Memahami Hakikat dan Tujuan Pernikahan

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di masa depan, sehingga sebagai manusia, sudah sewajarnya agar teliti dalam mempersiapkan masa depan. Apalagi ...

Akhir-akhir ini, akibat banyaknya kasus perselingkuhan dan perceraian, terutama di kalangan artis, perjanjian pra nikah menjadi hal yang cukup sering diperbincangkan di media sosial. Apalagi beberapa artis tanah air, secara terbuka, juga mengaku bahwa mereka membuat perjanjian pra nikah.

Perjanjian tersebut biasanya mencakup permasalahan harta, pembagian harta, dan hutang. Namun tidak hanya sampai di situ saja, sempat beredar isi perjanjian pra nikah pasangan Lesti Kejora dan Rizky Billar yang menyebutkan agar saling memberitahukan pin ATM, password HP dan password Media Sosial. Itu adalah contoh perjanjian pra nikah yang unik dan cukup menghebohkan jagat maya.

Tidak ada yang tahu apa yang terjadi di masa depan, sehingga sebagai manusia, sudah sewajarnya agar teliti dalam mempersiapkan masa depan. Apalagi bagi yang ingin atau sedang menjalani hubungan pernikahan, ada baiknya untuk memahami hakikat dan tujuan pernikahan.

Pernikahan

Pernikahan ialah dambaan setiap orang. Setiap manusia pasti ingin melakukan pernikahan, membina hubungan rumah tangga bersama orang yang dicintainya, memiliki anak-anak yang manis dan cerdas, dan bisa menyalurkan kasih sayang terhadap anggota keluarga.

Hakikat Pernikahan


Setiap orang pasti pula hanya menginginkan sekali seumur hidup dalam melakukan pernikahan. Dalam setiap pernikahan, pastilah ia menginginkan bahwa yang menjadi pasangannya ialah pasangan hingga akhir hayatnya.

Keinginan yang mulia itu idealnya diiringi dengan berbagai upaya untuk mempertahankan ikatan pernikahan yang suci. Bukan hanya itu, sebelum memasuki gerbang pernikahan, hal-hal yang sifatnya persiapan juga tidak bisa dikesampingkan.

Satu hal yang harus diingat adalah, pernikahan memang hal biasa bagi setiap manusia, sekaligus menjadi luar biasa ketika akan dihadapi. Dilihat dari hal ini, pernikahan bisa dikategorikan sebagai sebuah peristiwa unik yang terjadi dalam kehidupan manusia.

Siapapun pasti menginginkan pernikahannya selalu dipenuhi dengan hal-hal baik. Mulai dari persiapan hingga bagaimana menjalani biduk rumah tangga itu sendiri.

Ibarat akan mengarungi lautan, pernikahan juga membutuhkan kesiapan bekal, baik mental maupun pemenuhan kebutuhan. Jika ada badai yang menerjang, itu semua tidak akan menjadi masalah bila persiapan sudah matang. Bila semua disiapkan dengan baik.

Persiapan Pernikahan

Pernikahan bagi sebagian orang bukan hanya merupakan sesuatu yang sakral, namun menjadi suatu hal yang harus dipersiapkan sebaik-baiknya. Persiapan pernikahan ini bukanlah pada tataran ikrar menjalani kehidupan rumah tangga saat akad nikah atau pemberkatan, bahkan bukan pula pada resepsi.

Persiapan pernikahan yang dimaksud ialah mempersiapkan diri secara lahir dan batin, secara fisik dan mental. Dan juga menentukan pasangan yang tepat yang benar-benar bisa menjadi rekan dalam membangun rumah tangga yang harmonis.

Siapapun pasti menginginkan pernikahannya langgeng hanya dengan satu pasangan, sebab itulah pemilihan pasangan hidup juga menjadi hal yang cukup penting ketika mempersiapkan pernikahan. Apa dan bagaimana kriteria pasangan yang baik tentu hanya anda sendiri yang dapat menilai dan merasakannya.

Sebuah pernikahan yang hanya dilandasi oleh nafsu untuk berkeluarga saja tanpa memahami betul maksud dari sebuah kehidupan rumah tangga, pastilah tidak akan berjalan dengan baik. Ujung-ujungnya ialah perceraian.

Nafsu yang dimaksud tentu saja nafsu seksual. Jika ekspektasi atau pengharapan manusia terhadap pernikahan hanya untuk hal itu, maka biasanya, pernikahan tidak akan bertahan lama.


Tujuan Pernikahan


Selain berkenaan dengan nafsu seksual, memilih pasangan hanya berdasarkan kecantikan atau ketampanan fisik juga termasuk nafsu. Hal itu sama-sama cenderung tidak akan membuat ikatan pernikahan berjalan lama.

Seperti yang telah diketahui bahwa kecantikan atau ketampanan hanya bersifat sementara. Kulit yang mulus akan berubah keriput, rambut yang hitam tergerai akan berubah memutih, badan yang langsing bagi para wanita biasanya akan berubah menjadi gendut usai melahirkan.

Jika sudah demikian, biasanya akan timbul hal-hal yang dapat merusak keharmonisan pernikahan, misalnya suami mencari selingkuhan yang lebih muda atau sebaliknya.

Untuk itu, ada baiknya jika anda mengubah kriteria pasangan yang ideal untuk anda. Tambahkan kecantikan hati dan perilaku dalam daftar pencarian. Hal tersebut niscaya tidak akan luntur oleh waktu.

Ada hal yang lebih menyedihkan, yaitu ketika pernikahan yang hanya didasari oleh rasa malu sebab pasangannya telah hamil terlebih dulu. Hal inilah yang saat ini banyak terjadi dan seolah-olah telah menjadi fenomena yang tidak asing lagi bagi masyarakat kita untuk menikahkan anaknya yang telah hamil terlebih dulu.

Pernikahan yang mereka lakukan adalah semacam penyelamatan nama baik keluarga atau pihak wanita yang telah berbadan dua. Walau kadang mereka menganggap pernikahan itu sebagai jalan untuk memperbaiki keadaan, mengoreksi kesalahan yang telah mereka lakukan dulu.

Selain salah menurut agama, pernikahan karena disebabkan hamil di luar ikatan sah juga salah menurut budaya serta adat. Kebanyakan, pernikahan semacam ini hanya akan menimbulkan permasalahan di kemudian hari.

Rasa malu akan dibawa seumur hidup oleh pasangan maupun orang tua. Sungguh menyedihkan. Pernikahan yang sejatinya menghadirkan kebahagiaan justru hilang karena ulah dan nafsu sesaat.

Sekali lagi, bahwa persiapan pernikahan bukan hanya berkenaan dengan materi. Ada hal lebih penting dibanding itu semua, yakni persiapan mental. Bahwa anda akan menjadi istri dan suami, orang tua dari anak-anak, dengan kata lain, tanggung jawab yang dipikul akan jauh lebih berat.

Hakikat dan Tujuan Pernikahan

Sejatinya, pernikahan bukanlah hanya pesta pora, melampiaskan kegembiraan dan kemewahan dalam satu hari saja. Pernikahan bukanlah kesakralan saat akad nikah atau pemberkatan semata. Justru, kesakralannya terletak pada bagaimana kedua insan yang telah menyatu dalam bingkai pernikahan, bisa merefleksikan kesucian akad atau pemberkatan dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

Toleransi, saling menghargai, dan bekerja sama menjadi kunci dalam membangun kehidupan rumah tangga. Semuanya bukan hanya terletak pada bagaimana kita menyikapi kehidupan rumah tangga, namun ditentukan pula bagaimana kita memosisikan diri sebagai suami atau istri bagi diri sendiri dan pasangan, serta ayah atau ibu bagi anak-anaknya. Pernikahan menunjukkan tanggung jawab yang naik satu tingkat dibandingkan saat anda masih sendiri.

Itu sebabnya banyak pria atau wanita yang masih melajang meski usia mereka telah dianggap sangat cukup bahkan lebih dari mapan untuk menikah. Mereka memiliki pandangan lain terhadap sebuah pernikahan.

Bagi mereka, pernikahan bukan hanya memiliki pasangan seumur hidup, kemudian memiliki anak-anak, dan cucu kelak. Lebih dari itu, pernikahan merupakan jalan untuk membuatnya menjadi individu yang lebih baik yang menghasilkan anak-anak yang lebih baik dalam segala hal dibanding dengan dirinya.

Jika menikah hanya akan menghasilkan generasi yang memiliki kehidupan yang sama atau tidak jauh beda dengan dirinya, maka pernikahan yang mereka lakukan termasuk gagal. Hanya menjadi kemestian atas dorongan omongan orang tua semata. Mereka memutuskan menunda pernikahan sebab mereka ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya kelak.

Bagi mereka, memberi makanan yang baik bagi anak termasuk mudah. Namun memberi pendidikan yang baik untuk anak tidaklah mudah. Melalui pendidikan yang baik, anak-anaknya bisa mengubah nasib keluarganya. Melalui pendidikan yang baik, anak-anaknya bisa menjadi individu yang berguna bagi masyarakatnya.

Itu sebabnya, banyak yang memutuskan menikah saat mereka telah memasuki usia 30-an sebab pada usia itu mereka telah benar-benar siap menjalani pernikahan seutuhnya.

Dikaitkan dengan permasalahan agama, hakikat pernikahan jauh lebih sakral. Bahwa pernikahan adalah ladang yang bisa ditanami amal sebanyak-banyaknya. Untuk para wanita, bagaimana caranya menjadi istri kebanggaan suami, yang dapat menjaga nama baik keluarga, dan menjadi ibu yang baik untuk anak-anak. Begitupun dengan para pria, bahwa amal bisa diperoleh ketika bisa menjadi imam yang baik, memenuhi kebutuhan keluarga, dan menjadi ayah panutan bagi anak-anak.

Pernikahan bukanlah hanya dilihat dari persiapannya saja, bukanlah dilihat dari pestanya. Pernikahan yang dilangsungkan secara mewah dan megah bukan menjadi jaminan langgengnya sebuah ikatan pernikahan, begitupun dengan pernikahan yang sederhana, hal itu bukan jaminan bahwa pernikahan itu pasti tidak akan berlangsung lama.


Pernikahan


Tidak peduli apakah anda yakin atau tidak bahwa pernikahan anda akan bertahan lama, membuat perjanjian pra nikah adalah tindakan yang bijak. Dewasa ini, jika anda membutuhkan jasa dan konsultasi perjanjian pra nikah, anda bisa menghubungi  kontrakhukum.com atau +62-821-1212-4300 (Chat di WhatsApp).

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.