

Puisi "Bersila" adalah sebuah pengalaman meditasi yang terungkap melalui kata-kata sederhana namun mendalam. Sanusi Pane berhasil menggambarkan proses refleksi spiritual yang dalam, di mana penyair menemukan kedamaian dalam kesadaran akan alam semesta, waktu, dan eksistensi manusia. Ini adalah sebuah perenungan yang mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan dan hubungan antara individu dengan alam dan waktu yang melingkupinya.

Sanusi Pane
Puisi: Bersila
Karya: Sanusi Pane

Biodata Sanusi Pane:
  • Sanusi Pane lahir pada tanggal 1 Agustus 1905 di Sungai Puar, Sumatra Barat, Indonesia.
  • Ia adalah seorang sastrawan, politisi, dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia pada pertengahan abad ke-20.
  • Sanusi Pane meninggal dunia pada tanggal 2 April 1968 2 Januari 1968 (pada usia 62) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.