Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Strategi Guru dalam Pengelolaan Kelas Multikultural

Mengelola kelas multikultural memerlukan pemahaman yang baik tentang keberagaman budaya serta strategi yang efektif untuk memfasilitasi interaksi ....

Seorang guru diharuskan memahami tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh guru dalam mengelola kelas multikultural, seperti perbedaan budaya, etnis, bahasa, dan latar belakang siswa yang beragam. Mengidentifikasi strategi pengelolaan kelas yang efektif untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, aman, dan positif bagi semua siswa, terlepas dari latar belakang budaya mereka.

Menjelajahi pendekatan dan teknik pengajaran yang dapat memperkaya pengalaman belajar siswa multikultural, seperti penggunaan materi ajar yang beragam, pengakuan terhadap keberagaman, dan penggunaan bahasa yang inklusif.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, bagaimana penerapan pendidikan multikultural pada pembelajaran PAI yang dianalisis melalui literatur kepustakaan yang mendukung.

Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan data deskriptif yaitu data yang dikumpulkan dengan menggunakan kata-kata.

Pembahasan masalah di artikel ini penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan. Guru sebagai pengelola kelas memiliki peran dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan dan membina kelas agar tetap kondusif dari waktu ke waktu.

Kondisi kelas yang plural dan heterogen menuntut adanya upaya pengorganisasian kelas yang dapat mengakomodir segala keragaman siswa.

Melalui pengelolaan kelas yang multikultural inilah keterampilan-keterampilan untuk mengembangkan diri, bekerjasama dengan orang lain yang mendukung terhadap keragaman dan keadilan sosial dapat dikembangkan.

Strategi Guru dalam Pengelolaan Kelas Multikultural

Dalam era globalisasi saat ini, dunia menjadi semakin terhubung dan beragam. Salah satu dampaknya adalah terjadinya keragaman budaya di dalam kelas, di mana siswa berasal dari latar belakang budaya, etnis, agama, dan bahasa yang berbeda.

Kelas Multikultural adalah kelas yang memiliki siswa dengan latar belakang budaya yang beragam, dan hal ini menjadi tantangan bagi guru dalam mengelola kelas dengan efektif.

Mengelola kelas multikultural memerlukan pemahaman yang baik tentang keberagaman budaya serta strategi yang efektif untuk memfasilitasi interaksi positif antara siswa. Tantangan yang dihadapi dalam kelas multikultural meliputi perbedaan nilai-nilai, norma, bahasa, dan komunikasi antara siswa.

Strategi Guru

Kurangnya pengelolaan yang baik dapat mengakibatkan konflik, diskriminasi, dan ketidaknyamanan di antara siswa, serta mempengaruhi kualitas pembelajaran.

Guru dan peserta didik merupakan faktor penentu yang paling utama dalam pendidikan umumnya, karena guru dan peserta didik memegang peranan dalam proses pembelajaran, di mana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan terjadinya perubahan tingkah laku anak.

Guru memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar, ia merupakan ujung tombak dari pelaksanaan pendidikan multikultural yang menentukan dalam mencapai keberhasilan dalam mendorong, memahami dan berperilaku dalam realita kehidupan berdasarkan lintas budaya dari para peserta didik.

Materi yang disampaikan, cara mengajar dan kepribadian guru dapat mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah yang diasumsikan peserta didik memilki beragam latarbelakang agama, etnik, bahasa dan budaya.

Seluruh praktisi pendidikan, tenaga pendidik maupun kependidikan, seharusnya sadar akan urgensi pendidikan multikulturalisme dan memikirkan bagaimana strategi untuk memasukan kurikulum yang berbasis multikultural di sekolah.

Hal ini juga menjadi tantangan bagi guru Pendidikan Agama Islam alih alih hanya menguasai materi keagamaan, guru juga harus memiliki pemahaman terhadap pendidikan multikulturalisme.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi penelitian (Ratniana, 2019), pelaksanaan pendidikan multikultural terlihat pada proses KBM oleh guru pelajaran agama islam yang menganjurkan untuk siswa non-muslim agar turut serta dalam pembelajaran tentang materi yang tidak bersifat peribadatan.

Alasan guru berinisiatif dengan siswa non-muslim yang mengikuti pembelajaran PAI antara lain: tidak adanya mata pelajaran agama lain kecuali pelajaran agama islam di sekolah tersebut, mencegah siswa berkeliaran saat jam Strategi dan Peluang Pembelajaran PAI Berbasis Multikultural ISSN 1411-5875 295 pelajaran agama berlangsung, dan antusias siswa non-muslim dalam berpartisipasi di kegiatan diskusi kelompok.

Oleh karena itu, penelitian tentang strategi mengelola kelas multikultural menjadi penting untuk membantu guru dalam memahami dan menghadapi tantangan dalam mengelola kelas yang beragam budaya.

Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki strategi yang efektif dalam mengelola kelas multikultural, termasuk pendekatan yang dapat digunakan oleh guru untuk mengurangi konflik budaya, memfasilitasi kerjasama, dan memperkuat inklusi dalam kelas.

Dalam penelitian ini, akan dianalisis berbagai pendekatan, teknik, dan metode yang telah diuji dan diaplikasikan dalam konteks kelas multikultural, serta implikasi dan manfaat penggunaan strategi tersebut dalam meningkatkan pembelajaran di kelas multikultural.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, bagaimana penerapan pendidikan multikultural pada pembelajaran PAI yang dianalisis melalui literatur kepustakaan yang mendukung.

Pendekatan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan data deskriptif yaitu data yang dikumpulkan dengan menggunakan kata-kata.

Pembahasan masalah di artikel ini penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi dari sumber pustaka seperti buku, jurnal, dokumen dan sumber pustaka lainnya.

Hasil dan Pembahasan

1. Pendidikan Multikultural

Dalam dunia pendidikan saat ini, kelas multikultural menjadi hal yang umum. Kelas multikultural adalah kelas yang terdiri dari siswa-siswa dengan latar belakang budaya, bahasa, agama, dan etnis yang beragam.

Dalam kelas multikultural, seorang guru perlu menghadapi tantangan yang unik dalam mengelola kelas untuk menciptakan lingkungan yang inklusif, harmonis, dan efektif.

Proses pendidikan di sekolah, guru memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar, ia merupakan ujung tombak dari pelaksanaan pendidikan multikultural yang menentukan dalam mencapai keberhasilan dalam mendorong, memahami dan berperilaku dalam realita kehidupan berdasarkan lintas budaya dari para peserta didik.

Pengelolaan Kelas

Materi yang disampaikan, cara mengajar dan kepribadian guru dapat mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah yang diasumsikan peserta didik memilki beragam latarbelakang agama, etnik, bahasa dan budaya.

Selain itu masyarakat juga harus berpartisipasi di dalam proses pendidikan di sekolah, dengan memberikan partisipasi pemikiran yang dapat mendorong dan mengembangkan cakrawala pendidikan menuju masyarakat multikultural yang harmonis.

2. Strategi Pembelajaran Multikultural

Di dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah guru perlu memiliki strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuannya. Strategi yang perlu digunakan ada bermacam-macam seperti: diskusi, simulasi, bermain peran, observasi, studi kasus, problem solving (Aly, 2003: 60-73).

Melalui diskusi guru dapat memberikan masukan dan memperoleh informasi dari peserta didik tentang sumbangan aneka budaya dan orang dari suku lain dalam hidup bersama sebagai bangsa.

Kegiatan pembelajaran pendidikan multikultural menurut Zubaidi (2004: 77) adalah guru dituntut mau dan mampu menerapkan strategi pembelajaran kooperatif hal-hal harus menerapkan, yaitu saling ketergantungan, adanya interaksi tatap muka yang membangun, pertanggung jawaban secara individu, ketrampilan sosial dan efektivitas proses pembelajaran dalam kelompok.

Sekolah yang mengelola pendidikan berdasarkan multikultural senantiasa menghormati, menghargai perbedaan yang ada pada warga sekolah dengan latar belakang nilai agama, suku, ras, bahasa, etnis dan golongan yang ada di sekolah.

Strategi mengelola kelas untuk menghadapi tantangan dalam mengelola kelas multikultural, seorang guru dapat menggunakan strategi berikut:

1. Pengenalan Budaya

Seorang guru dapat memperkenalkan budaya-budaya yang berbeda kepada siswa melalui pembelajaran yang inklusif. Guru dapat mengundang siswa untuk berbicara tentang budaya mereka sendiri, serta memperkenalkan budaya lain melalui cerita, film, atau kegiatan lain yang relevan.

Pengenalan budaya oleh guru kepada murid bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, penghargaan, dan toleransi terhadap perbedaan budaya, serta membentuk sikap yang inklusif, terbuka, dan menghormati terhadap kelompok masyarakat yang berbeda budaya.

2. Pemahaman Bahasa

Seorang guru dapat menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh semua siswa dalam kelas, dan dapat memfasilitasi pemahaman antara siswa yang memiliki bahasa ibu yang berbeda.

Penggunaan alat bantu visual, seperti gambar, dapat membantu dalam pemahaman bahasa.

3. Pendekatan Berbasis Inklusi

Seorang guru dapat mengadopsi pendekatan yang inklusif dalam pembelajaran, dengan mengakui dan menghargai perbedaan siswa serta menciptakan iklim kelas yang ramah bagi semua siswa, tanpa diskriminasi atau prasangka.

4. Diversifikasi Materi Pembelajaran

Seorang guru dapat menggunakan beragam materi pembelajaran yang mencakup berbagai perspektif budaya, etnis, dan agama.

Hal ini dapat membantu siswa mengenali dan menghargai keragaman, serta merasa lebih terhubung dengan materi pembelajaran.

Strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru difasilitasi dari sekolah, peserta didik dapat mengembangkan pendapatnya, wawasan dan pemahaman yang mendalam tentang keragaman yang terjadi dikehidupan sosial.

Pemahaman terhadap sikap dan perilaku toleran, simpatik, empatik dan menghormati terhadap sesama akan tumbuh pada diri masing-masing peserta didik.

Maka proses pembelajaran yang difasilitasi sekolah tidak sekedar berorientasi pada ranah kogniti, namun juga ranah afektif dan psikomotor.

Yang perlu dilakukan oleh guru adalah melihat latar belakang kultural dan keagamaan para siswa. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu program penelitian dengan gaya belajar berbasis kultur keagamaan dalam upaya menentukan cara pengajaran mana yang dapat digunakan untuk kelompok siswa tertentu dan program lintas batas dilakukan dengan studi bersama antaragama, studi bersama antaretnik studi bersama antar gender.

Ada beberapa keterampilan hidup bersama yang sedang dilatihkan dari proses belajar semacam ini antara lain: dialog kelompok akan membawa siswa berani mengekspresikan pendapatnya meski harus berbeda dengan yang lain, mereka belajar mendengar pendapat orang lain dari yang pro, serupa, bahkan kontra; siswa dilatih untuk mensintesis pandangan-pandangan yang beragam terhadap tema yang dibahas.

Selain itu ada juga beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam menentukan metode pembelajaran antara lain, metode yang dipilih dapat membangkitkan minat dan motif belajar peserta didik, metode yang dipilih dapat memberi kebebasan pada peserta didik dalam berkreasi, metode dapat mendorong semangat peserta didik sehingga muncul keinginan untuk belajar lebih dalam mengenai materi dengan terus bereksplorasi dan berinovasi, metode yang dipilih dapat menumbuhkan sikap dan kebiasaan baik yang berpengaruh pada kehidupan peserta didik (Ramayulis, 2010).

Selain metode pembelajaran guru juga harus mempersiapkan strategi pembelajaran supaya pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien.

3. Tantangan dalam Mengelola Kelas

Mengelola pembelajaran multikultural adalah tantangan yang kompleks, namun sangat penting dalam konteks dunia yang semakin global dan multikultural saat ini. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh guru dalam mengelola kelas multikultural antara lain:

1. Keragaman Budaya

Siswa dalam kelas multikultural dapat berasal dari berbagai budaya yang berbeda, dengan keyakinan, nilai, dan tradisi yang beragam. Hal ini dapat mempengaruhi dinamika kelas dan interaksi antar siswa.

2. Bahasa

Siswa dalam kelas multikultural mungkin memiliki bahasa ibu yang berbeda, yang dapat menjadi hambatan dalam komunikasi dan pemahaman antara siswa dan guru.

3. Perbedaan Belajar

Siswa dalam kelas multikultural mungkin memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, yang memerlukan pendekatan yang berbeda dalam mengajar dan memfasilitasi pembelajaran.

4. Diskriminasi dan Prasangka

Siswa dalam kelas multikultural mungkin menghadapi diskriminasi dan prasangka dari teman sekelas atau bahkan guru, yang dapat mempengaruhi iklim kelas secara keseluruhan. Kurikulum yang inklusif: Kurikulum yang tidak inklusif dapat menjadi tantangan dalam pembelajaran multikultural.

Penting untuk memastikan bahwa kurikulum yang digunakan mencerminkan keberagaman budaya, sejarah, dan kontribusi berbagai kelompok etnis, agama, dan budaya dalam materi pelajaran.

5. Keterlibatan dan Partisipasi Siswa

Dalam pembelajaran multikultural, keterlibatan dan partisipasi siswa dari berbagai latar belakang budaya dan etnis sangat penting.

Tantangannya adalah memastikan bahwa semua siswa merasa diterima, didorong untuk berpartisipasi, dan memiliki kesempatan untuk berkontribusi dalam pembelajaran.

Simpulan

Pendidikan saat ini semakin heterogen dengan keberagaman budaya, agama, bahasa, dan latar belakang sosial yang dimiliki oleh siswa. Dalam konteks tersebut, pengelolaan kelas multikultural menjadi suatu tantangan bagi para pendidik.

Dalam artikel ini, telah dibahas beberapa strategi pengelolaan kelas multikultural yang dapat membantu pendidik dalam menghadapi tantangan tersebut.

Pertama, guru perlu menerima dan menghargai perbedaan siswa, serta memahami latar belakang budaya mereka. Guru juga harus bersikap empati terhadap pengalaman dan perspektif siswa, serta menghindari prasangka dan stereotip yang dapat mempengaruhi hubungan antara guru dan siswa.

Kedua, pengajaran yang beragam menjadi strategi yang penting dalam mengelola kelas multikultural. Guru harus menyusun kurikulum dan pengajaran yang mengakomodasi keberagaman siswa, termasuk penggunaan sumber daya yang menggambarkan beragam budaya dan pengalaman siswa.

Ketiga, pembangunan keterampilan sosial dan interkultural menjadi strategi yang relevan dalam mengelola kelas multikultural. Guru harus membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang beragam budaya, serta mengajarkan keterampilan berkomunikasi, bekerja sama, dan memecahkan konflik secara konstruktif.

Melibatkan siswa dalam kegiatan yang mendorong pengalaman langsung dengan keberagaman budaya, seperti kunjungan ke tempat-tempat bersejarah, pertukaran budaya, dan pengalaman bermain peran, dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan interkultural yang diperlukan untuk bertahan dalam masyarakat yang semakin multikultural.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pemahaman tentang strategi mengelola kelas multikultural yang efektif, serta memberikan pedoman praktis bagi guru dalam memfasilitasi pembelajaran yang inklusif dan positif di dalam kelas yang beragam budaya.

Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan kelas multikultural, memperkuat hubungan antara siswa dengan latar belakang budaya yang berbeda, dan mendorong pencapaian akademik yang optimal bagi semua siswa di dalam kelas multikultur.

Daftar Pustaka

  1. Mustafida, F. (2021). Pengelolaan Kelas Multikultural: Strategi Mengelola Keberagaman Peserta Didik di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.
  2. Mustafida, F. (2020). Integrasi Nilai-nilai Multikultural dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
  3. Rivadah, M., Potabuga, M. N., & Rahman, A. (2020). Strategi dan Peluang Pembelajaran PAI Berbasis Multikultural. Jurnal Penelitian Agama, 21(2), 291-301.
  4. Kirom, A. (2017). Peran Guru dan Peserta Didik dalam Proses Pembelajaran Berbasis Multikultural. Jurnal Al-Murabbi, 3(1), 69-80.
  5. Munadlir, A. (2016). Strategi Sekolah dalam Pendidikan Multikultural. Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar Ahmad Dahlan, 2(2), 114-130.
Penulis:
Rahayu Qurrota 'Ainin saat ini aktif sebagai mahasiswa di UIN Prof. K.H Saifuddin Zuhri, Purwokerto.
© Sepenuhnya. All rights reserved.