Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Bangkok (Karya Darman Moenir)

Puisi "Bangkok" karya Darman Moenir mengeksplorasi tema-tema seperti kesendirian, kegelapan, dan penderitaan, sambil merangkai gambaran yang kuat ...

Bangkok

di bangkok ada seorang
junwun ujna dalam petang
tak merokok tetapi riang
palun sapa bernasib malang

menyayat daging-duka
'tuk tujuh bersaudara

di parunya ada yang rebah
di rinduku ada yang basah

itukah bangkok sebelum malam?
di situlah aku tersayat kelam

21 Desember 1981

Sumber: Sinar Harapan (Sabtu, 18 Juni 1983)

Analisis Puisi:

Puisi "Bangkok" karya Darman Moenir adalah sebuah karya yang menggambarkan suasana dan perasaan melalui penggambaran kota Bangkok dengan nuansa yang puitis dan mendalam. Puisi ini mencoba mengeksplorasi tema-tema seperti kesendirian, kegelapan, dan penderitaan, sambil merangkai gambaran yang kuat tentang pengalaman manusia di tengah-tengah kota yang ramai.

Tema Sentral

  • Suasana Kota: Puisi ini menggambarkan suasana Bangkok, sebuah kota yang sibuk dan ramai, namun di saat yang sama menghadirkan nuansa kesepian dan kegelapan. Penggunaan kata-kata seperti "petang", "riang", "malang", dan "tersayat kelam" menciptakan gambaran tentang kontras antara keceriaan dan kesedihan yang mungkin dirasakan oleh penduduk kota.
  • Pengalaman Pribadi: Puisi ini juga mencerminkan pengalaman pribadi penulis atau tokoh dalam puisi tersebut di dalam kota Bangkok. Ada ungkapan perasaan kesendirian dan penderitaan yang tersirat melalui penggunaan kata-kata seperti "menyayat daging-duka" dan "di rinduku ada yang basah". Hal ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas emosi manusia di tengah lingkungan urban yang serba cepat dan padat.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Bahasa Deskriptif dan Simbolis: Darman Moenir menggunakan bahasa yang sangat deskriptif untuk menggambarkan suasana dan perasaan dalam puisi ini. Penggunaan kata-kata yang puitis seperti "tersayat kelam" dan "di parunya ada yang rebah" memberikan nuansa yang kuat dan mendalam terhadap pengalaman yang digambarkan.
  • Struktur Bebas: Puisi ini memiliki struktur yang bebas tanpa aturan rima atau pola yang kaku, namun tetap mengalir dengan lancar. Hal ini memungkinkan puisi untuk mengekspresikan secara bebas dan menyesuaikan diri dengan nuansa dan emosi yang ingin disampaikan.

Interpretasi dan Makna

  • Kesendirian dan Kegelapan: Puisi ini menggambarkan kehidupan kota yang penuh dengan kesibukan namun juga kesendirian yang tersembunyi di dalamnya. Tokoh junwun ujna yang digambarkan sebagai seseorang yang "riang" namun "bernasi malang" mencerminkan paradoks emosi manusia di tengah keramaian kota besar.
  • Refleksi Diri: Melalui penuturan puisi ini, pembaca diundang untuk merenungkan tentang keadaan pribadi atau masyarakat yang mungkin tersembunyi di balik citra kota yang glamor dan sibuk. Hal ini mengajak untuk melihat lebih dalam, di balik lapisan-lapisan sosial dan emosional dari sebuah kota yang serba dinamis.
Puisi "Bangkok" karya Darman Moenir adalah sebuah penggambaran yang dalam dan puitis tentang pengalaman di kota Bangkok. Dengan bahasa yang kuat dan deskriptif, puisi ini tidak hanya menggambarkan suasana kota yang kontras, tetapi juga mengundang pembaca untuk merenungkan tentang kesendirian, kegelapan, dan kompleksitas emosi manusia di dalamnya. Melalui penuturan yang bebas namun puitis, puisi ini menciptakan gambaran yang kuat dan memikat tentang pengalaman manusia di tengah-tengah lingkungan urban yang sibuk dan padat.

Darman Moenir
Puisi: Bangkok
Karya: Darman Moenir

Biodata Darman Moenir:
  • Darman Moenir (dieja Darman Munir) lahir di Sawah Tangah, Pariangan, Tanah Datar, Sumatra Barat, pada tanggal 27 Juli 1952.
  • Darman Moenir meninggal dunia di Kota Padang, Sumatra Barat, pada tanggal 30 Juli 2019 (pada usia 67 tahun).
  • Darman Moenir adalah salah satu sastrawan angkatan 1980-1990an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.